Chapter 16.

6 0 0
                                    

- Karena cinta dimulai dari menerima-







Enjoyy^^








"Hahah, bener banget emang kata Cakra yaa. Lu itu ngga peka banget," ucapan Arjuna di hari itu kembali terbayang.

Sudah kesekian hari sejak Gilang tidak bisa 'menemukan' Cakra. Semua chat-nya centang satu padahal ngga diblokir.


Gilang sendiri tengah berada di jam istirahat les malamnya. Dari hari ke hari tingkat kefokusannya menurun, bahkan semakin memburuk.

Ia bersender pada tembok kantin sambil mengutak-atik ponselnya membaca semua chatnya yang tak kunjung mendapat balasan dari laki-lakinya.


Kemudian dengan kesadaran penuh dia menggumam pelan, "aku rindu kamu, Cakra."


Entah kenapa pedih sekali rasanya. Ketika hanya bisa melihatnya dari kejauhan tanpa bisa mendekat atau memeluknya.

Saat ini, detik ini, Gilang benar-benar ingin sekali membawa Cakra ke dalam dekapannya. Semua kenangan manis bersamanya terus berputar.

Gilang ingin melihat tawa dan senyum Cakra yang hangat dan lembut itu. Rambut merahnya yang dengan begitu menawan melambai-lambai. Muka cemberutnya ketika kesal difoto tanpa izin. Pipinya yang memerah ketika dia menggandeng tangannya. Binar matanya yang penuh kehidupan dan keceriaan.



Juga bibirnya yang merah ranum...



Ah, lupakan bagian yang itu.





Gilang suka ketika Cakra memeluknya dari belakang sewaktu memboncengnya pulang. Rasanya begitu nyaman dan hangat.


Dia pun melirik ke tas yang ada di sebelahnya. Dia menggapai sesuatu yang tergantung.

Itu adalah gantungan kunci hadiah dari Cakra sewaktu mereka bermain ke alun-alun kota. Telinga yang sobek, dengan detail darah-darah. Mengerikan memang, tapi bikin kangen.


Dia pun bergerak perlahan, mencium benda pusaka itu.


Dari kejauhan, seseorang menatap nanar tingkah laku Gilang itu. Dengan pandangan penuh rasa tidak suka, dia berbalik ke arah lain.









Keesokan harinya, Gilang menemui Arjuna di sekolah. Di kelas Arjuna itu sendiri.

MONOKROM (BL INDO) (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang