Chapter 8.

11 2 2
                                    

Hanya ada satu hal yang mampu membuat mimpi tidak tercapai, yaitu adalah ketakutan akan kegagalan.

{By Cakra Adiwangsa}






"Aku ngga pernah minta buat kamu dateng ke sini!" Seakan tidak peduli dengannya, Gilang berjalan masuk ke dalam rumah Cakra dan segera menuju dapur begitu melepas sepatunya.


"Hei! Dengerin!" Gilang lanjut mengeluarkan barang-barang dari dalam plastik dan meletakkannya di atas meja makanan. Ia kemudian pergi menuju kulkas dan membukanya. Wah, tidak ada bahan makanan apapun kecuali bumbu-bumbu.


"Kamu udah sarapan?"


"E-eh, belum sih. Apa urusanmu?!" Lagi-lagi Cakra diabaikan. Gilang lanjut membuka dua tupperware yang dibawanya yang mana isinya masing-masing sayur sop dan bubur ayam. Kemudian dituangkan keduanya itu ke dalam dua panci kecil yang berbeda. Gilang mulai memanaskannya di atas kompor.


"Dengerin ya! Kamu ngga usah sok pahlawan dateng ke sini! Aku juga bisa masak sendiri!"


Cakra tak menyadari kalau lantai yang sekarang dipijaknya itu licin karena keringatnya sendiri dan Ia pun terpeleset.



Hap!


Gilang menangkap pinggangnya dari samping. Cakra mengerang minta dilepaskan, tapi tenaganya kalah telak dari anak itu. "Ga usah pegang-pegang! Aku nggak minta dikasihani!"


"Ampun deh, Ra. Kamu lagi pms ato gimana kok marah terus?" Cakra kelelahan menahan kakinya untuk tetap berdiri sambil disangga dipinggangnya oleh Gilang. Dia tiba-tiba lemas. Gilang menyadari itu dan kemudian mengangkatnya dan menggendongnya layaknya putri raja yang sedang diboyong pangerannya.


Cakra kaget karena takut jatuh dan spontan melingkarkan tangannya pada lehernya Gilang. Eh, bau harum parfum Gilang.


Tunggu... posisi ini!


Cakra memukul-mukul dada bidang Gilang, minta diturunin. "Ra, sakit tau. Jangan mukul terus."


"Turunin! Ga sukaa! Huaaa!" Gilang kaget, ini baru pertama kalinya dia ngeliat Cakra nangis ga keruan. Hei, ini lucu juga.


Buk! Buk!

Awalnya memang sakit, tapi Gilang tau. Kalau lama-lama nanti juga capek karena lemes.


Gilang ngga banyak omong dan kemudian membawa Cakra ke lantai dua rumahnya, menuju kamarnya. Diabaikannya semua omongan Cakra yang diucapkan sambil sesenggukan menangis. Tapi beberapa kali Gilang ngerespon dengan 'heh!' ketika Cakra ngucapin kata-kata yang ngga baik untuk mulut mungilnya.


Gilang tau di mana kamar Cakra karena dikasi tau sama Anjani waktu terakhir kali main ke rumah.


MONOKROM (BL INDO) (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang