1. Masih Tidak Percaya

791 98 29
                                    

"Will you be my girlfriend kak?" Lanjut Gito sembari memberikan bunga nya pada Shani.

Jujur ntah dari mana keberanian itu yang membuat Gito menyatakan cintanya serta mengajak wanita itu berpacaran dengan dirinya, tidak hanya Gito namun Dheo, Daniel juga Lukas pun ikut terkejut akan hal ini.

"Iya" Jawab Shani secara spontan.

"Iya apa?" Kembali Gito bertanya, ia ingin memastikan apa yang dia iyakan oleh kakak kelasnya itu.

"Iya mau jadi pacarmu."
── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Gito tidak percaya dengan jawaban Shani. Apa maksudnya dia benar-benar ingin menjadi pacarnya?

Bahkan saat turun panggung, suasana terasa canggung di antara mereka, setidaknya bagi Gito.

"Kak, terima kasih sudah menerima saya di atas panggung dan tidak mempermalukan saya. Maaf ya kakak jadi terseret keusilan teman-teman saya," ucap Gito, menunduk karena malu dan merasa bersalah.

Gito yakin Shani adalah orang baik, maka dari itu Shani menerimanya agar dia tidak malu.Namun saat Gito kembali menoleh ke arah Shani, wanita yang lebih tua darinya itu menunjukkan ekspresi kebingungan.

"Saya ga nerima kamu karena itu kok, saya memang mau nerima kamu jadi pacar saya," ujar Shani.

Gito tidak tahu harus menjawab apa. Maksudnya, Shani baru tahu dia ada hari ini, dan mereka belum pernah ada pendekatan, bagaimana bisa dia diterima oleh Shani? Saat Gito masih memproses perkataan Shani, teman-teman Gito dan Shani menghampiri mereka.

"Aduh, lo ya kalo mau main-main jangan bawa nama orang dong," omel Gracia.

Sungguh saat itu Gito dan teman-temannya hanya bisa bilang maaf dan menunduk seperti anak kecil yang dimarahi ibunya.

"Udah Gee, gapapa aku nerima aja kok buat jadi pacarnya," bela Shani.

Semua orang yang ada di sana melihat ke arah Shani seperti dia gila karena menerima Gito begitu saja, bahkan menembaknya karena kepepet diusili teman-temannya.

"Apa sih, kenapa pada ngeliatin begitu?" Sewot Shani sambil memeluk lengan Gito untuk meyakinkan teman-temannya.

"Kak, sumpah ini bercanda doang kok. Kakak ga perlu beneran nerima dia," ucap Daniel tidak enak.

"Kenapa sih? Ga percaya banget aku beneran tertarik," tegas Shani sekali lagi.

"Udah deh, kalo kalian ga mau percaya atau gimana, aku sama Gito pergi duluan," ucap Shani sedikit marah, lalu menarik Gito pergi dari sana. Shani bahkan menggenggam tangannya membuat pipinya merah merona.

Mereka pun pergi ke arah parkiran. Entah mengapa Shani membawanya ke sana. Namun, Gito merasa bersyukur karena mereka bisa menghabiskan waktu sendiri di tempat yang sepi.Kini hanya sisa mereka berdua. Gito pun bingung apa yang harus dia lakukan untuk memecahkan keheningan. Namun jujur, dia masih bingung kenapa Shani bisa menerima dirinya begitu saja.

"Kak, terima kasih udah ngebela kita di sana. Jujur, saya agak bingung kenapa kakak nerima saya, soalnya sepertinya kakak baru tau saya ada di dunia ini barusan, dan kita tidak pernah berinteraksi sebelumnya. Jadi, kenapa kak?" tanya Gito memecahkan keheningan di antara mereka.

Pertanyaan itu membuat mereka kembali jatuh pada keheningan karena Shani bingung harus menjawab apa.

"Sama-sama. Kalau ditanya kenapa, jujur bingung sih. Menurut aku, karena ini tahun terakhir aku, why not mencoba pacaran dengan orang yang ternyata sudah lama suka dengan aku," jelas Shani.

Masa Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang