3. Betulan Kencan.

705 96 34
                                    

Perjalanan menuju mall diisi dengan obrolan ringan. Shani bercerita tentang hari-harinya di sekolah juga kebiasaan-kebiasaan nya dengan teman-teman nya, sementara Gito mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali menyisipkan cerita lucu tentang pengalamannya sendiri, mereka bahkan masih sering kali membahas kejadian barusan yang akhirnya bisa menjadi bahan tawaan untuk Gito.

"Katanya genderuwo pun akan kamu hantam" Ledek Shani, yang tidak di balas oleh Gito namun jika Shani bisa melihat dibalik helm nya itu, dia pasti bisa melihat bahwa kuping nya memerah karena ia begitu malu akan perkataan yang tidak sesuai dengan aksinya itu.

Sesampainya di mall, mereka segera bergegas membeli tiket di bioskop dan memilih film romantis komedi. Setelah membeli popcorn dan minuman, mereka memasuki teater dan mencari tempat duduk mereka. Gito merasakan tangannya sedikit gemetar saat menaruh popcorn di antara mereka.

Film dimulai, dan suasana canggung perlahan mencair. Gito dan Shani tertawa bersama saat adegan lucu muncul di layar. Mereka merasa lebih santai, kecanggungan mereka berkurang. Tawa Shani yang lembut dan menenangkan membuat Gito merasa nyaman berada di dekatnya.

Namun, ketika film memasuki adegan yang lebih serius dan romantis, Gito merasa jantungnya kembali berdebar-debar. Ia mencoba untuk tetap fokus pada layar, tetapi sesekali matanya melirik ke arah Shani. Shani tampak begitu fokus pada layar dengan senyum tipis di bibirnya, yang membuat Gito semakin terpesona akan paras nya. Dia bisa melihat cahaya lembut dari layar memantul di wajah Shani, menambah keanggunan alami yang dimilikinya.

Tanpa sadar, saat mereka berdua mengambil popcorn pada waktu yang sama, tangan mereka bersentuhan. Gito cepat-cepat menarik tangannya, merasa sedikit canggung dan malu. Namun, Shani hanya tertawa kecil, suara tawa yang lembut dan menenangkan. Dia meletakkan tangannya di tangan Gito, memberikan sentuhan yang hangat dan menenangkan.

"Aku suka pegangan tangan kok To" Ucap Shani meyakinkan dengan senyumnya yang sehangt matahari itu.

Gito merasa lega mendengar kata-kata Shani. Senyum manis Shani dan sentuhan hangatnya membuat kegugupan Gito perlahan-lahan menghilang. Mereka melanjutkan menonton film, tapi sekarang ada sesuatu yang berbeda. Dengan tangan nya dan tangan Shani yang bersentuhan tentu membagi pikiran Gito akan film yang bermain juga dengan bagaimana tangan Shani membuatnya merasa senang, bagaimana tangan Shani yang membuat tangan nya yang tadinya kedinginan menjadi hangat.

Saat film mencapai puncak romansa, Gito merasakan tangan Shani menggenggam tangannya lebih erat. Ia menoleh dan melihat Shani tersenyum padanya, senyum yang penuh kehangatan dan ketulusan. Gito membalas senyuman itu dengan perasaan yang sama.

Film selesai dan lampu-lampu di bioskop perlahan menyala. Menyadari tangan mereka yang masih bergenggaman tentunya membuat mereka berdiam sejenak. 

"Seru ya tadi?" Ucap Gito memulai percakapan duluan,

"Iya, aku paling suka pas akhirnya Rangga propose ke Cantika" Balas Shani membahas film barusan.

"Sama, itu moment paling wah menurut ku. Btw habis ini mau makan? Kamu mau makan dimana?" Tanya Gito.

"Boleh, terserah kamu deh makan dimana" Jawab Shani yang akhirnya bangun tanpa melepaskan gandengan tangan mereka. "Ayo keluar dulu udah pada keluar semua dari teater nya."

"Aduh penyakit wanita ni di tanya mau makan dimana jawab nya terserah" Batin Gito berkomplain sembari mengikuti kekasihnya itu keluar dari studio bioskop mereka.

Gito pun berpikir kemana mereka harus makan sembari meladeni Shani yang mengajak nya mengobrol sembari mereka berjalan-jalan mencari lantai yang penuh dengan restauran atau tempat makan pada mall tersebut, setidaknya Shani masih terus menggenggam tangan nya.

Masa Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang