2. Kencan Pertama?

616 94 26
                                    

Pagi ini Gito bangun cukup pagi walau malam nya bergadang, dirinya tidak membiarkan dirinya sendiri telat karena ada hal yang dia ingin lakukan sebelum orang-orang datang ke sekolah.

Sesampainya di sekolah Gito segera pergi ke kantin, ia tidak tau apa yang disukai Shani jadi ia membelikan semua rasa dari susu kotak yang di jual di kantin. Strawberry, Chocolate dan Plain. Semoga Shani suka susu.

Setelah itu dia menunggu di samping kelas Shani, tentu ia tau dimana letak kelas Shani namun ia tidak tau apakah Shani sudah masuk atau belum jadi dia menunggu di lorong dekat kelas Shani.

Tak lama kemudian, Shani terlihat berjalan bersama temannya, Feni. Gito merasa jantungnya berdegup kencang, tapi dia berusaha tetap tenang. Saat mereka semakin mendekat, Gito segera menyapa.

"Selamat pagi, Kak Shani! Selamat pagi juga, Kak Feni," sapa Gito dengan senyum yang sedikit gugup.

Shani tersenyum melihat Gito. "Pagi, Gito, kamu dateng pagi banget, ada apa?" tanyanya dengan nada ramah.

Gito mengeluarkan susu kotak dari tasnya lalu menyodorkan nya pada Shani.

"Saya nggak tahu kamu suka rasa apa, jadi saya beli semua rasa susu yang ada di kantin. Ada Strawberry, Chocolate, dan Plain. Kamu pilih yang mana?"

Shani terlihat terkejut dan tersenyum manis. "Wah, makasih banget, Gito. Harusnya gausah repot-repot"

"Ga ngerepotin kok Kak serius" Kembali Gito meyakinkan Shani untuk memilih.

"Makasih banyak, aku mau yang strawberry ya to" Ucap Shani sembari mengambil susu strawberry dari tangan Gito, sementara Feni memandang kejadian itu dengan sorot mata tajam. Dia menatap Gito dengan pandangan penuh kecurigaan.

"Dan buat Gua mana, Gito?" tanya Feni dengan nada yang sedikit tegas

Gito tersenyum canggung. "Oh, iya, Kak Feni. Mau yang mana? Chocolate atau Plain?"

Feni mengambil kedua susu yang tersisa dengan gerakan cepat. "Gua ambil dua-duanya ya. Biar adil," katanya.

Gito hanya bisa tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana. "Ambil aja, Kak. Semoga kalian suka."

Shani tertawa kecil melihat kelakuan Feni. "Makasih ya, Gito. Kamu perhatian banget."

Gito merasa pipinya memerah. "Sama-sama, Kak Shani. Semoga kamu suka."

Feni, yang masih memegang kedua susu itu, menatap Gito dengan serius. "Denger ya, Gito. Shani itu temen baik aku. Jadi, kalau lu mau main-main atau berbuat hal konyol nanti kamu bakal berurusan dengan gua."

Gito menelan ludah, merasa sedikit tegang tapi berusaha tetap tenang. "Iya kak tenang aja saya ga ada niatan untuk seperti itu kok."

Shani, yang merasa suasana mulai canggung, mencoba mencairkan ketegangan. "Udah, Fen. Jangan galak-galak amat."

Feni mengangkat alis, tapi akhirnya tersenyum tipis. "Oke, tapi inget, gua bakal selalu ngawasin."

Mereka semua tertawa bersama, meskipun Gito masih merasakan sedikit ketegangan.

"Oh iya Kak Shani" Kembali Gito memanggil.

"Iya kenapa to? Btw jangan pake saya kamu kalo ngomong sama aku kan udah pacaran aku-kamu aja supaya ga begitu formal ya? Sama ga perlu manggil aku pake embel-embel kak lagi yaa" Ucap Shani.

"Oh iya kak eh maksudnya Shan, em terus aku mau nanya boleh ga minta nomornya?" Ucap Gito secara gugup.

Oh iya Shani benar-benar lupa dia tidak memiliki nomor telepon dari kekasih nya itu.

Masa Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang