Di tengah gurun tandus yang dulunya adalah kota megah, langit gelap dan aneh tampak menelan sisa-sisa dunia yang hancur, diiringi gemuruh guntur yang tiada henti. Lunar, seorang gadis muda, menjalani hidup sepi, berjalan sendirian dalam diam.
Di punggungnya tergantung pedang panjang berwarna biru tua, mengingatkan pada bulan yang kini menjadi harapan terakhir umat manusia. Setiap langkahnya meninggalkan jejak di tanah tandus ini. Wajahnya yang tegas menghadap gunung berapi yang memancarkan cahaya merah, tempat Raja Iblis bersemayam. Lunar memikul beban berat setelah kehilangan semua temannya yang dibunuh oleh Raja Iblis. Akhirnya, setelah perjalanan panjang dan melelahkan, dia sampai di kaki gunung.
Udara semakin panas, namun semangat Lunar tetap utuh. Dia terus berjalan, napasnya terengah-engah, mendaki lereng gunung yang terjal. Setiap langkah terasa semakin berat, tetapi bayangan teman-temannya yang telah gugur memberikan kekuatan baru. Saat tiba di puncak, dia mendapati dirinya berdiri di depan kastil megah yang terbuat dari batu vulkanik.
Di dalam kastil, Raja Iblis Api, sosok raksasa dengan mata berapi-api dan tubuh terbakar, duduk di atas takhta api. Suara Raja Iblis menggema, memanggil Lunar ke depan.
"Manusia yang lemah, apa tujuan kedatanganmu ke sini?" Raja Iblis bertanya dengan nada mengejek.
"Aku di sini untuk mengakhiri ini," kata Lunar sambil menatap langsung ke mata Raja Iblis Api.
Dengan keinginan membara untuk membalas dendam, Lunar melangkah maju. Kedua tangannya menggenggam erat pedang biru tua yang bersinar di bawah cahaya api yang menyala-nyala. Pedang itu adalah warisan dari teman-temannya yang telah gugur, sebuah lambang harapan terakhir manusia.
"Aku di sini untuk mengakhiri teror ini," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri, sebelum melancarkan serangan pertama.
Pedang Lunar berkilau saat mengayun ke arah Raja Iblis. Benturan pertama menggema di seluruh kastil. Raja Iblis dengan mudah menahan serangan itu dengan satu tangan, senyum mengejek di wajahnya yang terbakar.
"Lemah," katanya, mendorong Lunar mundur dengan satu dorongan keras. Namun, Lunar tidak menyerah. Dia kembali menyerang, setiap ayunan pedangnya penuh dengan tekad dan kemarahan.
Raja Iblis Api tidak tinggal diam. Dia mengangkat tangannya, dan api meletus dari telapak tangannya, menciptakan dinding api yang mengelilingi mereka. Suhu meningkat drastis, membuat udara semakin sulit dihirup. Lunar merasa kulitnya terbakar, tetapi dia menahan rasa sakit itu dan terus menyerang.
"Apa yang kamu harapkan dari ini? Teman-temanmu sudah mati. Dunia ini sudah hancur," ejek Raja Iblis sambil mengirimkan serangan api besar ke arah Lunar. Serangan itu hampir mengenainya, tetapi Lunar berhasil menghindar dengan lompatan cepat.
"Aku berjuang untuk mereka yang telah pergi. Untuk harapan terakhir," teriak Lunar, melancarkan serangan balik. Dia berhasil melukai Raja Iblis di lengannya, tetapi luka itu hanya memperdalam senyuman mengejek di wajah sang iblis.
Dengan gerakan cepat, Raja Iblis menyerang balik, mengirimkan tendangan kuat yang membuat Lunar terbang beberapa meter ke belakang. Pedangnya terlepas dari genggaman dan terlempar jauh. Lunar jatuh ke tanah, napasnya terengah-engah, tubuhnya terbakar oleh panas yang luar biasa.
Raja Iblis berdiri di atasnya, siap untuk memberikan pukulan terakhir. "Ini akhirnya," katanya, mengangkat tangannya yang terbakar untuk mengakhiri hidup Lunar.
Namun, dunia tiba-tiba menjadi gelap. Lunar mendapati dirinya dikelilingi oleh kegelapan total. Dalam kegelapan ini, seberkas cahaya lembut muncul, menyilaukan matanya yang lelah.
"Apa yang membuatmu berjuang mati-matian demi dunia yang hancur?" tanya cahaya emas dengan lembut.
Lunar perlahan menjawab, "Aku tidak tahu. Sudah lama sejak aku lupa tujuanku melakukan semua ini." Entah kenapa, Lunar merasa cahaya keemasan itu sedang tersenyum padanya.
"Anak malang, sejak penciptaan dunia, nasib dunia ini telah ditentukan. Namun, kamu telah berjuang untuk bertahan hidup lebih lama, dengan prestasi berulang-ulang untuk mematahkan kausalitas yang mempertahankan garis dunia terakhir yang telah ditentukan sejak penciptaan. Dengan tubuh manusiamu, kamu berusaha melawan nasib dunia ini, tapi dengan tubuh itu kamu masih belum bisa menantang bintang yang paling terang. Pada kesempatan berikutnya, aku harap kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIA
Fantasy#1 magic 21/10/2024 #4 petualangan 21/10/2024 #2 isekai 11/11/2024 Lunar, di dunia sebelumnya, adalah seorang pejuang terakhir umat manusia yang berjuang mati-matian melawan kegelapan hingga akhir. Setelah kematiannya, Lunar terbangun di dunia baru...