Pagi itu, Lunar diberi tugas oleh ibunya untuk pergi ke pasar kumuh yang terletak di samping desa. Ibunya meminta membeli beberapa buah segar untuk persediaan rumah mereka. Lunar melihat ini sebagai kesempatan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang dunia baru ini.
Setelah berjalan beberapa saat, Lunar tiba di pasar kumuh. Pasar itu ramai dan penuh dengan aktivitas. Orang-orang dari berbagai kalangan berlalu-lalang, menjual dan membeli berbagai barang. Aroma makanan, bau keringat, dan suara hiruk pikuk memenuhi udara.
Lunar mulai berkeliling, mencari kios buah yang diinginkan ibunya. Namun, matanya juga mencari tanda-tanda tentang informasi dunia ini. Dia ingin mengetahui lebih banyak tentang struktur sosial, makhluk-makhluk yang tinggal di sini, dan apa yang harus dia hadapi di masa depan.
Saat dia membeli buah dari seorang penjual tua, dia mencoba membuka percakapan. "Bagaimana keadaan di desa ini, Pak?"
Penjual tua itu tersenyum ramah. "Oh, desa ini cukup damai, meskipun kadang ada masalah di pasar kumuh. Bangsawan biasanya tidak datang ke sini, mereka lebih suka tinggal di kota dan desa yang lebih makmur."
Lunar mengangguk, merasa sedikit lebih mengerti. "Apa desa ini masih di bawah kekuasaan kerajaan?"
"Ya," jawab penjual itu. "Wilayah kita saat ini masih termasuk dalam yuridiksi kerajaan Dias. Ada bangsawan yang berkuasa, dan raja yang memerintah. Ada tiga kerajaan besar dan satu kekaisaran. Yang pertama adalah Kerajaan Dias, yang terkenal dengan tentara bayarannya. Dimana kita berada saat ini. Kedua adalah Kerajaan Ruby, yang terkenal dengan kekayaan mineralnya. Ketiga adalah Kerajaan Ronan, yang dikenal dengan pasukan militernya yang kuat, lalu terakhir ada kekaisaran Crimson yang sangat berpengaruh dan sering kali berperang dengan kerajaan-kerajaan lainnya. Selain manusia, ada juga elf, dwarf, monster, dan bahkan iblis yang hidup di dunia ini. Mereka semua memiliki peran dan tempat masing-masing dalam masyarakat."lanjutnya "Namun bukankah semua orang tau akan hal ini?"
Lunar yang tak menyangka akan kecurigaan dari penjual hanya bisa tertawa kering dan berkata "Haha...aku terlalu sering bermain di hutan...itu sebabnya..."
"Hmm,baiklah..namun kamu harus tau,selain wilayah manusia ras lain juga memiliki wilayahnya masing-masing,jadi berhati-hatilah ketika kamu bertemu mereka." ucap penjual tersebut
"Baik,terima kasih tuan."ucap Lunar lalu pergi meninggalkan penjual tersebut.
Informasi ini menarik perhatian Lunar. Dia tidak hanya berhadapan dengan manusia, tetapi juga dengan berbagai makhluk lain. Ini memberikan gambaran yang lebih luas tentang tantangan dan peluang di dunia baru ini.
Setelah menyelesaikan pembelian buah, Lunar terus menjelajahi pasar. Dia menemukan beberapa penjual yang menawarkan berbagai barang aneh, termasuk monster kecil yang dijual sebagai hewan peliharaan atau bahan bersertifikat. Dia melihat seekor monster kecil di dalam sangkar, matanya bersinar merah dan bulunya hitam pekat. Penjualnya, seorang pria dengan janggut tebal, mencoba menarik perhatian pembeli dengan menawarkan harga murah.
"Monster ini sangat berguna, bisa digunakan untuk berbagai keperluan," kata penjual itu kepada kerumunan yang berkumpul. "Harganya juga terjangkau!"
Lunar yang melihat sesuatu yang seperti kelinci namun memiliki tanduk di dahinya mendekati sangkar, memperhatikan monster itu. "Apa yang bisa dilakukan oleh monster ini?"
Pria berjanggut itu tersenyum lebar. "Oh, banyak hal! Monster ini bernama Thornteeth bisa membantu di rumah, menjadi hewan peliharaan, atau bahkan dijadikan bahan ramuan. Tergantung bagaimana Anda ingin menggunakannya."
Lunar hanya melihat monster itu sekilas lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Setelah selesai di pasar, Lunar berjalan pulang dengan keranjang buah di tangannya. Matahari mulai terbenam, mewarnai langit dengan warna semburat oranye dan merah muda. Namun, pikiran tidak bisa lepas dari monster yang dilihatnya di pasar tadi. Thornteeth, yang penjualnya sebutkan, memiliki satu tanduk di dahinya dan menyerupai kelinci, tetapi ada sesuatu yang aneh tentang makhluk itu yang membuat Lunar merasa tidak nyaman.
Saat dia berjalan melalui jalan setapak yang dikelilingi pepohonan, dia memikirkan perasaan yang muncul saat melihat monster tersebut. Ada perasaan familiar yang mengganggu, mirip dengan perasaan yang dia rasakan saat melawan iblis di dunia lamanya. Perasaan ancaman yang tak terlihat, sesuatu yang lebih dari sekedar makhluk kecil berbulu dengan tanduk.
"Kenapa aku merasa seperti ini?" gumam Lunar pada dirinya sendiri. "Thornteeth seharusnya hanya monster kecil yang tidak berbahaya. Tapi kenapa rasanya seperti ada sesuatu yang lebih dalam dari itu?"
Lunar mencoba mengingat kembali detail-detail tentang monster yang dia lihat. Tanduk di dahi tampak seperti simbol kekuatan, dan mata merahnya mengingatkannya pada iblis-iblis yang dia lawan di dunia lamanya. Ada getaran energi yang berbeda yang dia rasakan saat berada di dekat monster itu, sesuatu yang tidak bisa dia abaikan.
Dia berhenti sejenak di tengah jalan setapak, menutup matanya dan mencoba merasakan energi di sekitarnya. Dalam ketenangan hutan, dia mencoba mengingat kembali sensasi yang dia rasakan saat berada dekat dengan Thornteeth. Energi itu terasa gelap dan penuh dengan niat jahat, sesuatu yang tidak seharusnya ada pada makhluk kecil itu.
"Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang Thornteeth," pikir Lunar. "Mungkin ada sesuatu yang tersembunyi di balik kemunculannya yang tidak berbahaya."
Setibanya di rumah, Lunar langsung membawa buah-buahan kepada ibunya. "Ini buah-buahannya, Bu," katanya sambil meletakkan keranjang di meja.
Ibunya tersenyum dan mengucapkan terima kasih. "Terima kasih, Raia. Sangat membantu."
Setelah memastikan bahwa ibunya tidak membutuhkan bantuan lagi, Lunar kembali ke kamarnya. Dia duduk di atas tempat tidurnya, memikirkan langkah berikutnya. Dia tahu bahwa untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan Thornteeth, dia perlu menggali lebih dalam dan mencari lebih banyak informasi.
"Mungkin ada orang lain di desa ini yang tahu lebih banyak tentang monster," pikir Lunar. "Atau mungkin ada buku-buku lama yang bisa memberiku petunjuk."
Dengan tekad yang kuat, Lunar memutuskan untuk memulai pencariannya. Dia tahu bahwa dunia ini penuh dengan misteri, dan Thornteeth hanyalah salah satunya. Namun, perasaan aneh yang dia rasakan tidak bisa diabaikan. Itu adalah tanda bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi, sesuatu yang mungkin terkait dengan masa lalunya sebagai pejuang terakhir umat manusia.
"Apapun itu, aku akan mencari tahu," kata Lunar pada dirinya sendiri. "Aku tidak bisa membiarkan ancaman seperti ini tidak terungkap."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIA
Fantasy#1 magic 21/10/2024 #4 petualangan 21/10/2024 #2 isekai 11/11/2024 Lunar, di dunia sebelumnya, adalah seorang pejuang terakhir umat manusia yang berjuang mati-matian melawan kegelapan hingga akhir. Setelah kematiannya, Lunar terbangun di dunia baru...