Roots III

131 65 0
                                    

Lunar memulai perjalanannya meninggalkan Desa Derlysia di bawah sinar matahari pagi yang lembut. Dia melangkah mantap di sepanjang jalan setapak yang biasanya digunakan oleh para pedagang. Jalanan berliku itu diapit oleh pepohonan tinggi yang daunnya berbisik pelan ketika angin berhembus. Meski jalur ini biasa dilalui pedagang, hari itu tampak sepi. Lunar merasa lega karena bisa memulai perjalanan tanpa hambatan.

Di sepanjang perjalanan, Lunar memanfaatkan waktunya untuk mengamati lingkungan sekitar dan mengasah kemampuannya dalam merasakan aura dan mana. Dia berlatih fokus dan meditasi setiap kali berhenti untuk istirahat. Saat malam tiba, dia mendirikan tenda kecil dan menyalakan api unggun untuk menghangatkan diri. Tidur di bawah langit malam yang bertabur bintang, Lunar merasa bersemangat untuk petualangan yang menunggunya.

Pada hari ketiga, Lunar telah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari desa. Jalur yang ia lalui mulai menunjukkan tanda-tanda aktivitas pedagang. Sesekali, dia bertemu dengan kelompok pedagang yang lewat, beberapa dari mereka mengajaknya berbincang ringan dan memberikan informasi tentang keadaan jalan yang akan dilalui.

Lunar berhenti di sebuah sungai kecil untuk mengisi kembali persediaan airnya. Sambil beristirahat, dia melihat ikan-ikan kecil berenang di air yang jernih dan burung-burung yang terbang rendah di atas permukaan sungai. Keindahan alam sekitar memberikan ketenangan tersendiri bagi Lunar. Dia melanjutkan perjalanannya dengan semangat yang semakin besar, menyadari bahwa setiap langkah membawanya lebih dekat ke tujuan.

Dua minggu telah berlalu sejak Lunar meninggalkan Desa Derlysia. Jalan yang dilaluinya semakin ramai oleh para pedagang dan petualang. Kota Dwatt kini tidak lagi terasa jauh. Sepanjang perjalanan, dia telah menghadapi berbagai tantangan, dari cuaca buruk hingga binatang buas yang mencoba menghalangi jalannya. Namun, dengan kekuatan dan ketekunan yang telah ia asah selama bertahun-tahun, Lunar berhasil mengatasi semuanya.

Pada hari keempat belas, Lunar mendekati gerbang besar Kota Dwatt. Dinding kota yang tinggi dan kokoh tampak menjulang di hadapannya. Di luar gerbang, terdapat pasar yang ramai dengan aktivitas, orang-orang berlalu-lalang, dan suara riuh rendah perdagangan memenuhi udara. Lunar merasa terkesima dengan keramaian dan kehidupan di kota yang jauh lebih besar dari desanya.

Dia berjalan memasuki kota dengan hati-hati, matanya memindai setiap sudut, mencoba memahami lingkungan barunya. Meskipun terkesan dengan apa yang dilihatnya, Lunar tetap waspada dan menjaga rahasia tentang kekuatannya. Dia tahu bahwa perjalanan ini baru permulaan, dan masih banyak hal yang harus dia pelajari dan hadapi.

Di Kota Dwatt, Lunar berencana mencari informasi lebih lanjut tentang dunia ini, tentang kalung misterius yang ditemukan di kamar ibunya, dan mungkin, menemukan petunjuk tentang asal-usul Raia yang sebenarnya. 

Lunar memasuki gerbang besar Kota Dwatt dengan mata yang penuh rasa ingin tahu. Kota ini jauh lebih ramai dan sibuk dibandingkan dengan desa kecilnya. Jalan-jalan dipenuhi oleh pedagang, petualang, dan penduduk setempat yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Bau rempah-rempah, suara tawar-menawar, dan warna-warni dari berbagai barang dagangan membuat Lunar merasa sedikit kewalahan, namun juga sangat tertarik.

Dia berjalan perlahan melalui pasar yang ramai, matanya terus mengamati sekeliling. Lunar berhenti di beberapa kios yang menjual peta, buku, dan berbagai pernak-pernik, berharap bisa menemukan informasi lebih lengkap mengenai dunia ini. Namun, sebagian besar pedagang hanya berbicara tentang barang dagangan mereka tanpa banyak memberikan informasi yang ia butuhkan.

Setelah beberapa saat, Lunar memutuskan untuk berhenti di sebuah warung kecil yang menjual minuman dan makanan ringan. Dia memesan sepotong roti dan segelas minuman, lalu duduk di sudut yang agak tersembunyi. Dari posisinya, dia bisa mendengar percakapan antara beberapa pedagang di meja sebelah.

"Apakah kau mendengar berita terbaru dari perbatasan?" tanya seorang pedagang tua dengan suara rendah namun penuh semangat.

"Ya, aku mendengar," jawab yang lain. "Kekaisaran Crimson tengah fokus melawan pemberontak di ujung perbatasan dengan Kerajaan Ronan. Situasi semakin memanas setiap harinya."

"Para pemberontak itu sangat tangguh," kata seorang pedagang muda. "Mereka tidak hanya melawan tentara kekaisaran, tetapi juga mengganggu jalur perdagangan. Bisnis kita semua terpengaruh."

"Benar sekali," sahut pedagang tua itu. "Aku juga mendengar bahwa mereka mendapatkan dukungan dari beberapa bangsawan yang tidak puas dengan pemerintahan kekaisaran. Ini bisa menjadi masalah besar."

Lunar mendengarkan dengan saksama, menyerap setiap kata yang diucapkan. Informasi tentang konflik di perbatasan menarik perhatiannya. Meskipun dia tidak tahu bagaimana konflik ini berhubungan dengan tujuannya, dia merasa bahwa memahami situasi politik di dunia ini akan sangat berguna.

Setelah menyelesaikan makanannya, Lunar memutuskan untuk terus menjelajah kota. Dia berhenti di beberapa kios lainnya, mencoba mencari lebih banyak informasi. Ketika dia melewati sebuah pandai besi, dia melihat beberapa perlengkapan tempur yang dipajang di etalase. Pedang, baju zirah, dan berbagai senjata lain tampak mengkilap dan kuat.

Lunar memasuki pandai besi tersebut, matanya terpaku pada berbagai senjata yang dipajang. Namun, ketika dia melihat harga yang tertera, hatinya sedikit tenggelam. Uangnya tidak cukup untuk membeli perlengkapan yang diinginkannya. Dengan rasa kecewa, dia hanya bisa melihat-lihat tanpa bisa membeli apapun.

Namun, kunjungannya ke pandai besi tidak sepenuhnya sia-sia. Lunar memperhatikan detail setiap senjata dan perlengkapan, mencoba mengingat teknik dan desainnya. Dia tahu bahwa suatu hari nanti, dia akan mampu mendapatkan perlengkapan seperti itu.

Malam itu, Lunar mencari penginapan murah di kota dan beristirahat dengan uang yang telah disimpan ibunya entah untuk apa, mempersiapkan diri untuk hari-hari mendatang. Meskipun banyak pertanyaan yang masih belum terjawab, dia merasa sedikit lebih dekat dengan menemukan kebenaran tentang dirinya, Raia, dan dunia baru ini.

RAIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang