Rasa bahagia mendapat teman baru tidak ia pendam sendiri dan malah membagikan itu dengan salah satu orang tersayang.
Sagara sudah merasa lebih baik dari tadi pagi karena perawatan dari sang ayah. Hal itu membuat si manis Jia menceritakan apa saja yang dia lakukan hari ini tanpa sang kakak setelah makan malam.
"Kenapa si Bentala itu tidak bisa berbicara, dek?" Pertanyaan yang Sagara pilih dari cerita panjang adik nya.
Si manis yang tak tau apa jawaban kakak nya menggeleng lucu. "adek juga nda tau, bang. kita tanya ttan pada dadyii yuu?" Usul Jia dan langsung disetujui Sagara.
Kedua nya beranjak dari tempat tidur, bergegas mencari google berjalan mereka, Mahesa.
Orang yang sedang kedua anak lucu dan menggemaskan itu cari sedang fokus di suatu ruangan, terlihat tidak ingin di ganggu. Tapi apa kedua anak itu peduli?.
"Daddy!"
"dadyii~"
Raut wajah fokus dan tenang itu berubah menjadi datar mendengar suara dua kurcaci nya. Mahesa segera mengangkat kedua kurcaci menyebalkan itu, duduk di setiap sisi paha ramping nya.
"Ada apa? Kenapa belum tidur, ini sudah larut" Tanya nya seraya menyalurkan kehangatan melalui elusan lembut di punggung kecil anak-anaknya.
"dadyii pasti tau, kalo bik Sanah punna poponakan! adek juga abang mau tanya, napa dia nda bisa momong?"
Alis tebal itu mengkerut berusaha mencerna perkataan tidak jelas si kecil. "Keponakan, adek... Astaga. Dia tidak bisa berbicara karena memiliki kemampuan spesial yang biasa di sebut tunawicara atau bisu"
"Spesial? Kok tidak bisa bicara, daddy sebut spesial?" Tanya si sulung semakin bingung.
"Spesial karena berbeda dari yang lain.. hanya sedikit orang yang memiliki kemampuan seperti itu, jadi di katakan mereka spesial. Walaupun dia seperti itu, gara dan Jia tetap berteman dan main bersama, understand?"
Kedua terkiki dan mengangguk semangat, mendapatkan dekapan gemas dari Mahesa.
"Sudah selesai sesi bertanya nya, sekarang waktu untuk tidur dan istirahat" Kalimat itu membuat kedua nya cemberut tapi tidak bisa mengatakan apapun.
⸙⸙⸙
Kecupan malam sebelum lampu mati sudah di dapatkan keduanya, tapi salah satu dari dua anak itu belum juga menutup mata kecil nya.
"syuut! abangg~ adek belum bisa bobo" panggil si manis dari bawah kasur tingkat, yang dimana sang kakak tidur di bagian paling atas.
"eungh, tidur adek.. nanti Daddy marah" Jawab si kakak yang terdengar sudah mengantuk.
"ish! adek mau momong, besso adek mau belajal baca, abang ajalkan adek, 'kay?"
bibir si kecil cemberut karena tidak mendapatkan jawaban dari Sagara. Dengan bersusah payah dia mengangkat kaki pendek nya lalu menendang kecil kasur berlapis kayu itu.
"aduh! iyaa adek, iyaa besok Abang ajarin membaca"
Sedikit kesal tapi dia tidak bisa marah pada adik kesayangannya yang kesenangan di kasur lalu kembali memeluk boneka pinguin kesukaan si manis, segera menyusul sang kakak masuk ke dunia mimpi.
⸙⸙⸙
Cahaya matahari pagi merayap perlahan di sela-sela jendela, membangunkan setiap penghuni rumah dengan kehangatan. Tetapi kehangatan matahari belum membuat salah satu anak kecil penghuni kediaman Everest membuka mata nya.
Mahesa sudah mencoba beberapa cara untuk membangunkan putri nya, tapi tetap saja tidak ada kemajuan.
"Daddy bangunkan kok malah tambah nyenyak, toh" Ujar nya heran melihat tingkah si manis.
Perlahan Mahesa lepaskan boneka pinguin itu dari dekapan Jia lalu ia gendongan putri nya menuju kamar mandi. Tanpa aba-aba Mahesa langsung saja mendudukkan tubuh kecil Jia masuk ke dalam bathtub yang sudah terisi air.
Terkejut dengan suhu air yang dingin membuat si manis terkejut segera memeluk erat leher Mahesa.
"aduhh, huaa dadyii tolong adekk tendelam di tutup utalaaa" Tangis Jia histeris berusaha menjauhkan tubuhnya dari air itu.
Tidak terpikir oleh Mahesa tindakan spontan dari putri nya dan dia bawa Jia keluar dari kamar mandi.
"Maafkan daddy, shh shh sudah ini adek sudah daddy selamat kan" Ucap nya tidak enak hati mendengar sesegukan kecil Jia.
⸙⸙⸙
Kecerobohan sang ayah tidak Jia bawa ke dalam hati, karena permintaan maaf daddy nya adalah mengajari nya membaca.
Dua anak menggemaskan dan satu orang dewasa sedang duduk bersama, sambil memperhatikan si kecil yang fokus dengan buku nya.
"bu-ku, buku! benal dadyii?" Tanya si manis yang mendapat elusan lembut di rambut nya.
"Correct! pintar sekali putri Daddy. Sekarang karena Jia sudah bisa membaca, temui teman baru kalian itu"
Mendengar perintah sang ayah, keduanya berdiri lalu berlari menuju dapur sambil bergandengan tangan.
⸙⸙⸙
"Bibi minta maaf ya, non, den. Besok bibi janji deh bawa Bentala dengan bibi supaya kalian dapat bermain bersama."
Perasaan tidak enak Bi sana rasakan melihat perubahan raut wajah anak-anak majikan nya, dari wajah bahagia ketika mereka menghampiri ia tapi menunduk sedih mendengar kabar bahwa dia tidak membawa Bentala bersama nya.
Melihat raut wajah sedih adiknya, Sagara berusaha menghibur. "Yasudah tidak apa, besok kita bisa bermain bersama Bentala. Sekarang adek belajar membaca saja supaya lebih lancar dan pintar".
"umm! nda papa bik, jangan sedih ya.. Jia okay!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Adik bayi, untuk Sagara
Fantasy"Daddy, gara punya adik bayi!" "Itu tidak mungkin. Mommy mu sudah meninggal, gara. Berhentilah bermain-" "Dimana kau menemukan mahkluk itu!" ⨳⨳⨳ Sagara Everest, bocah yang usia nya baru menginjak 5 tahun, harus menjadi dewasa karena didikan tegas da...