SEMBILAN BELAS

41.7K 429 281
                                    

Gavin menyipitkan matanya dan memperhatikan sebuah komputer, dan entah kenapa ia tidak memikirkan hari ini mungkin sudah bisa dibilang sudah malam tapi dimana Gavin masih sibuk dengan tugas-tugasnya itu, karena pekerjaan ini sungguh sangat berguna untuknya. Gavin menarik nafasnya dan mengakhiri semuanya karena sudah menyelesaikan semuanya, dan matanya menatap sebuah jam yang sudah menunjukan jam dua belas malam

"Malam, saya ingin pulang"Sheerin masuk sembari membawa berapa berkas yang sudah ia kelarkan

Gavin hanya diam menatap wanita itu sembari menyunggingkan senyuman manisnya itu dan tidak lam ia membangunkan tubuhnya sembari melipat dua tangannya, matanya tidak berhenti menatap perut Sheerin, lihat bukan di sana anak anaknya, huh sabar Gavin sedang mencari cara untuk membuat Sheerin kembali kedalam pelukannya, lumayan susah karena Skala sialan itu mampu membuat Sheerin menerimanya dari pada menerima dirinya

"Saya harus pulang, tuan Gavin!"tekan Sheerin

"Begitu kah?"

Gavin mendekati mengurung tubuh Sheerin dengan dua tangannya dan matanya tak henti menatap mata wanita itu dan tidak lama sebuah tangan mengelus lembut pipi Sheerin. Gavin tersenyum memperhatikan wajahnya dan tidak sengaja memori dimana ia dulu pernah bersama Sheerin menghabiskan waktu hingga mereka berbuat janji akan terus bersama tetapi dimana ia harus melakukan hal yang mungkin ini sebuah kesalahan

"Maaf, pernah membuat kamu terluka"ucap Gavin dengan air mata terjatuh

Sheerin cukup terdiam kaku menatap mata Gavin, rasanya ia ingin menangis dan mengatakan ia mencintainya tapi ia tidak ingin kembali, mengingat dimana semua yang sudah Gavin perbuat membuat dirinya benar-benar membencinya, kematian adiknya belum bisa ia menerimanya apakah ia harus bisa memaafkan Gavin?

"Seharusnya aku denger penjelasan dari kamu sebelum aku bertindak, kamu terluka karena aku bahkan aku sekarang ingin kamu bersama aku"ucapnya itu

Ya, air mata Sheerin lolos terjatuh mengenai manik pipinya dan matanya fokus dengan tatapan Gavin yang ikut menatapnya, lelaki itu apa berkata dengan jujur?

"Kata maaf itu tidak cukup bagi kamu bukan? Kamu selalu menganggap kematian Sarah itu adalah aku, jika itu karena Skala apa yang akan terjadi?"

Seketika Sheerin membulatkan matanya apa katanya? Sheerin menggelebkan kepalanya ia tidak percaya kematian Sarah adalah karena ulah Skala, Gavin berbohong bukan? Sheerin menghapus air matanya mendorong tubuh Gavin tetapi sebuah tangan memeluknya dari belakang sembari berkata...

"Jangan meremehkan aku, aku bukan lelaki biasa dan aku pastikan Skala akan mati di tangan aku, jika dia melukai anak aku!"tekannya

Sheerin menjatuhkan air matanya, kenapa kata-kata Gavin membuatnya bingung sebenarnya apa yang dikatakan Gavin, apa dia sedang berbuat kata untuk dirinya benci Skala? Sheerin mencoba untuk melepaskan pelukan ini tapi tenaga Gavin cukup lebih kuat dari tenaganya sampai ia pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa

"Tunggu untuk berapa saat ini, aku akan menikahi kamu—"

"STOP!"Sheerin menepis tangan itu lalu menatap Gavin dengan tatapan yang sangat tajam

Gavin tersenyum tipis, ternyata Sheerin belum bisa mempercayai dirinya bukan? Gavin menarik nafasnya mendekati Sheerin lalu bibirnya menatap bibir Sheerin lalu menciumnya, hanya sekedar kecup setelah itu ia memperhatikan mata wanita itu, Sheerin mencintainya tapi ia masih membencinya karena kejadian kematian adiknya bukan?

"Kamu tidak akan bisa menikahi aku Gavin, Skala mau menerima anak ini karena Skala jauh lebih baik dari kamu!"tegasnya sembari menangis Isak

Cukup biasa saja Gavin mendengarnya, tidak ada luka yang Sheerin berikan tapi itu adalah sebuah kata yang cukup membuatnya ingin cepat-cepat menyudahi drama Skala. Skala memang terlihat polos tapi lelaki itu banyak rencana untuk mendapatkan Sheerin, tapi itu tidak segampang yang Skala kira, selagi ia masih hidup ia akan melakukan apapun untuk melindungi anak dan calon istrinya itu

My sekretaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang