DUA PULUH

37.6K 430 331
                                    

Sheerin membangunkan tubuhnya dari tempat kasur dan memperhatikan lelaki yang berada disampingnya ini yang terus menerus mencium lehernya, ya Sheerin terbangun karena Gavin tidak berhenti mencium lehernya bahkan suasana ruangan ini bisa dibilang sangat lah panas, mata mereka pun bertemu dan dimana Gavin mengelus lembut tangan Sheerin dan tersenyum sangat manis dan itu mampu membuat jantung Sheerin berdetak sangat cepat

"Maaf, kamu terbangun karena ulah aku"ucap Gavin

Sheerin masih diam dan memperhatikan jam yang sudah memasuki jam lima pagi apa hari ini ia harus bersiap untuk bekerja? Sheerin benar-benar tidak kuat apa lagi sensitifnya masih terasa sakit. Sheerin menyentuh Virgina miliknya lalu meringis sedikit

"Sakit itu tidak lama, aku sudah mengobatinya tadi"

Benar, Gavin sudah mengobati merah pada sensitifnya itu, entah mengapa permainan malam tadi tidak membuatnya tersiksa tapi membuatnya merasa ingin lagi melakukan hal itu lagi, mungkin ini hormon sebuah ibu hamil bukan?

"Aku akan berkerja dan kamu disini menunggu aku sampai aku selesai meeting"kata Gavin

"Tapi—"

"Tidak ada kata tapi, nurut denganku!"tekan Gavin

Merasa ucapan Gavin membuatnya terdiam ia hanya bisa menundukkan kepalanya lalu memperhatikan tubuhnya yang tidak mengenakan selai benangpun sedangkan Gavin ia terlihat rapih dengan baju kantornya itu, seketika ia menatap kearah meja dan memperhatikan ponselnya ia mengambilnya lalu mendapatkan pesan dari sahabatnya itu, ia membacanya lalu tidak lama ia menatap Gavin yang saat ini menatapnya dengan lembut

"Aku mau bertemu dengan Melia, dan aku juga harus pulang"katanya itu sembari membangun tubuhnya

Gavin memperhatikan wanita itu, pulang? Pulang kemana ia tidak akan pernah mengizinkan Sheerin untuk kembali ke rumah lamanya itu. Gavin terbangun menarik tangan Sheerin lalu tubuh mereka yang saat ini sangat lah dekat sampai Sheerin bisa merasakan nafas Gavin

"G-Gavin..."Sheerin berkata dengan takut-takut

"Kamu tetap disini, aku tidak akan mengizinkan kamu menemukan Melia karena aku ingin kamu istirahat"Gavin berkata dengan suara sedikit tegas tapi bisa ada suara lembutnya itu

"Tapi—"belum selesai Sheerin berkata tapi Gavin mencium bibirnya itu

Ciuman itu awalnya memang biasa tapi karena Gavin sudah kecanduan dengan bibir wanita itu, mau tidak mau ia melakukan lebih parah dari tadi, ia kini menciumnya semakin dalam, meremas dua buah dada miliknya itu sampai dimana Sheerin membuka mulutnya dan lolos Gavin menguasai lidahnya itu, mata mereka masih tertutup dan entah kenapa Sheerin ikut menutup matanya dan memeluk leher Gavin

"Gavin aku mencintai kamu"batin Sheerin

Merasa ada sesuatu yang berkata Gavin pun melepaskan ciumannya dan memperhatikan wajah wanitanya itu, lalu tidak lama ia tersenyum

"Kamu mencintai aku?"tanya Gavin dan Sheerin pun hanya menatapnya tidak percaya

"T-tidak..."bohong Sheerin hingga pipinya memerah merona

Gitukah? Gavin bukan nya marah mendengar katanya tapi ia malah tersenyum, karena ia tau Sheerin berbohong karena wanita itu memang benar-benar mencintai dirinya bukan? Gavin mengelus lembut tangan wanita itu, memperhatikan wajahnya dan tidak lama ia menjatuhkan air matanya mengingat dimana waktu itu ia pernah melukai orang yang sangat ia cintai

"Maaf, maafkan aku yang sudah membuat kamu terluka"ucap Gavin dengan ucapan lembutnya itu

"Gavin, aku sudah maafin kamu tapi aku dan Skala---"Sheerin tidak melanjutkan katanya saat Gavin mengangguk

My sekretaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang