"MELIA!"
Melia membangunkan tubuhnya dan meninggalkan kerja kantornya tapi Gavin berhasil menahan tangannya itu lalu mata mereka sama-sama bertemu, Melia ataupun Gavin saling terdiam, setelah seminggu lebih Gavin tidak pernah memanggilnya tapi tiba-tiba Gavin memanggilnya dan Melia tau apa yang ia ingin katakan bukan?
"Kamu tau dia dimana kan!"suara kecil tapi mampu membuat Melia menatap matanya
Gavin terus menatapnya tidak mengalihkan sama sekali, seminggu ini Gavin tidak menemukan dimana dia apa dia ingin meninggalkan kantor ini? Gavin melangkah maju mendekati Melia sampai wanita itu mundur dan menahan dirinya untuk tidak berteriak, huh ia berteriak memang ada yang berani membantunya itu tidak ada yang berani bukan?
"Jawab!"suara tegas itu mampu membuat suasana kantor bungkam melihat Melia sedang di tatap seperti itu
Melia ingin mengeluarkan suara tapi sangat sulit, ia tidak akan membiarkan Gavin menemukan Sheerin, lelaki itu hanya ingin menghancurkan Sheerin. Melia melepaskan tangan Gavin yang mencengkeram tangannya lalu meninggalkan Gavin begitu saja
"Berani sekali lagi kamu melangkah saya buat kamu hancur!"
Ya, Melia menahan air matanya dan menghentikan jalannya lalu terdiam. Gavin melangkah maju mendekati Melia dan mata mereka pun bertemu, kali ini tatapan Gavin sangat marah, siapapun yang akan menatapnya pasti akan ketakutan bukan? Tatapan itu sebuah ancaman jika Melia melawan bukankah dirinya akan hancur?
"Dimana dia-"
PLAK!
Melia membulatkan matanya sembari menahan tangannya karena barusan ia menampar wajah Gavin, rasanya tubuh Melia bergetar hebat setelah menampar wajah Gavin, ia hanya ingin membalas rasa sakit yang Sheerin rasakan, hidup Sheerin sangat hancur sekali oleh lelaki ini
Lelaki itu tersenyum tipis menahan amarahnya untuk tidak membalas perbuatan yang wanita itu lakukan, ia cuma ingin tau dimana SHEERIN BERADA!
"Kamu-"ucapan Gavin terhenti oleh Melia
"Saya kenapa, harus apa saya hah! Anda ingin tau Sheerin dimana lalu anda ingin menghancurkan hidup dia bukan!"teriak Melia
Teriakan itu mampu membuat suasana ruangan ini menjadi hening tidak ada yang ingin memisahkan mereka selain menatapnya dari kejauhan, bukankah Melia ingin mencari mati? Karena Gavin akan menghancurkan siapapun yang berani melawannya tapi kali ini Melia lah orang pertama yang menampar bos besarnya itu
Gavin tidak menjawab selain menatap Melia, maksudnya apa? Gavin mencoba untuk tidak membuat Melia marah karena ia tau semakin sulit ia mengetahui Sheerin
"Kamu tinggal jawab dimana dia, katakan saja!"Gavin menekan tangan Melia sampai tangan wanita itu memerah
Sampai kapanpun Melia tidak akan membiarkan Gavin untuk menemukan Sheerin karena Melia tau tujuan Gavin ingin melukai Sheerin. Melia menepis tangan Gavin lalu memundurkan tubuhnya menahan rasa takut yang Gavin lakukan untuk dirinya bahkan Gavin mendekati Melia mendorong tubuh wanita itu ke tembok dan menekan dagu Melia sampai memerah
"Dimana Sheerin!"ancamannya
Melia tidak sama sekali menjawab bahkan ia benar-benar bungkam
"Jika tidak kamu tau akibatnya, kamu bisa mati di tangan saya-"
"CUKUP PAK GAVIN, LEBIH BAIK SAYA MATI DARI PADA SAYA HARUS MEMBERITAHU DIMANA SHEERIN KARENA TUJUAN ANDA CUMA HANCURKA HIDUP DIA, TERSERAH ANDA MAU BUAT SAYA SEPERTI APA DAN SAYA MAU BAPAK STOP MENCARI SHEERIN. SHEERIN SUDAH TIDAK SUDI BERTEMU BAPAK BAHKAN DIA SUDAH TIDAK BERKERJA DISINI, INGAT DIA MEMBENCI BAPAK SETELAH BAPAK MELAKUKAN APA KEPADA SHEERIN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My sekretaris (21+)
General FictionPenghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra