"sheer, tumben kamu mau ke sawa biasanya kamu paling takut sama lumpur, takut ada cacing"ledek Melia
Sheerin mencemburukan bibirnya itu ia juga tidak tau kenapa ia ingin sekali kemari apa karena ini kemauan anaknya, berapa hari ini perutnya terasa sakit padahal belum ada tanda-tanda perut itu membesar bahkan usia kandungnya belum ada satu bulan tapi kenapa ia merasa setiap malam perut ini terasa sakit apa lagi saat dimana malam itu bertemu dengan Gavin, sampai di rumah perutnya benar-benar terasa tertusuk pisau
"Mel, aku mau cari cacing deh"minta Sheerin
"Hah serius, biasanya takut"ujarnya
Sheerin tidak menyahuti katanya itu, selama mereka berdua sudah berhenti berkerja mereka memutuskan untuk ke sawah berkerja di sana dengan orangtuanya Melia, bahkan pekerjaan mereka itu sangat muda hanya membawakan orang tua Melia makan lalu mereka sudah mendapatkan gaji dalam sehari, tidak banyak tapi cukup untuk kebutuhan mereka bukan?
"Mel, sumpah cacingnya banyak"wanita itu memekik bahagia melihat banyak cacing dibawa sana
"Bentar aku ambil ya, nanti aku kasih kamu"
Melia mengambil cacing itu dan meletakan pada kotak dan memberikan pada Sheerin, biasanya Sheerin benar-benar takut dengan hewan ini tapi kenapa wanita itu berani sekali menyentuhnya
"Iya kasian, sudah 3hari belum bangun, saya ingin membawa kota tapi saya tidak ada uang untuk menyewa mobil"ujar seseorang petani
"Terus keadaannya seperti apa sekarang?"
"Aduh, saya sudah berusaha mengobati dia tapi belum sadar sampai saat ini, apa dia membutuhkan pengobatan dari rumah sakit, dan sepertinya dia orang ada"
Melia atau Sheerin saling menatap, memperhatikan kedua orangtuanya Melia yang mengobrol dengan seorang petani, mereka sedang membicarakan siapa? Sheerin melangkah maju mendekati petani itu dan pikirannya sangat ingin mengatakan pada dia, siapa orang yang dia maksud? Sheerin mencoba untuk mengangkat bibirnya tapi kenapa sulit ya untuk bicara saja
"Neng Sheerin, kenapa atuh tumben sekali kemari"ujar petani itu yang bernama Doni
"Pak, Doni tadi bahas siapa? Memang pak Doni ada anak?"tanya Melia yang langsung datang dan mendekati mereka semua
Pak Doni itu menarik nafasnya, ia memang tidak memiliki anak dan semenjak kematian istrinya ia memutuskan untuk tidak menikah lagi bahkan sampai saat ini cintanya masih bersama istrinya, ia juga sudah berjanji tidak akan pernah menggantikan posisi istrinya itu karena sampai kapanpun hatinya hanya untuk istri lamanya itu
"Bukan neng Melia, saya tuh malam-malam lagi mencari kayu, seperti biasa untuk saya bakar tapi saat saya mencari kayu, saya tidak sengaja melihat seseorang lelaki berada di tepi sungai sepertinya habis kecelakaan berapa jam yang lalu"jelasnya
Sheerin masih menunggu katanya itu, ia penasaran siapa orang nya dan kenapa bisa ada yang kecelakaan tiga hari yang lalu, apa itu orang tua atau anak kecil? Sheerin tidak mau mendengarkan pembicaraan itu ia lebih baik kembali menuju rumahnya dan mengistirahatkan tubuhnya, ia mulai merasa lelah semenjak ia hamil
"Kondisinya memang seperti apa, parah?"tanya Melia lagi sambil membatu ibunya menarik padi
"Berapa luka saja, sepertinya dia memang ceo dan tidak jauh umurnya dari neng Melia."balasnya
Seketika kaki Sheerin berhenti saat mendengar nama CEO! ceo? Sheerin membutakan tubuhnya dan mendekati mereka semua yang masih membahas orang yang Pak Doni selamatkan tiga hari itu, siapa dia?
"CEO?"ujar Sheerin
Semuanya langsung melirik Sheerin, kenapa ada yang salah?
"Iya, sepertinya karena malam itu ia mengenakan jas, tentunya itu jas seorang ceo neng Sheerin—"
KAMU SEDANG MEMBACA
My sekretaris (21+)
Fiksi UmumPenghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra