Wanita itu memandang langit-langit malam hari, menjatuhkan air matanya setelah ia membaca pesan dari adiknya bahkan sebuah video, rasanya ia belum bisa menerima kehilangan adiknya walaupun sudah seminggu yang lalu. Sheerin membangunkan tubuhnya berjalan menuju keluar menatap bunga-bunga yang memekar karena air hujan, bahkan malam ini bisa dibilang sedihnya itu tidak hilang-hilang
"Sarah, ibu kalian lagi apa?"
Sheerin berharap ibu dan adiknya itu mendengar katanya, bahkan Sheerin ingin sekali bertemu dengan mereka
Sheerin menarik nafasnya dan duduk di kursi depan lalu matanya menatap dimana Melia berlari menuju arahnya sambil tersenyum wanita itu bahkan membawa buah kesukaannya, ya Sheerin sangat menyukai durian, entah kenapa buah ini sangat enak apa karena bijinya besar?
"Sheer, dari pada lamun sendiri makan durian yuk"
"Yuk"
Mereka berdua duduk di kursi depan sambil mengupas durian, mereka berdua memakannya dan melupakan masalah hidup merek, terlihat dari mata Melia kalau Sheerin memang benar-benar mulai tersenyum sekian lamanya Sheerin kebanyak menangis dan melamun
"Kamu dapat dimana ini, enak tau"ujar Sheerin
Melia tersenyum dan tidak lama ia menunjuk kearah depan, iya itu pohon durian milik Melia dengan keluarganya, dari kecil Melia memang menyukai menanam bunga
"Kamu lupa ya, aku kan banyak kebun buah, kamu mau apa nanti aku bawain"tanya Melia sembari memakan buah
Sheerin berfikir dirinya mau apa ya? Buah yang ia sukai memang durian dari kecil ia selalu memakan buah durian dengan keluarganya, walaupun banyak orang tidak menyukai durian tapi dirinya menganggap orang yang tidak menyukai durian itu memang aneh, durian seenak ini lho..
"Aku mau durian sekarung"ucapnya itu
Ya Melia bingung, tumben sekali Sheerin makan durian lahap seperti ini apa dia lapar apa memang ia sangat suka dengan buah ini? Melia tidak ambil pikir ia memakan bersama sahabatnya itu
"Kak Skala belum pulang ya, seminggu ini aku kayanya salah banget sama kak Skala udah diemin dia"Sheerin berkata sembari menata Melia
"Jangan gitu, kak Skala itu baik aku yakin dia ngerti peras kamu ko"
Ya mereka tau Skala lelaki yang selalu melindu Sheerin dari dulu, bahkan selama ini Skala lah banyak membantu keluar Sheerin, entah dari apa hati lelaki itu terbuat tapi Sheerin bersyukur bisa memiliki sosok sahabat baik seperti Melia dan Skala
Mereka terlalu fokus memakan buah sampai dimana mobil Skala berhenti didepan rumahnya, entahlah biasanya Skala akan pulang ke apartemen tapi mengapa ia kemari. Sheerin terbangun dan mendekati dirinya pada Skala dan dari tadi Melia hanya tersenyum melihat Sheerin yang tiba-tiba mendekati Skala, huh Melia setuju sekali jika mereka berjodoh
"Hai, udah mendingan?"Skala mengelus lembut surai rambut wanita itu
"Aku tidak sakit"ujarnya
Sheerin terdiam sejenak menatap wajah Skala dan tidak lama ia mendekati jemarinya pada bibir Skala, ini kenapa? Sheerin mengelus bibir lelaki itu dengan lembut dan tidak lama Skala meringis, dan entah itu sakit apa memang mencari perhatian pada Sheerin
"M-maaf, sebentar aku mau obati luka kamu"wanita itu masuk mengambil obat untuk mengobati luka Skala
Setelah ia mengambil obat itu, ia menarik tangan Skala untuk duduk disamping Melia. Sheerin mengobati luka pada bibir dan wajahnya, bahkan terlihat sekali wajah khawatir Sheerin pada Skala
"Habis jatuh dimana?"tanya Sheerin
"Kantor, kenapa?"balas lelaki itu
Sheerin menarik nafasnya dan terus mengobati luka itu dengan obat dan tidak lama ia sedikit mengoleskan dengan obat

KAMU SEDANG MEMBACA
My sekretaris (21+)
Ficción GeneralPenghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra