Chapter 3

5.3K 440 67
                                    

"Rony, Mama mau bicara!"

Rony menghentikan langkahnya dan menghela nafas panjangnya. Dengan malas Rony berjalan mendekati Mamanya yang sedang duduk di sofa sembari membolak-balikkan majalah.

"Kenapa, Ma?"

Melinda menutup majalahnya dan menyuruh Rony duduk di sampingnya dengan gerakan tangannya. Rony menurut, ia pun duduk di samping Melinda.

"Jadi kapan kamu kenalin calon istri kamu ke Mama? Mama udah nggak sabar lihat kamu nikah," kata Melinda langsung.

Rony memutar bola matanya. Ia sudah tahu jika Melinda akan membahas hal ini kepadanya. "Daripada kenal sama cewek lain lagi, kenapa Mama nggak coba terima Bella aja. Bella yang udah lama pacaran sama aku."

"Dan kamu tahu kenapa Mama nggak suka sama Bella." Hal ini memang sudah sering Melinda bahas kepada Rony, tetapi Rony seolah menutup mata dan menganggap jika permasalahan ini spele. "Mama bisa nerima dia asal dia berhenti jadi model."

"Apa salahnya jadi model sih, Ma?" Suara Rony sedikit lebih keras.

"Model majalah pria dewasa?" Melinda menaikkan sebelah alisnya ke atas. "Kamu tahu gimana terhormatnya keluarga besar kita. Mau di taroh dimana muka Mama di depan keluarga besar kita kalo kamu nikah sama wanita yang wajah dan tubuhnya terpampang di majalah? Kehormatan keluarga kita bakal tercoreng, Ron. Dan Mama nggak mau itu terjadi!"

Muak! Rony sudah muak mendengar alasan dari Mamanya itu. Menurut Rony itu hanya masalah spele saja. Toh, pekerjaan Bella sebagai model masih dalam taraf normal. Mamanya saja yang terlalu berlebihan.

"Sebenarnya Rony udah dekat sama cewek lain, namanya Salma. Besok Rony kenalin ke Mama," kata Rony akhirnya.

Melinda tampak antuasias. "Oh ya? Mama mau ketemu sama dia. Pasti dia lebih baik dari Bella."

Rony berdiri dari duduknya. "Besok Rony atur pertemuan Mama sama Salma. Kalo Mama masih nggak setuju sama Salma, pilihannya cuma dua. Restuin aku sama Bella atau aku nggak akan pernah nikah."

Setelah mengatakan itu, Rony melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam kamar, meninggalkan Melinda yang kini memutar otaknya, mencoba mengerti tentang apa yang baru saja Rony katakan. Karena Melinda pun tahu, Rony tidak akan semudah itu melepaskan Bella.

***

Rony melemparkan jas yang sebelumnya ia pakai dengan kasar ke ranjang. Ia menarik rambutnya frustasi. Karena kesal, Rony tidak berpikir panjang dan malah mengenalkan Salma kepada Mamanya. Bagaimana jika ternyata Melinda suka dan menyetujui hubungannya dengan Salma. Semuanya akan berakhir sia-sia.

Rony menghela nafas panjangnya dan mengambil ponselnya dari dalam saku celana bahannya. Jika di saat-saat genting seperti ini, hanya ada satu orang yang ia cari, yaitu Satria.

"Halo, tumben banget lo nelpon malam-malam. Kenapa?" tanya Satria di seberang sana.

"Gue pusing banget anjing. Bella udah dapetin cewek yang bakal nikah kontrak sama gue. Dan besok gue harus kenalin cewek itu ke Mama. Gimana kalo Mama setuju dan minta gue nikah sama cewek itu. Pokoknya lo harus bantuin gue," keluh Rony.

"Urusan gampang itu," kata Satria.

"Gampangnya dimana babi? Ini masalah serius buat hubungan gue dan Bella."

"Ya lo tinggal jelek-jelekin cewek itu di depan Mama lo. Buat Mama lo nggak suka sama dia. Masa gitu doang lo nggak ngerti."

"Caranya?"

"Pikir sendiri lah anjing. Yang tahu apa hal yang Mama lo nggak suka kan cuma lo. Pokoknya bikin Mama lo se ilfeel mungkin sama cewek itu. Trus Mama lo nggak bakal setuju dan lo batal nikah kontrak. Gampang kan."

Pernikahan Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang