Chapter 2

3.5K 298 56
                                    

"Selamat siang. Silahkan, mau order apa?"

Salma tersenyum manis menatap ke arah pelanggannya. Meskipun suasana hatinya sedang kacau, tetapi ia harus tetap profesional. Tidak boleh menunjukkan bagaimana suasana hatinya sekarang.

"Americano satu, ya."

"Itu saja?" tanya Salma.

"Iya."

"Baik, pembayarannya melalui apa?"

"Qriss, bisa kan?"

"Bisa. Totalnya semua lima puluh lima ribu." Setelah melakukan pembayaran Salma memberilan struk pembeliannya kepada pelanggan. "Silahkan di tunggu sebentar ya, kak."

Salma menghela nafas panjangnya dan menenguk segelas air putih saat sudah tidak ada pelanggan yang harus ia layani lagi. Ia merongoh ponselnya dari dalam kantong celana jeansnya dan menemukan pesan dari Bella. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, Salma segera membuka pesan tersebut.

Bella

• gue mau ketemu jam 2 buat bahas soal kemaren.

• lo punya waktu?

bisa

mau ketemu dimana?

• cafe kemaren aja

• sekalian ada cowok gue juga

• dandan yang rapi, karena cowok gue gasuka cewek yang berantakan

okay

sampai ketemu disana


Salma menggenggam ponselnya dengan erat. Sebenarnya ia tidak begitu yakin dengan apa yang ia lakukan ini. Namun ia seakan tidak memiliki pilihan lain. Hanya ini cara satu-satunya agar ia bisa membayar semua utang orang tuanya.

Salma kembali memasukkan ponselnya ke dalam kantongnya. Sekarang ia harus mencari Vito dan meminta izin untuk pulang lebih awal. Saat memutar tubuhnya, ia langsung saja berhadapan dengan Vito yang baru saja datang.

"Kenapa, Sal?" tanya Vito.

Salma tersenyum canggung dan menggaruk tengkuknya yang tertutupi jilbab. "Kalo gue pulang lebih awal, boleh nggak? Gue ada urusan mendadak soalnya."

Vito, pemilik coffee shop tempat Salma bekerja ini adalah temannya sejak dulu. Vito juga banyak membantunya selama ini. Ia berutang budi kepada bosnya itu. Dan untuk permasalahannya kali ini, ia tidak mau membebani Vito lagi.

"Mau kemana?" tanya Vito menyelidik.

"Ada urusan," jawab Salma. "Boleh ya izin hari ini aja. Besok gue lembur juga nggak papa."

Vito ingin bertanya lebih lanjut, tetapi ia mengurungkan niatnya itu karena sepertinya Salma juga tidak ingin bercerita.

"Boleh. Mau gue antar sekalian?"

Salma menggelengkan kepalanya. "Nggak usah. Gue bisa sendiri, kok."

"Beneran?"

"Iya. Lagian gue juga bawa motor." Salma melepaskan apron yang ia pakai. "Vito, makasih ya. Gue janji besok bakal lembur buat nebus hari ini. Gue pergi dulu."

Pernikahan Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang