Chapter 12

1.2K 346 49
                                    

Salma tidak bisa tidur malam ini, ia terus menangis dan mengingat apa yang baru saja terjadi di balik selimut tebalnya yang menutupi seluruh badannya. Badannya meringkuk kedinginan, ia merasa seperti orang yang paling menyedihkan saat ini.

Salma menyesal dengan semua yang terjadi. Satu kesalahan yang akan membuatnya menyesal seumur hidup. Ia bahkan tidak menyangka jika keputusan yang ia ambil akan membawanya sejauh ini.

"Ma, Pa maafin Salma."

Salma terus menangis, memikirkan bagaimana masa depannya setelah ini. Apa yang akan ia lakukan setelah ini. Bagaimana ia harus bersikap di depan Rony. Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepala Salma.

***

Rony menggeliat saat cahaya matahari masuk melalui celah-celah jendela kamarnya. Ia membuka matanya perlahan dan merenggangkan otot-ototnya. Ia mengernyitkan keningnya saat melihat keadaannya sekarang. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, Rony memikirkan apa yang terjadi dengannya tadi malam.

"Kok gue bisa tidur telanjang kayak gini? Apa yang terjadi tadi malam?"

Rony memijat pelipisnya yang terasa berdenyut dan mencoba menyusun puzzle-puzzle tentang apa yang terjadi semalam. Namun sayangnya, Rony tidak mengingat apapun selain ia mengamuk di kantor karena foto Bella yang ia dapatkan dari orang yang tidak di kenal. Setelah itu, ia tidak mengingat apapun lagi.

Rony mencoba bangkit, dan lagi, ia harus di buat kebingungan karena bercak darah yang ada di sprei kasurnya.

"Ini darah apa anjing."

Rony bergidik jijik dan kembali memutar otaknya tentang apa yang terjadi tadi malam. Namun sial, ia tetap tidak mengingat apapun.

"Kenapa gue telanjang trus ada darah di sprei kasur?" tanya Rony kepada dirinya sendiri. "Apa yang udah gue lakuin tadi malam?"

Karena tidak mengingat apapun yang terjadi tadi malam, Rony memutuskan untuk mengambil baju dan celana secara acak di dalam lemari dan memakainya. Dengan langkah gontai karena kepalanya yang terasa berdenyut, ia pun keluar dari kamarnya.

"Sal.. Salma..."

Rony mencari Salma, bermaksud menanyakan hal yang menjadi pertanyaan di otaknya kepada wanita itu.

Rony membuka kamar Salma dan tidak menemukan wanita itu disana. Ia pun berjalan ke arah dapur, ternyata Salma sedang menyiapkan bekal untuknya.

"Sal..."

Deg!

Salma yang sedang menyiapkan bekal makan siang untuknya mendadak terdiam mendengar suara itu. Salma menundukkan wajahnya, enggan menatap ke arah Rony sedikitpun. Karena ia pasti akan merasa sakit saat melihat wajah lelaki yang sudah merampas mahkotanya.

"Sal, lo tau nggak tadi malam gue kenapa? Soalnya..."

Belum selesai Rony melanjutkan ucapannya, Salma memotongnya. "Gue nggak tahu apapun soal lo."

Tangan Salma bergetar hebat, ia masih menundukkan wajahnya dan mencoba fokus dengan apa yang ia lakukan tanpa melirik sedikitpun ke arah Rony.

"Tapi aneh aja. Gue bangun, trus ada bercak darah di sprei gue. Di tubuh gue juga nggak ada yang luka. Gue benar-benar lupa apa yang terjadi tadi malam."

Deg!

Salma menutup matanya, ucapan Rony itu membuat ia kembali mengingat apa yang terjadi tadi malam. Dan bercak darah yang Rony katakan itu adalah darah miliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 17 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pernikahan Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang