Chapter 5

2.8K 442 38
                                    

"Haloo, Sal..."

Saat keluar dari mobil Rony, Salma terperanjat kaget saat melihat Bella sudah berada di depannya. Bella menyambutnya dengan senyum penuh arti dan terkesan licik.

"Ada lo juga disini?" tanya Salma basa-basi.

"Semua ini rencana gue, kan. Jadi gue harus mantau semuanya," kata Bella.

Rony yang juga baru keluar dari mobil, langsung merangkul pundak Bella dan mengajaknya untuk masuk ke dalam butik, mengabaikan Salma yang masih terdiam di tempatnya. Butuh beberapa detik untuk ia memahami apa yang terjadi.

Keterkejutan Salma tidak berhenti sampai disitu saja. Bahkan saat sudah masuk ke dalam butik dan mencari gaun pengantin untuk ia pakai di acara pernikahannya dengan Rony, ia tidak memiliki kesempatan untuk memilih gaun itu sendiri. Bella asyik memilih dan mencoba beberapa gaun pengantin, sedangkan ia mengekor di belakang.

"Yang ini bagus nggak, sayang?" tanya Bella sembari menunjukkan gaun panjang berwarna putih tanpa lengan.

"Bagus. Kamu pasti cantik kalo pakai gaun itu," kata Rony memuji.

Salma memutar bola matanya. Sudah mulai bosan dengan apa yang sedang terjadi ini.

"Sorry, ini sebenarnya mau nyari gaun pengantin buat gue atau Bella?" Salma menunjuk dirinya dan Bella bergantian. "Kalo Bella yang pilih, kenapa gue harus ada disini?"

"Gaun pernikahan buat lo, tapi Bella yang pilih," kata Rony tegas.

"Yaps. Lo itu cuma kayak mannequin disini. Semua kebutuhan pernikahan harus gue yang nentuin dan sesuai keinginan gue. Lo tinggal duduk manis dan terima uangnya nanti," kata Bella.

"Ya terus buat apa gue ada disini?" ketus Salma. Emosinya mulai tersulut. Ia rela meninggalkan tanggung jawabnya demi menuruti keinginan pasangan aneh ini.

"Buat nyobain bajunya lah, bego," kata Bella. Ia kembali memperhatikan gaun yang ia pilih tadi. "Aku pilih ini, deh. Desainnya simple tapi menawan."

"Gue nggak bisa pakai itu, Bella." Salma menghela nafas panjangnya. "Itu gaunnya nggak pakai lengan. Sedangkan gue hijaban gini. Lo rada-rada sih."

"Ya kan bisa pakai daleman," kata Bella bersikeras. "Pokoknya gue tetap mau ini."

"Yaudah lo aja yang nikah sama Rony. Nggak usah pakai jasa gue!"

Kekesalan Salma memuncak. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari butik itu. Ia memang sangat membutuhkan uang yang Bella janjikan. Tapi jika terus seperti ini, ia juga tidak akan sanggup.

"Kamu tunggu disini, aku nyusulin dia dulu," kata Rony.

Bella menahan tangan Rony. "Nggak usah di kejar. Aku bisa nyari cewek lain. Dia nggak bisa seenaknya sama kita."

"Tapi Mama udah setuju sama dia. Aku nggak mau Mama curiga kalo tiba-tiba kita batal nikah," kata Rony.

Rony tetap mengejar Salma dan meninggalkan Bella yang kini mengepalkan tangannya. Sepertinya Bella harus waspada terhadap Salma. Karena bisa jadi Salma menjadi penyebab kehancuran hubungannya dan Rony nanti.

Rony melihat Salma hendak menyetop sebuah taxi. Ia pun berlari dan menahan Salma. Ia berdiri tepat di hadapan gadis itu.

"Mau kemana? Fittingnya belum selesai," kata Rony.

"Buat apalagi? Nikahin Bella aja. Dia kan yang mau pilihin semuanya. Buat apa gue ada disini, kalo apa-apa ngikutin Bella. Buang-buang waktu aja," kata Salma.

"Udah sejauh ini, dan lo tiba-tiba pengen batalin semuanya? Nggak bisa! Mama udah kenal sama lo, Sal. Lo nggak bisa mundur gitu aja," kata Rony.

"Gue tanya, lo sama pacar lo itu ngehargain gue, nggak? Disini yang butuh bukan gue aja. Kalian juga butuh gue. Gue nggak mau di perlakuin semena-mena!" kata Salma tegas.

Pernikahan Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang