Hari pertama setelah menikah tentu tidak ada yang berubah dari kehidupan Salma. Ia tetap menjalani kehidupannya seperti biasa. Ia juga tidak kehilangan apapun dari hidupnya.
Hari ini, agenda Salma dan Rony adalah mengunjungi Melinda di rumahnya. Ada hal yang ingin Melinda bahas kepada keduanya. Setelah menjemput Salma di hotel, Rony pun membawanya ke rumah.
"Ini rumah lo?" tanya Salma tercengang. Bagaimana tidak, rumah ini tampak sangat mewah berkali-kali lipat dari rumahnya.
Rony tidak menjawab pertanyaan basa-basi itu. Karena sudah jelas ia membawa Salma ke rumah ini, tentu saja rumah ini adalah rumahnya.
Sebelum masuk ke dalam rumah, Rony merangkul pinggang Salma. Tentu saja tindakan tiba-tiba dari Rony itu membuat Salma terkejut. Langkahnya seketika terhenti dan ia melepaskan rangkulan Rony itu.
"Jangan sentuh-sentuh. Lo mau ngapain?" ketus Salma. "Jangan aneh-aneh, ya. Gue udah punya perjanjian sama Bella."
Rony memutar bola matanya. "Kita mau ketemu sama Mama. Jadi kita harus bersikap romantis di depan Mama."
"Nggak usah pake rangkul-rangkulan kan bisa," kata Salma.
"Ngrangkul pinggang lo nggak bakal bikin virgin lo hilang." Rony kembali merangkul pinggang Salma, merapatkan tubuh keduanya. "Rileks, gue nggak mau bikin Mama curiga."
Salma menarik nafas panjangnya dan menghembuskannya perlahan. Berada sedekat ini dengan Rony dan bisa mencium aroma tubuhnya membuat jantung Salma berdetak dengan kencang. Dan itu tidak baik untuk kesehatannya.
Keduanya kembali melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam rumah. Di sofa sudah ada Nabila dan Melinda yang tengah berbincang. Ntah membahas soal apa.
"Pagi, Ma," sapa Rony. Ia langsung mengecup kedua pipi Melinda.
"Wah, pengantin baru udah datang. Gimana malam pertamanya?" kekeh Nabila.
"Sttt, anak kecil diam!" Rony menyentil kening Nabila. Sedangkan Salma hanya tersenyum kaku. Ia menyalim tangan Melinda dan duduk di depannya.
"Aura pengantinnya keluar ya, Ma. Bercahaya gitu. Udah yaa tadi malam?" tanya Nabila lagi sembari tertawa.
Melinda hanya tertawa menanggapi ucapan Nabila itu. "Kalian udah sarapan?"
"Udah Tante," jawab Salma kikuk.
"Jangan manggil Tante lagi, dong. Panggil Mama, ya. Kan sekarang kamu udah resmi jadi istri Rony dan anak Mama."
"I-yaa, Ma," kata Salma.
"Habis ini rencana kalian apa? Mau tinggal disini atau..."
"Kayaknya kita pisah rumah aja deh, Ma," kata Rony langsung. Ia tidak akan mungkin mau tinggal di rumah ini lagi. "Aku udah bicarain ini sama Salma, dan dia setuju. Iya kan, sayang."
Sayang? Tunggu, apakah Salma tidak salah dengar? Rony menyebutnya dengan panggilan 'Sayang'? Hei, ini tidak ada di perjanjian kontrak waktu itu. Tapi, bukankah panggilan itu terkesan biasa saja untuk pasangan yang sudah menikah? Tapi tetap saja, perasaan Salma tidak karuan mendengarnya.
"Sayang?" panggil Rony lagi saat Salma hanya diam saja.
Salma tersadar dari lamunannya sendiri, ia mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Rony.
"Kenapa nggak tinggal disini aja? Biar Nabila ada temannya juga," kata Nabila.
"Justru itu, bisa-bisa lo recokin rumah tangga gue," ketus Rony.
"Biar istri lo juga nggak sendirian di rumah. Kan kasihan kalo Salma sendirian di rumah sedangkan lo sibuk 'kerja'," kata Nabila menekankan kata kerja di kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Bayangan
RomanceSalma yang sedang kebingungan membayar hutangnya tidak sengaja bertemu dengan Bella yang sedang mencari wanita untuk menikah secara kontrak dengan Rony, kekasihnya. Bukan tanpa alasan ia melakukan itu. Melinda, Ibu Rony melarang keras hubungan kedua...