Chapter 8

3.4K 541 68
                                    

Setelah berunding dengan Novia kemana uang yang ia dapatkan dari Bella, akhirnya Salma memutuskan untuk membeli sebuah mobil yang bisa ia gunakan untuk mempermudah urusannya. Sisa uang tersebut akan ia simpan untuk biaya kehidupannya ke depan. Karena Salma juga tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

Setelah membeli mobil tersebut, Salma meminta Novia untuk menemaninya berbelanja bulanan, mengisi kulkasnya yang sudah kosong. Ia juga membelanjakan beberapa makan untuk Novia.

"Jadi lo tinggal berdua sama Rony di rumah lo?" tanya Novia setelah mendengar cerita Salma.

Salma menganggukkan kepalanya sembari memasukkan beberapa jenis sayuran dan buah-buahan ke dalam troli.

"Dia tidurnya di kamar tamu. Daripada harus beli rumah baru, kan? Mending di rumah gue aja," kata Salma.

"Berdua?"

"Iya."

"Lo nggak takut kalo..."

"Ada space di antara kita. Apapun yang ada di otak lo nggak akan terjadi," kata Salma cepat.

"Tapi tetap hati-hati, Sal. Lo sama Rony udah sama-sama dewasa, tinggal berdua di rumah yang sama. Awas terjadi hal yang iya-iya."

Salma mengetuk kepala Novia. "Otak lo di benerin dulu makanya. Biar nggak asal ngomong!"

Setelah setelah berbelanja, Salma mengantar Novia pulang dan kembali ke rumahnya. Ia tidak menemukan mobil Rony di garasi, itu artinya Rony belum pulang.

"Ngapain mikirin Rony, ya. Kan terserah dia mau pulang kapan. Nggak pulang juga nggak masalah."

Salma mengeluarkan belanjaan dari dalam mobil dan berjalan masuk ke rumahnya. Ia menata bahan-bahan dapurnya di dalam kulkas dan mulai memasak makan malam untuknya. Tidak banyak yang ia masak, hanya ayam goreng tepung dan sayur capcay untuk dirinya sendiri. Setelah selesai memasak, Salma memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan memulai ritual mandinya.

Salma memakai piyama tidurnya dan keluar dari dalam kamar tanpa menggunakan hijabnya lagi, seperti biasa ia lakukan. Ia berjalan ke dapurnya dan menemukan Rony sedang berdiri di samping meja makannya dan hendak mencicipi masakannya.

"Eitss! mau ngapain!"

Dengan cepat Salma mengambil sendok dari tangan Rony dan menjauhkan masakannya itu.

"Ini punya gue."

Rony terkejut dengan gerakan tiba-tiba saja. Bukan itu saja yang membuatnya terkejut, tetapi penampilan Salma juga. Ia sedikit terkejut saat melihat Salma dengan piyamanya dan rambut yang tergerai indah. Ini kali pertama Rony melihat Salma tanpa menggunakan hijabnya.

Salma mengikuti arah tatapan Rony dan tersadar jika penampilan sendiri. Dengan reflek, Salma menutup rambutnya dengan tangannya.

"Putar balik, cepat. Lo ngelihat aurat gue!"

Rony terkekeh. "Udah sah juga."

"Sah di atas kertas," ketus Salma.

"Sah di mata hukum dan agama, Sal," kata Rony. "Walaupun cuma kontrak," lanjutnya.

Saat memikirkan ucapan Rony itu, Salma mulai berusaha rileks. Ia duduk di kursi dan ingin segera menikmati masakannya.

"Masakan lo kayaknya enak. Buat gue mana?" tanya Rony sembari duduk di depan Salma.

Salma memicingkan matanya dan menjaga makanannya dengan sebaik mungkin. "Nggak ada. Lo siapin makanan buat lo sendiri."

"Lo nggak sekalian masak sama gue?"

Pernikahan Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang