Bab 26

59K 5.2K 657
                                    

Jangan lupa pencet bintang yaaa⭐

---

Carmine yang melihat perbuatan Argent dan Leonard merasa sedikit cemas. Ia tak mau kakak lelaki dan suaminya kembali bertengkar, apalagi hanya karena masalah sepele.

Dan astaga, bagaimana jika mangkuk itu pecah? Ia pasti akan sangat kesal dan marah.

Ia tengah begitu menginginkan panganan tersebut, kau tahu?

"Mm, tapi sekarang aku ingin disuapi oleh Mama. Boleh kan, Ma? Soalnya aku kangen." Ibu hamil itu segera mengucapkan sesuatu untuk meredam persaingan sengit yang tengah terjadi.

"Tentu saja boleh dong, sayang. Mama juga sangat merindukanmu." Bianca tersenyum lembut. Putrinya itu memang sering bersikap manja.

Percakapan antara Bianca dan Carmine sontak saja memutuskan perang dingin antara Argent dengan Leonard.

Kedua pria itu segera melepaskan genggamannya terhadap mangkuk puding mangga. Sedangkan Jake yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala.

Kenapa menantu dan putranya itu terlihat seperti kucing dan anjing yang tak pernah akur? Lelaki paruh baya tersebut menghela napas.

Bianca yang tidak sadar akan Argent dan Leonard yang sedang bersitegang, segera saja mengambil alih puding mangga yang diinginkan Carmine.

Mangkuk cilik itu terdiam cantik di atas nakas.

"Sepertinya putri Mama ini sering mengidam yang manis-manis."

Carmine tertawa kecil mendengarnya. "Iya, Ma. Tapi Roney, dokter keluarga Kara, mulai melarangku untuk mengkonsumsi gula yang berlebihan. Maka dari itu sekarang camilanku cenderung dicampur buah."

Bianca mengangguk. "Betul, Nak. Terlalu banyak manis tidak baik untuk ibu hamil dan bayi dalam kandungan."

Wanita paruh baya itu duduk di sebelah Carmine. "Ah, omong-omong, apakah putriku ini sering mengalami morning sickness?"

Deg.

Mengingat morning sickness membuat sesuatu dalam dada Carmine dan Argent berdenyut ngilu. Tentu saja alasannya berbeda bagi keduanya.

Morning sickness mengingatkan Carmine akan kenangan pahit yang ia terima. Sedangkan bagi Argent, morning sickness selalu mengingatkan dirinya atas segala kesalahannya.

"Ekhem." Carmine berdehem untuk membasahi kerongkongannya yang entah mengapa terasa kering.

"Dulu sebelum koma, gejala morning sicknessku memang cukup parah, Ma. Tapi akhir-akhir ini aku bersyukur karena sudah lebih baik."

"Benarkah?" Wanita paruh baya itu mengernyitkan kening, khawatir.

"Iya Ma, aku hanya mual-mual ringan saja, kok."

Setelah tersadar dari koma, memang morning sicknessnya sudah tidak separah dulu. Carmine pun sempat bingung, ia sampai berkonsultasi dengan Roney dan pria itu juga tidak tahu alasan pastinya.

Kemungkinan besar adalah karena kandungannya yang sudah bertambah bulan, serta aliran mana dalam tubuhnya yang cenderung lebih stabil.

Bianca menyuapkan puding mangga dengan sendok kecil.

I Suddenly Transmigrated and Got PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang