Bab 23

68.5K 6K 200
                                    

Jangan lupa pencet bintang yaaa ⭐

---

Setelah memegang mangkuk, Duke Kara lantas mencicipi bubur tersebut. Guna mengecek suhunya apakah masih terlalu panas atau tidak. Ketika dirasa pas, lelaki itu kemudian mengarahkan sesendok bubur ke arah bibir Carmine.

Hal itu sontak membuat Carmine merasa tambah kebingungan oleh perlakuan Argent sedari tadi. Mulai dari awal saat ia tersadar hingga saat ini, laki-laki itu bersikap sangat aneh.

Bahkan Argent bertingkah seakan tak ingin jauh dari Carmine. Melarangnya pindah kamar, ingin menyuapi, seolah-olah peduli.

"Aaaa, sebelum buburnya dingin." Tutur Argent lugas.

Carmine menghela napas sejenak. Sepertinya kali ini perkataan Argent tak bisa diganggu gugat. Selain itu perutnya pun mulai berbunyi nyaring.

Wanita itu mau tak mau menuruti apa yang dititahkan suaminya. Carmine membuka mulutnya dan menerima suapan bubur dari tangan kekar Argent.

"Ron, apakah Car boleh menghabiskan semuanya?" Argent mengangkat mangkuk yang kini nampak kecil dalam genggaman telapaknya yang lebar.

Roney hanya mengangguk. Tekstur bubur itu lebih cair dari bubur pada umumnya, sehingga tidak begitu membuat lambung bekerja ekstra.

"Baiklah. Paul, taruh minumnya ke atas nakas dan aku ingin kalian semua menunggu di luar." Argent memberi mandat.

Walaupun sebelumnya sudah terdapat segelas air putih, namun yang dibawakan Paul sepertinya adalah air hangat.

Carmine yang sedang menelan bubur sedikit terkejut, untung saja kali ini ia tidak tersedak. "Kenapa?" Ujarnya bingung.

Matanya memicing curiga, takut jika Argent berubah pikiran dan tetap tidur di kamar ini.

Argent kembali menyuapi sang istri dengan telaten, seperti tengah mendulang anak kecil. Carmine pun menerimanya tanpa perlawanan karena rasa lapar yang mendera.

"Terlalu banyak orang di sini. Nanti setelah kau selesai makan, aku yang akan ke luar."

Lelaki itu mengusap ujung bibir Carmine yang terdapat sedikit sisa bubur dengan ibu jarinya, lalu menjilat bekas tersebut.

Hal itu sontak membuat Carmine kembali terkejut dengan tingkah manis Argent. Pipinya sedikit merona merah karena malu sudah menjadi bahan tontonan.

Para staff yang paham bahwa Duke mereka sebenarnya hanya ingin menghabiskan waktu berdua, pamit undur diri dengan segera.

Setelah seluruh pegawai keluar dari ruangan, Carmine lantas menelan buburnya dengan buru-buru. Enggan terlalu lama berduaan bersama Argent.

Hal itu membuatnya justru kembali tersedak. "Uhuk, huk!" Wanita itu terbatuk-batuk hingga hidungnya terasa pengar dan netranya sedikit berkaca.

"Pelan-pelan, Car." Argent menaruh mangkuk dalam genggamannya ke atas kasur lalu menepuk lembut punggung sang istri. "Makanlah dengan santai, tak ada yang ingin merebutnya."

Duke muda itu kemudian mengambil segelas air hangat yang tadi dibawakan oleh Paul dan menyodorkannya pada Carmine. "Mau minum? Tapi ingat, pelan-pelan, ya."

I Suddenly Transmigrated and Got PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang