Flashback

25 4 0
                                    

"Kamu beneran gapapa, sayang? " tanya Taka untuk kesekian kalinya terhadap Shiro.

Shiro menghembuskan nafas kasar. "Shiro gapapa Pah, Shiro udah oke. " jelas Shiro membuat Taka mengangguk saja.

"Jadi? Bisa kamu jelasin kan? "

Shiro menatap ragu Taka, dia ingin sekali bercerita namun sangat susah. Jadi, Shiro memilih diam sembari memilin jari-jarinya sendiri.

Taka yang melihat itu hanya bisa mendengar lelah, lalu mengusap punggung tangan Shiro yang terbebas infus. "Papah ngerti, tapi, papah mohon...jangan sembunyikan apapun dari papah. " ujar Taka membuat kepala Shiro bergerak naik turun, tanda mengerti.

Tangan besar Shiro terulur mengusap kepala Shiro, rambut Shiro mulai memanjang. "Ngk ada niatan mau potong rambut? "Tanya Taka.

Shiro mendongak lalu menyentuh rambutnya, rambut tebal dan panjang miliknya. Shiro menggeleng. "Nanti pah, kalau Shiro gabut. " jawab Shiro membuat Taka terkekeh kecil.

"Kau ini.. " Taka menoyor kepala Shiro sehingga terdorong kebelakang.

"Aduh, apaan sih Pah? Anak lagi sakit juga malah di toyor kepalanya.. " keluh Shiro dengan mengusap keningnya.

"Hahahaha... "

Taka tertawa saat melihat raut wajah Shiro yang memelas, hal yang langka dia lihat. Jarang sekali Shiro bersikap seperti ini.

"Papah~ " Shiro memberengut kesal, tubuhnya tiba-tiba ditarik sehingga bertubrukan dengan tubuh Taka.

Taka mengusap kepala Shiro, sesekali dia akan mengecup rambut wangi khas bayi itu. "Iya, maaf. "

Terdengar isak tangis dari Shiro, membuat Taka terkejut. "Hei, kenapa nangis hm? Ada yang sakit ngk? " Tanya Taka beruntun, tangan besar itu tak henti-hentinya mengusap kepala Shiro.

Shiro menggeleng dalam pelukan Taka, ia bahkan semakin mengeratkan pelukannya.

"Oke, kamu mau apa? Papah turutin, asal jangan aneh-aneh. " ujar Taka.

Bukannya berhenti, tangis Shiro semakin keras.

"Sa-sakit hiks hiks hiks s-sakit.... "

Taka mengusap kepala Shiro, mengecup beberapa kali rambut panjang dan tebal milik Shiro. "Mana yang sakit? Kasih tau papah, sayang. "

Tak ada jawaban dari Shiro, suara nya bahkan perlahan mereda. Taka terus saja mengusapnya tiada henti.

Hingga sekitar 15 menit kemudian, Taka merasakan tubuh putranya melemah. Dia yang takut terjadi apa-apa dengan putranya lantas, menengok nya.

Yang Taka dapati adalah, suara dengkuran halus Shiro dengan suara yang sesenggukan. Taka tersenyum dan dengan perlahan menidurkan Shiro.

"Mimpi indah, sayang. " gumam Taka dan mengecup singkat kening Shiro.

Cup

"Papah keluar dulu, ini ngk lama. " ujar Taka dan berlalu dari ruang inap Shiro.

.

.

.

"Lo tuh masih bocah, ngk usah sok-sokan mau masuk ke geng ini. " sinis salah satu pemuda di tempat terlarang itu sambil menatap sinis bocah dihadapan nya.

"Bener tuh, lo bocah bau kencur. " sambung yang lain.

Mereka tertawa keras dalam ruangan khusus, bahkan mereka mengejek dan menghina bocah didepan mereka.

Sedangkan bocah yang mereka maksud hanya diam mendengarkan, tangan kecil itu terkepal di dalam saku jaket yang dia pake.

"Kenapa kalian tertawa? Apa ada yang lucu? " tanya seseorang yang baru masuk kedalam ruangan itu.

Alaska Shiro ( On Going ) - Hiatus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang