Ceroboh

20 3 0
                                    

Sejak pertemuannya dengan anggota geng Asskalova, Shiro menjadi pribadi yang pendiam dan dingin.

Dia hanya akan menghangat jika bersama Taka, dan kedua sahabatnya. Tapi, jika bersama orang lain? Dia akan berubah menjadi patung dan diam seperti orang bisu.

Seperti sekarang, dimana Shiro yang dipaksa oleh Taka untuk datang ke rumah Tama, sahabat Taka.

Bukan hanya Taka saja yang Tama undang, melainkan anggota geng yang Taka buat pun ada juga disana.

Bahkan, mereka juga membawa anak-anak mereka, bisa dibilang ini acara khusus bapak-bapak dengan anak saja. Mungkin?

Tak ada istri disana.

"Oh iya bos, kenapa anak lo diam wae dari tadi? Sakti kah? " Tanya Tejo saat melihat Shiro yang diam saja.

Taka menatap putranya, dia menggeleng. "Ngk, dia sehat. Mungkin lagi malas aja. " jawab Taka, dia tau Shiro malas datang kesini. Bahkan jika bukan dipaksa, Shiro hanya akan berdiam diri di kamar.

Mereka mengangguk, memaklumi sikap anak bos mereka.

Mereka terus mengobrol, melupakan anak-anak mereka yang mulai bosan.

"Oh iya kita semua belum kenalan kan?" ujar seorang pemuda yang memakai kacamata, Gilang.

"Eh iya, yaudah dimulai dari siapa nih? Terus kalau kenalannya, harus ada umur. Biar kita tau, dan manggilnya yang sopan gitu. " sambung pemuda yang berambut merah, Haikal.

Mereka mengangguk lalu mulai memperkenalkan diri.

"Gue Haikal, umur gue 19 tahun. " ucap Haikal Mahesa.

"Gue Gilang, kalau umur gue sih 19 tahun juga. " Gilang Sebastian.

"Navarra, 20 tahun. " Navarra Algiantara.

"Bisma, 19 tahun. " Bisma Varenzio.

Setelah sepuluh pemuda itu memperkenalkan diri, mereka langsung menatap Shiro yang berada tak jauh dari mereka.

Shiro sendiri menyadari tatapan mereka, dia pun menghela nafas dan menatap balik mereka dengan datar. "Alaska, 18 tahun. " ujarnya singkat lalu kembali memainkan gawai nya.

Mereka saling pandang, lalu menanggangguk. Tak butuh waktu lama untuk mereka berteman, para orang tua menatap senang anak mereka yang cepat sekali berteman.

Namun, berbeda dengan Taka. Pria tampan itu malah menatap datar sang anak yang tidak mau berteman dengan mereka.

Menghiraukan Shiro, Taka lebih memilih melanjutkan obrolan nya bersama yang lain.

.

.

.

Shiro duduk terdiam di dalam mobil, menatap malas keluar melihat beberapa pejalan kaki di pinggir jalan.

"Shiro, kamu kenapa sayang? Akhir-akhir ini papah liat kamu lebih banyak diam, apa yang terjadi sebenarnya? "Tanya Taka dengan menatap sekilas Shiro dan kembali fokus menyetir mobil.

"Shiro gapapa, pah. " jawab Shiro sambil menatap sang papah. "Shiro cuma heran, kenapa Shiro bisa ganteng. "

Taka mendecih, anaknya ini emang. "Karena turunan dari papah. " Balas Taka kesal.

Apa-apaan pertanyaan itu? Apa dia masih bertanya lagi, kenapa dia bisa ganteng? Ya jelas turunan darinya! Dia ganteng? iyalah. Sombong amat pak?

"Masa sih? Tapi kok, rada ngk sama? " usul Shiro membuat Taka kesal mendengar nya.

"Bilang aja kalau iri, jelas papah yang lebih ganteng dari kamu. " cetus Taka, sembari menatap sang anak.

Alaska Shiro ( On Going ) - Hiatus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang