Fakta

28 3 0
                                    

Typo tandain!
Okey👌lanjut...

Sudah sekitaran satu bulan Shiro berada dirumah sakit, sudah satu bulan pula Shiro terus mengadu jika kepalanya sakit dengan datangnya beberapa memori aneh yang melintas singkat dikepalanya.

Taka hanya bisa menenangkan sang anak, dan mencoba paksa anaknya agar bercerita pasal mimpi yang pernah Shiro alami.

Namun Shiro tutup mulut, dia bahkan mendiami Taka beberapa hari hanya untuk menenangkan diri.

Taka sendiri berhenti memaksa Shiro agar bercerita, dia juga tidak ingin anaknya itu marah dan selalu mendiami nya.

Sekarang, Taka sedang menyuapi Shiro bubur buatan pelayan rumah sakit. Walaupun Shiro terus menolak, dengan alasan tidak enak. Namun karena paksaan Taka, Shiro terpaksa memakan bubur itu.

"Udah Pah, Shiro udah kenyang. " saat suapan terakhir, Shiro menjauh dari sendok yang Taka pegang.

"Sayang, ini terakhir. Habisin dulu.. " ujar Taka.

"Ngk mau Pah. " tolak Shiro dengan menutup mulutnya saat ia merasakan ada sesuatu yang naik ke lehernya.

Tak tahan dengan itu, Shiro dengan cepat turun dari atas ranjang rumah sakit dan berlari kedalam toilet.

Huek~~huek

Taka menyusul kedalam toilet saat mendengar suara muntahan dari dalam, Taka mendekati sang anak saat melihat anaknya itu yang seperti kesusahan.

Taka langsung mengurut tengkuk Shiro, agar memudahkan Shiro untuk memuntahkan bubur tadi. Namun, ada yang lebih mengejutkan buat Taka, yaitu Shiro muntah darah.

Hingga 15 menit kemudian, Shiro langsung bersandar dengan lemah di pelukan sang papah.

"Sayang, hei, are you okay? "Tanya Taka dengan khawatir. "Mana yang sakit sayang? Kasih tau papah... " tanya Taka.

"Mau tidur.. "Lirih Shiro membuat Taka menghela nafas kasar, dia pun langsung menggendong tubuh anaknya ala bridal style dan membawanya keluar dari toilet.

Taka menaruh Shiro dengan hati-hati di kasur, infus pun telah terlepas karena Shiro yang berlari tadi. Sekarang, tangan anaknya itu telah mengeluarkan darah, membuat Taka lagi dan lagi menghela nafas kasar.

Beberapa menit kemudian..

Setelah Shiro diperiksa oleh dokter Fahri, Shiro langsung tertidur dipelukan Taka. Bahkan Shiro dari tadi tidak mau melepaskan pelukan itu.

"Lepas dulu sayang, papah mau ke toilet bentar. "

"Ngk, Shiro masih mau meluk papah. "

Huh!

"Ngk lama sayang, lepas dulu ya? Bentar aja kok, ngk lama suer. "

Dengan terpaksa, Shiro melepaskan pelukannya dan membiarkan Taka masuk kedalam toilet.

Setelah dari toilet, Taka naik keatas kasur dan langsung disambut bahagia oleh Shiro. Pemuda itu nampak sangat lemas, bahkan dia dengan cepat tertidur saat sudah bersandar di dada sang papah.

Dengkuran halus itu membuat Taka mengusap kepala Taka, pikiran nya melayang entah kemana. Dia masih merasa heran dengan kondisi sang anak, ingin bertanya tapi tidak mau anaknya benci.

Huh~ jika begini, akan sangat sulit Taka mengetahuinya. Apalagi, dia masih mencari tau tentang orang-orang yang pernah dekat dengan putranya. Bahkan, mereka datang dan membuat Shiro harus menahan sakit ini. Sebenarnya, ini bukan salah mereka. Tapi yah, begitulah.

Alaska Shiro ( On Going ) - Hiatus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang