♛┈⛧Happy Reading!⛧┈♛
.
.
.
.
.Libina menatap jendela kamarnya yang tertutup rapat sambil memeluk erat lututnya. Dari dalam sini ia dapat melihat suasana pagi yang begitu cerah di luar sana, berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang suram.
Selama dua hari belakangan ini Libina tidak dapat pergi ke sekolah dan menjalani aktivitasnya seperti biasa, karena selama dua hari itu ia terserang demam sebab terlalu lama terkena angin malam ketika menginap di rumah Darren.
Mengharuskan Libina untuk beristirahat total di dalam rumah agar kembali pulih dengan cepat.
Selama dua hari itu pula Darren selalu datang menjenguknya tiga kali dalam sehari. Saat pagi sebelum berangkat sekolah, siang pada saat jam istirahat, lalu sore setelah pulang sekolah. Dan Darren akan pergi pada malam hari jika Libina sudah tertidur pulas. Begitu terus selama dua hari berturut-turut.
Cowok itu benar-benar menaruh seluruh perhatiannya untuk Libina seorang, seolah-olah dunianya hanya berpusat pada Libina. Eksistensi Darren sudah menjadi hal yang biasa dilihat berkeliaran di rumah Libina oleh kedua orang tua cewek itu dan kakak perempuannya, sudah bukan menjadi hal yang asing lagi bagi mereka.
Bahkan keluarga Libina sangat mendukung sang anak dalam menjalankan hubungannya ke jenjang yang lebih serius, walaupun umur mereka masih terbilang cukup muda.
"Sayang?"
Libina menoleh ke arah pintu kamarnya, terlihat tubuh tegap Darren menutupi pintu, perlahan-lahan cowok itu mulai mendekatinya.
"Udah makan?" tanyanya, tak lupa memberikan kecupan singkat di kedua pipi tembam Libina.
"Udah barusan, 'kok kamu bisa ke sini? Baru jam sepuluh loh, gak bolos 'kan?"
Darren menggeleng dan mengapit hidung Libina gemas. "Pulang cepet, guru ada pertemuan di luar sekolah."
Mengangguk saja sebagai respons, Libina menatap lekat netra Darren. Semenjak pernyataannya dua hari yang lalu, cowok itu benar-benar membuktikan ucapannya.
Dari cara Darren memperlakukannya, dari cara Darren berbicara padanya, seakan-akan menghipnotis Libina untuk segera jatuh cinta pada pesonanya.
Darren benar-benar menghujamnya dengan curahan perhatian yang memabukkan, membuat Libina tak berhenti tersenyum sepanjang obrolan mereka.
"Sini naik, duduk di samping aku," ajak Libina seraya menepuk-nepuk kasurnya, dengan cepat ajakan tersebut diangguki oleh sang pacar.
"Gue bawa banyak cemilan kesukaan lo, Bi. Pilih aja mau makan yang mana dulu, masih kenyang gak?"
"Suapin yang ini." Libina mengeluarkan sekotak kue sus cokelat dari dalam paper bag yang menarik perhatiannya.
Dengan sigap Darren pun membuka cemilan itu dan menyuapkannya dengan hati-hati. "Enak?"
Libina mengangguk semangat. "Bwanget!"
"Besok gue beliin lagi ya?"
Lagi-lagi Libina mengangguk sebagai jawaban dan lanjut menikmati lumernya cokelat dalam mulutnya.
"Emm, Dar."
"Iya?"
"Gak bosen?"
"Bosen? Apa?"
"Ke sini terus tiap waktu, kamu emang gak capek terus-terusan bolak-balik cuma buat pastiin keadaan aku?"
"Gue sama sekali gak bosen dan gak capek, lo itu penyemangat gue. Ngeliat lo sebentar aja udah buat gue semangat lagi dan gak kenal kata bosen."
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Multitalented [SEGERA TERBIT]
Teen FictionNamanya Libina Arabella. Cewek multitalenta kesayangan Asta High School yang kepopuleran dan eksistensinya tidak dapat diragukan lagi. Tidak melebih-lebihkan, ini adalah faktanya. Pandai dalam berbagai bidang baik akademik maupun non-akademik menjad...