[15] She's Multitalented

2.5K 192 14
                                    

♛┈⛧Happy Reading!⛧┈♛
.
.
.
.
.

"Bi, tadi Divani kenapa?"

"Kalian berantem ya?"

"Lo diapain sama dia? Divani gak macem-macem 'kan?"

Baru saja menginjakkan kakinya di ruang tamu, Libina sudah diberikan banyak lontaran pertanyaan tanpa jeda. Ia dibuat keheranan, kenapa para sahabatnya justru mengkhawatirkan dirinya ketimbang Divani? Padahal jelas-jelas yang terlihat kacau saat keluar adalah Divani, bukan dirinya.

"Kalian kenapa sih? Tenang dulu, aku sama Divani gak berantem dan gak kenapa-napa."

Febri bersedekap dada. "Serius lo?"

"Iya, Feb, aku juga gak tau dia kenapa. Yang jelas tadi pas aku lagi ngaca, tiba-tiba aja Divani teriak kayak ngeliat sesuatu gitu di cermin. Dia langsung lari gitu aja, aku 'kan jadi takut dan buru-buru keluar," jelas Libina sambil meremas baju seragam yang terlipat rapi di genggamannya, mencoba meyakinkan para sahabatnya akan ketakutan yang melanda dirinya.

Queensya menghela napas. "Dar, di rumah lo gak ada setannya 'kan?"

Pertanyaan itu sontak membuat Darren mengerutkan kening. "Libina kali setannya," jawab cowok itu seraya tersenyum sarkastik ke arah Libina.

"Wah, parah lo, masa pacar sendiri dikatain setan." Yasa menunjuk-nunjuk Darren seolah memperingati cowok itu, Falan dan Zafar pun dibuat menganggukkan kepala setuju.

Sedangkan Khandra, sedari tadi cowok paling pendiam itu hanya menyimak obrolan mereka saja tanpa berniat membuka suara. Karena dari mengamati sekitar, ia sudah dapat menebak apa yang sebenarnya terjadi.

"Jahat banget sih mulutnya, Dar, ngapain juga orang se-imut ini cosplay jadi setan? Ngawur ah!" Libina mencebikkan bibir kesal, Darren memang tipe cowok yang tak bisa diajak kompromi untuk urusan berdrama.

Sejujurnya, Libina yakin bahwa 'pacarnya' itu sudah mengetahui rencananya. Dan bukankah Darren sendiri yang berbaik hati menuntun Libina dan Divani agar pergi ke toilet yang kedap suara? Karena Libina tahu bahwa niat Darren untuk membantunya melakukan hal buruk tanpa disadari orang-orang, terkecuali Libina yang memang sudah merencanakan semua skenarionya.

"Salah, orang se-imut lo justru emang cocok jadi setan. Apalagi diliat-liat dari penampilan lo sekarang yang cuma pakai hotpants dan tanktop, bisa gue simpulkan kalo lo jenis setan penggoda yang mau godain gue. Atau emang niat lo godain semua yang ada di sini, huh?" ucap Darren pedas, berbanding terbalik dengan perlakuannya yang malah mendekati Libina lalu merampas baju seragam sang pacar untuk mengikatnya di pinggang Libina.

Sedangkan yang lainnya dibuat geleng-geleng kepala, apalagi circle Darren yang memang mulut-mulutnya terlampau lemes.

"Anjing, pocecip amat."

"Jangan syirik, Fal, gue juga kalo punya pacar spek Libina bakal posesif. Lo bayangin aja cewek lo yang bening itu diliat se-intens itu sama temen-temen lo, apa gak panas dingin?"

"Apa gue putusin aja ya pacar gue terus cari yang modelan Libina? Udah berprestasi, berwibawa, cantik plus imut, wah gila sih se-sempurna apa. Iya 'kan, Ndra?"

Khandra melirik sekilas ke arah Yasa. "Hmm," gumamnya.

"Naf, ternyata serem juga ya jadi omongan di tongkrongan cowok?" bisik Yasmine.

"Omongannya yang bikin ngeri sih."

"Gue jadi takut deh, apa di tongkrongan cowok gue juga omongin gue kayak gitu ya?" Winaya bergidik sambil mengelus-elus lengannya.

She's Multitalented [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang