[16] She's Multitalented

2K 171 21
                                    

♛┈⛧Happy Reading!⛧┈♛
.
.
.
.
.

"Are you crazy?" Libina menatap Falan tak percaya, hal ini benar-benar tidak terlintas sedikit pun dalam benaknya.

Sial, kenapa juga harus berhubungan dengan Darren?

"Cium atau cabe?" goda Falan bersedekap dada sembari menaik turunkan alisnya.

"Ck, cabe."

Falan mencekal tangan Libina yang ingin mengambil sebuah cabai dari piring di depannya. "Payah lo, masa cium pacar sendiri gak mau. Kalian beneran pacaran gak sih? Atau pura-pura?"

Sontak, kalimat yang terlontar dari mulut Falan membuat Libina menegang beberapa saat. "B-beneran lah!"

Libina berjanji kepada Darren akan memperlakukan cowok itu seperti pacar tersayangnya, namun jika melakukan hal intim seperti berciuman tidak pernah terbesit dalam benaknya.

"Kalo beneran, cepet lakuin tantangan gue," titah Falan tersenyum menyebalkan.

Libina melirik Darren yang hanya diam saja memandangnya, bagaimana ini? Tapi kalau melakukannya bisa-bisa harga diri Libina jatuh, cewek itu terlalu gengsi untuk memulai duluan.

"Cium! Cium! Cium!" sorak para sahabatnya yang mendukung permintaan Falan. Sedangkan Libina mendengkus kesal, benar-benar sial.

"Iya, aku cium."

Dapat Libina lihat Darren menatapnya dengan keterkejutan, mungkin cowok itu masih tak menyangka bahwa ia akan mengambil keputusan ini. Sebab Darren mengira jika Libina memacarinya karena ada mau saja, walaupun tidak seratus persen salah.

Di pikiran Darren bahkan tak pernah terlintas untuk mengharapkan Libina akan bersungguh-sungguh menyukainya, karena bagaimana pun cewek itu terlalu jauh untuk dirinya jangkau-saat ini.

Srek!

"WOAH!!!" teriak mereka excited. Khandra yang sedari tadi diam dibuat melotot tak percaya.

Dengan spontan tubuh Darren menegang kaku, diliriknya tangan Libina yang menarik baju kaos yang ia kenakan. Sedetik kemudian ditatapnya wajah Libina yang ada di hadapannya tanpa adanya jarak lagi.

Bibir mereka saling menempel, saling bersentuhan tanpa adanya pergerakan apa pun. Dan tatapan mata Libina sudah tertutup sempurna, seakan memperlihatkan bahwa cewek itu terlalu malu dan tidak ingin menatap wajah Darren.

Cowok itu tersenyum di sela ciuman singkat mereka, tidak ada pikiran kotor untuk berbuat lebih jauh. Tangannya beralih mengelus pelan pipi tembam Libina, Darren rasanya sudah benar-benar tak bisa diselamatkan dari bahayanya kalimat jatuh cinta.

Bagi Darren, apa pun konsekuensi yang akan ia terima ke depannya—karena memilih jatuh cinta pada sosok manusia manis di hadapannya ini, akan cowok itu jalankan dengan senang hati.

Karena baginya, Libina lebih dari sekadar rasa pantas untuk Darren perjuangkan dengan seluruh usaha gilanya.

"Ulang, Bi! Gak rela gue, ciuman mah bukan gitu! Itu namanya kecupan!"

Falan berucap tak terima saat melihat Libina dan Darren mulai menjauh. Dia kira, mereka akan lanjut ke fase yang lebih panas lagi. Namun hal itu hanyalah angan-angan Falan semata.

"Gak! Gila aja, aku udah turutin apa yang kamu mau ya. Permintaan kamu emang paling aneh! Dasar otak mesum!"

Bugh!

Queensya meninju lengan Falan. "Gila lo? Gitu doang udah cukup kali!"

Falan mendesis. "Apaan sih, Ca? Sakit bego!"

She's Multitalented [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang