Pulang

224 17 4
                                        


  Setelah makan areksa membawa pulang aurel ke rumah nya. Suasana kini kian membaik, namun sepertinya areksa malah memanfaatkan aurel yang amnesia

  aurel tidak ingat sama sekali tentang areksa dengan begitu areksa bisa membuat aurel jatuh cinta pada perlahan lahan

  "Mas rumah jauh ya dari sini." Tanya aurel yang melihat jalanan kota yang mulai berubah menjadi hutan

  "Nggak terlalu jauh. Itu rumahnya." Areksa menunjuk sebuah rumah mewah di pinggir danau dengan banyak lantai bak sebuah panthouse

" Areksa menunjuk sebuah rumah mewah di pinggir danau dengan banyak lantai bak sebuah panthouse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu beneran rumah mas?." Aurel tampak kagum dengan rumah yang begitu mewah itu adalah milik areksa

"Tapi kenapa mas tadi ajak aku makan di pinggir jalan?."

"Maksudnya?."

"Maksudnya yaa, kan mas orang kaya biasanya kan orang kaya makan nya di cafe mahal gitu loh mas."

"Ya udah lain kali saya bawa kamu makan di cafe mewah, atau kamu mau coba masakan saya? Saya dulu kerja jadi koki loh."

"Wah boleh banget mas, nggak sabar deh." Tawa kedua sejoli itu memenuhi mobil. Lambat laun akhirnya sampai pula di rumah areksa

"Ayo masuk." Areksa menatap aneh aurel yang tiba tiba membeku melihat rumah nya "hey ada apa?."

"E-enggak mas. Ternyata lebih gede ya rumah nya."

"Udah udah masuk yok." Areksa merangkul pundak aurel

Aurel tampak tak risih sama sekali dengan sentuhan itu, beda sekali dengan aurel yang dulu. Yang bahkan tak mau memandang wajah areksa

Areksa membawa aurel berjalan jalan keliling rumah. "Nah kalo kamu buka pintu ini ada dapur."

"Banyak banget mas ruangan nya aku jadi pusing."

"Banyak? Enggak kok rumah ini masih kecil." Areksa terkekeh saat mendengar ucapan aurel

Areksa membawa aurel menuju sebuah pintu yang ketika di buka ."nah kalo ini kamar kamu." Itu kamar yang tempat di mana areksa merenggut keperawanan nya

Kamar itu bersih rapih seperti tak pernah terjadi apa apa di sana. Aurel terdiam sejenak saat melihat ke arah kasur

"Aurel?."

"Eh iya mas." Areksa mengagetkan aurel dari lamunan nya

"Kamu mikirin apa." Areksa merasa janggal dengan sikap aurel yang mendadak diam saat melihat ranjang itu

"Enggak aku gak mikirin apa apa mas. Memang nya kenapa."

Areksa menggeleng lalu keluar dari sana. 'apa benar dia amnesia?' ujar batin nya setelah menutup pintu kamar

'kalau benar dia amnesia lalu kenapa dia menatap ranjang itu begitu lama? Seakan ingat dengan kejadian itu'

Areksa pergi dari sana. Aurel membuka sebuah pintu menuju toilet lalu menggeleng seakan bukan itu yang ia cari. Lalu di bukanya pintu lain di seberang kasur

Aurel tercengang melihat banyak nya lemari di sana. Nama nya aja wal in closet rel

Aurel membawa pakaian nya lalu merapikan nya pada sebuah lemari yang kosong. aurel turun setelah mengganti pakaian

"Mas? Mas siapa ya nama nya."

"Areksa mahendra. Panggil saya areksa." Sahut nya dari arah dapur

"Mas lagi buat apa?." Tanya aurel saat melihat areksa yang baru saya mengeluarkan sesuatu dari freezer

"Ini ice krim yang saya buat." Areksa menaruh nya di atas meja 'yang saya buat untuk kamu waktu itu' areksa termenung beberapa saat
memandang ice krim yg ia buat

"Mas kenapa?."

"Ah enggak. Ayo di cobain."

Aurel mengambil sedikit ice krim dengan sendok yang di berikan areksa sedikit namun berhasil membuat aurel terpejam beberapa saat

"Gimana enak kan."

"Enak banget mas!." Seru aurel

"Syukurlah kalo kamu suka."

Beberapa saat kemudian seseorang datang tanpa diundang "SAYANG!!." Vanya datang tiba tiba membawa Margareth bersama nya

"Areksa siapa wanita ini." Ia menatap tajam pada aurel. Aurel turun dari tempat nya duduk

"Saya aurel tante."

"Aurel? OH JADI KAMU PELACUR ITU?!." Pekik margareth "kurang ajar sekali kamu ya. Berani beraninya kamu menggoda anak saya."

"Udah cukup ma dia gak salah apa apa." Areksa membawa aurel pergi dari sana "aurel kamu di sini dulu ya. Jangan keluar sebelum aku suruh keluar."

Aurel terdiam sejenak saat pintu kamar di tutup. 'aku bukan pelacur' batin nya berbicara

"Areksa jelasin sama mama sekarang siapa perempuan itu? Kenapa dia ada di sini. Gimana kalau orang lain tau areksa." Baru saja areksa turun margareth sudah menghujani nya dengan sejuta pertanyaan

"Ma, mama gak seharusnya ngomong gitu di depan aurel. Dia juga manusia ma! Punya hati."

"Berani kamu bentak mama?." Vanya menahan tangan Margareth yang sedikit lagi mengenai pipi areksa

"Jangan dong tante ini areksa loh anak tante. Yang harus nya tante tampar itu perempuan pelacur itu."

"Iya dimana perempuan itu. Bawa dia kemari." Areksa menggelengkan kepala nya kecewa dengan margareth "kenapa kamu diam?."

"Udah stop ma, ayo pergi sekarang." Areksa mendorong vanya dan margareth keluar dari rumah nya "jangan lagi kalian datang kemari! Dan untuk kamu vanya aku batalin pertunangan kita."

"APA? GAK AKU GAK MAU AREKSA!!." Areksa membanting pintu. Saat dirinya berpaling ke belakang terlihat aurel yang berdiri dengan mata berbinar

"Aurel?."

"Aku gak seharusnya ada di sini mas. Aku mau pulang aja ke rumah mas devan."

"Enggak kamu gak boleh ketemu dia lagi!." Areksa kembali membawa aurel masuk ke kamar nya

"Mas lepasin. Mas kenapa sih ini bukan rumah aku, aku mau pulang."

"DIAM." Aurel tersentak kini tubuhnya membeku menatap areksa yang tampak amat marah

"Kamu gak boleh pergi dari sini. Kamu gak boleh keluar dari sini."

Areksa berjalan mendekati aurel "mas?." Aurel terus mundur hingga kini tak ada lagi tempat bagi nya untuk mundur

"Jangan harap kamu bisa keluar dari sini hidup hidup." Kalimat itu seakan menarik keluar jantung aurel

"Mas tolong jangan gini. Aku minta maaf." Areksa menarik aurel masuk kedalam pelukan nya "mas kenapa?."

"Jangan tinggalkan saya. Saya mohon." Pundak aurel terasa basah. Areksa nangis? Omaygudd

"Mas kenapa nangis?." Aurel mengelus lembut punggung areksa berusaha menenangkan nya

Bersambung...

buy wife (Beli istri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang