02

7.4K 565 11
                                    

Tandai typo,✓
Happy Reading~
____________________

"Rana?"

Baru saja Rana memasuki rumah mewah itu, suara seseorang langsung menyapa indera pendengarannya.

Dia menatap seorang wanita yang menatapnya kaget. Sepertinya wanita itu baru saja dari dapur, terbukti dengan segelas kopi ditangannya.

"Kok cepet pulangnya? Abang mana?" Tanya nya sembari menghampiri sang putri yang sedari tadi terdiam kikuk.

"Masih di sekolah" jawab Rana pelan.

Dia masih canggung dengan wanita yang ia pastikan adalah ibu Ranaya.

Mira, wanita setengah paruh bayah itu mengernyitkan dahinya heran.

"Terus kenapa kamu pulang duluan?"

"Aku-

"Kamu bolos lagi?"

Mereka langsung menoleh pada seorang pria tampan yang tampak seusia Mira, kini menatap tajam Rana.

"Udah berapa kali papa bilang? Jangan bolos, Rana. Kenapa kamu gak bisa seperti abang kamu? Dia cowok tapi gak pernah melanggar peraturan, bukan kaya kamu yang notabenenya cewek"

"Mas" tegur Mira, dia menatap Rana yang kini hanya diam.

"Gak jauh beda sama papa" batin Rana miris.

"Aku belum ngomong apa apa loh dari tadi, dan papa langsung nuduh aku sembarangan" ujar Rana seraya menatap Danu yang terlihat tertegun.

Reaksi Mira juga tidak berbeda jauh dengan Danu. Dia merasa ada yang berbeda dengan putrinya ini.

Rana tidak akan berani menatap langsung mata Danu. Dia hanya menunduk dan menerima kemarahan suaminya.

Tapi sepertinya, ada setitik keberanian di dalam diri Rana.

"Kamu berani jawab?" Ujar Danu sedikit tidak percaya pada putrinya yang selalu diam ketika dia marahi.

"Aku gak salah, kenapa aku harus diem aja dan biarin papa salah paham?"

Danu dan Mira hanya diam.

Rana sebenernya tidak berani melawan orang tua seperti ini. Tapi mereka bukan orang tuanya, jadi tidak masalah bukan?

Lagi pula mereka hanya tokoh fiksi.

"Aku pulang karna lagi gak enak badan. Aku juga udah izin" ujar Rana yang membuat Mira langsung mendekatinya.

"Kamu demam" ujar wanita itu sembari menyentuh dahi sang putri.

"Ayo mama antar ke kamar"

"Gak perlu, aku gak mau dicap sebagai anak manja" ujar Rana seraya menjauhkan tangan Mira dari dahinya.

Ucapan Rana mampu membuat Danu terdiam ditempatnya. Dia hanya bisa memandang kepergian sang putri.

Sedangkan Mira, dia meremas rok yang ia pakai guna menyalurkan rasa sesak di hatinya.

Seakan sadar, Rana menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Aku mau pindah sekolah"

"Apa? Tapi kenapa?" Tanya Danu sedikit tidak menyangka, begitupun dengan Mira.

Bukan kah gadis itu sendiri yang meminta sekolah ditempat sang abang?

"No reason" (tidak ada alasan)

"Gak bisa, sayang. Pindah sekolah gak semudah yang kamu kira. Ada banyak hal yang harus diurus dan itu bakal repot" ujar Mira lembut.

"Papa kan kaya, bayar aja orang lain buat ngurus semuanya. Aku juga udah terbiasa gak diurus sama kalian" sahut Rana santai lalu pergi ke lantai dua menuju kamarnya.

KISAH TANPA ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang