12

6.6K 516 45
                                    

Walaupun blm nyampe target, gpp gw double up krna vote ny udh termasuk cpt sih🤭

Bacanya pelan2 aja guys, 1948 kata bnyk lohh jdi silahkan dinikmati😉

Tandai typo✓
Happy reading~
_____________________

Rana menelan ludahnya kasar dan itu sudah terjadi sejak 10 menit yang lalu.

Gadis itu terus menunduk tanpa menatap Liam yang kini duduk disampingnya dengan tatapan dinginnya.

"Lo beneran mau mati ya?"

"Aaaa! Ampun pak bos!! Gue minta maaf! Hiks" pecah sudah tangis Rana saat Liam menyentuh lehernya.

Liam hanya diam, dia menaikkan satu alisnya menatap minat pada Rana yang menangis di depannya.

Momen epic bukan? Seorang Ranaya menangis.

"Kenapa?" Tanya nya datar.

"Gue minta maaf karna udah ngerjain lo" Jawab Rana sesegukan.

Sumpah demi apapun, dia takut pada Liam. Dan dengan bodohnya dia malah bermain-main dengan pemuda ini.

"Selain itu" ujar Liam, menatap lekat Rana yang kini menyeka ingusnya dengan lengan.

Harusnya dia merasa jijik bukan? Tapi kenapa gadis ini malah terlihat lucu di pandangannya?

Sepertinya dia sudah gila.

"Gue minta maaf karna ngasih lo racun" ujar Rana pelan, tanpa menatap lawan bicaranya.

Gadis itu masih setia menunduk lantaran terlalu takut dengan tatapan tajam sang ketua.

"Bersihin"

"Hah?" Rana mendongak, menatap bingung pada Liam yang kini terlihat memalingkan wajahnya.

"Bersihin muka gue" ujar pemuda itu datar lalu berdehem sejenak.

Ada apa dengan dirinya?

Kenapa dia merasa salah tingkah setelah melihat wajah sembab Rana?

Sialan.

Ini sangat memalukan.

"O-oh" Rana buru-buru mengeluarkan micellar water sakunya setelah sadar dari kebingungannya.

Karna tidak ada kapas, Rana memilih menggunakan tisu.

"S-sini deketan" cicit Rana yang membuat Liam mendekatkan wajahnya.

Rana terdiam.

Dia merasa jantungnya berpacu cepat karna melihat wajah Liam dengan posisi sedekat ini.

"Lo mendadak bisu?" Rana tersentak kecil saat Liam mengeluarkan suara beratnya.

Menelan ludahnya sejenak, Rana menyengir kecil pada Liam yang kini menatapnya heran.

"Kita foto dulu ya. Sayang banget karya gue jadi sia-sia" ujar Rana melunjak.

"Boleh, tapi bayarannya lo harus gue hilangin dari muka bumi ini" jawab Liam santai yang membuat Rana berdecak kesal.

Lagi lagi ancaman.

Apa pemuda ini akan mati jika tidak mengeluarkan ancaman untuknya?

Rana mulai menuangkan cairan pembersih muka itu ke tisu nya sambil menggerutu.

"Heran banget gue, kenapa hobi lo suka ngancem sih" gerutunya.

"Karna gue suka" sahut Liam, menatap lekat Rana yang sibuk membersihkan wajahnya.

"Mentang-mentang lo suka, jadi seenaknya ngancem orang sembarangan gitu? Gue cape tau diancam mulu. Lagian kenapa selalu gue yang dapet ancaman?" Lagi, lagi Rana menggerutu sambil membersihkan hasil karya nya di wajah Liam.

KISAH TANPA ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang