28

5.3K 577 140
                                    

Tandai typo✓
Happy reading~
______________________

Saat ini Egi tengah berdiri diluar kamar dengan wajah gelisahnya.

Dia baru saja diusir oleh Vincent, bukan hanya dirinya saja namun semua orang yang ada di dalam, kecuali Rana.

Pria itu bilang hanya ingin berdua dengan Rana dan menyuruhnya pergi. Tentu saja tidak Egi turuti. Dia berdiri di depan pintu, menunggu Rana. Bahkan kedua bodyguard Vincent sudah dia buat pingsan.

Egi menekan earphone yang sedari tadi menempel di telinganya yang tertutup dengan wig.

"Kak? Kak Rana? Lo oke kan?"

"Hm"

Egi menghela nafasnya lega saat mendengar gumaman Rana.

Dia paham kenapa gadis itu tidak menjawabnya langsung. Mungkin karna posisinya.

Kita lihat ke dalam, tepatnya ke Rana yang saat ini tengah mati-matian membuat Vincent mabuk.

"Ayo minum lagi om, masa cuma segitu" ujarnya sembari terus menyodorkan sebotol alkohol pada Vincent yang kini menatapnya sayu.

Gadis itu sudah turun dari pangkuan Vincent dan berpindah duduk di sampingnya.

Vincent meminum alkohol itu dari tangan Rana. Tatapannya tidak teralihkan dari wajah cantik gadisnya.

Dalam hati, Rana berdecak kagum saat melihat Vincent meminum alkohol itu hingga menyisakan setengah.

"Giliranmu, cantik" ujar Vincent sembari mendorong botol alkohol tersebut ke depan bibir Rana.

Tanpa membantah, Rana pun meminumnya. Menahan rasa pedas yang dihasilkan oleh minuman aneh itu.

Kenapa Rana tidak menolak?

Ini sudah menjadi perjanjian mereka.

Vincent minum, Rana juga minum.

Dari pada satu tegukan, satu ciuman?

Dia tidak yakin, Liam akan melepaskannya begitu saja.

Beberapa bulan mengenal Liam, membuatnya paham. Pemuda itu sangat posesif.

Tanpa sadar, Rana menghabiskan setengah alkohol itu. Bahkan Vincent pun dibuat terperangah.

Rana mengerutkan dahinya saat merasakan pusing.

Vincent memegang bahu Rana dan menatap lekat wajahnya yang mulai memerah. Tatapan gadis itu terlihat sayu.

"Rana? Kamu mabuk?" Tanya Vincent memastikan.

Rana menggeleng dengan bibir yang mengerucut.

Gadis itu membuang botol alkohol yang kosong tadi ke tempat tidur. Kemudian menangkup wajah Vincent dengan kedua tangan mungilnya.

Vincent mengerjap.

Satu kesimpulan yang dia dapatkan setelah melihat sikap aneh Rana.

Gadis ini sudah mabuk.

Vincent mendengus pelan.

Sudah tau tidak bisa minum, Rana malah memaksa menantangnya.

Gadis nakal ini benar benar membuatnya frustasi.

Dari kedatangannya yang menjadi wanita panggilan, pakaian minimnya dan tujuan gadis ini kesini... Benar benar membuatnya geram.

Tidak bisakah Rana berdiam diri dirumah Mira sampai dia menjemputnya?

Kenapa harus bersusah payah seperti ini?

Rana menatap lekat wajah Vincent dengan tatapan polosnya. Sedangkan yang ditatap tengah mati-matian menahan sisi gelapnya yang lain.

KISAH TANPA ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang