19

5.9K 554 80
                                    

Wahh udh mulai rame ya wkwk
Nih gw ksih double up khusus buat kalian 😝
Pelan2 aja bacany guyss, minggu msih lama loh🤣

Tandai typo✓
Happy reading~
_____________________

Darren menyalakan sebatang rokok yang sempat ia raih dalam jok motornya.

Pemuda itu duduk selonjoran diatas motor besarnya sembari menatap langit malam yang kini dihiasi dengan bintang kecil.

Darren bukan tipe orang yang kecanduan dengan rokok. Dia merokok di waktu tertentu saja, misalnya disaat dia sedang gundah.

Seperti sekarang.

Darren bingung, ingin tetap melanjutkan perasaannya atau membuangnya jauh-jauh. Pernyataan Liam tadi membuatnya marah, namun tidak bisa melakukan apa-apa.

Dia marah karna keduluan dalam mendapatkan Rana. Padahal dia sudah lama sadar dengan perasaan lebihnya itu.

Jika dia tetap mempertahankan perasaannya dan mengambil paksa Rana dari Liam, dia yakin hubungan pertemanannya akan memburuk, atau mungkin terpecah?

Darren menghembuskan nafasnya berat yang diiringi dengan asap rokok setelah dia menghisap benda nikotin itu.

Dia langsung menoleh ke samping, menatap Liam yang kini tengah menyalakan sebatang rokok setelah merebut korek api dari tangannya.

Padahal Liam baru saja menikmati nikotin itu di dalam Markas, dan sekarang malah kembali menikmatinya.

Tidak heran, Liam memang pecandu Rokok.

Darren kembali menatap langit, tanpa menghiraukan Liam yang kini meliriknya rumit.

"Galau kenapa lo?" Tanya pemuda itu datar seraya mendudukkan dirinya diatas motor yang entah punya siapa.

"Keliatan banget?" Darren menatap Liam singkat lalu terkekeh.

"Gak biasanya"

Darren hanya diam, lalu menghisap rokoknya.

"Suka sama Rana?" Pertanyaan Liam mampu membuat Darren menatapnya kaget.

Liam yang melihat reaksi temannya itupun sontak terkekeh kecil, namun hanya sebentar. Karna setelahnya, Liam kembali mendatarkan wajahnya dan menatap Darren dingin.

"Lo telat, dia udah punya gue sekarang" ujarnya dengan nada yang sedikit sombong.

"Gue tau, makanya gue nyesel" sahut Darren yang membuat Liam menaikkan satu alisnya.

"Nyesel karna gak nembak dia duluan" lanjut Darren, memperjelas kebingungan Liam yang kini mendengus pelan.

"Gue cuma tertarik sama dia" ujar pemuda itu tanpa menatap Darren yang kini menatapnya rumit.

"Tertarik? Alasan itu gak cukup buat lo jadiin dia pacar. Sebenarnya ada apa?"

Darren beralih menatap Ares yang baru saja datang dan menatap penasaran pada Liam yang kini malah tersenyum miring.

"Gak ada yang bisa disembunyiin dari lo" ujar Liam, menatap puas pada Ares yang kini mendengus.

Pemuda itu melipat tangannya di depan dada dan menatap mereka berdua dengan tatapan sinis.

"Gue cepet peka sama sesuatu, bahkan gue tau Darren dan Skala suka sama Rana" ujar Ares santai lalu menyeringai saat Darren menatapnya kesal.

Yang dibilang Liam memang benar.

Tidak ada yang bisa disembunyikan dari Ares. Pemuda itu terlalu peka dengan sesuatu.

"Alasan lo jadiin Rana pacar, apa? Kalo cuma karna lo tertarik sama dia, itu gak masuk akal menurut gue" ujar Ares pada Liam yang sedari tadi hanya diam dan menikmati benda nikotinnya.

KISAH TANPA ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang