06

7K 518 24
                                    

Tandai typo✓
Happy reading~
_______________________

Hening.

Suasana disana seketika menjadi hening setelah Liam memberikan penawaran yang sukses membuat tubuh Rana merinding.

"Sekarang lo punya 2 pilihan. Bertahan, atau keluar lewat jalur kematian" ujar Liam datar yang terkesan santai.

Rana menatap mereka takut.

Satya mendelik padanya seakan menyuruhnya bertahan.

Beralih pada Ares yang kini mengerling jahil padanya.

Sedangkan Darren memilih rebahan di sofa dan menatapnya lekat.

Rana mengepalkan tangannya guna menahan ketakutannya.

Dia tidak boleh terlihat takut.

"Gue gak punya banyak waktu" ujar Liam seraya menempelkan ujung pistolnya pada kepala Rana yang kini terdiam.

"Gue bertahan" ujar Rana dengan cepat.

Liam tersenyum puas, begitupun dengan Satya yang kini mengusap dadanya lega.

Ares bersiul girang, dan Darren beralih menutup matanya setelah mendengar jawaban Rana yang sudah ia duga sebelumnya.

Bagaimanapun gadis itu akan mementingkan nyawanya lebih dulu.

"Pilihan yang tepat" ujar Liam sembari berjalan kembali ke tempat duduknya.

Rana mendengus kesal.

Dia tidak bisa lepas begitu saja dari Avegas. Nyawanya menjadi taruhan jika dia memaksa pergi dari mereka.

Ares berpindah duduk disamping Rana, diikuti oleh Satya yang kini sudah merangkul gadis itu.

"Lo kenapa mau keluar, Ran?" Tanya Satya penasaran.

"Gue mau tobat. Tobat gue gak bakal diterima kalo masih temenan sama lo" jawab Rana asal sembari melepaskan rangkulan Satya.

Ares yang mendengar itupun sontak tertawa begitupun dengan Darren yang terlihat terkekeh.

Sedangkan Satya, menatap mereka bingung.

"Maksudnya?" Tanya nya yang tidak paham.

"Lo setan" sahut Darren santai yang membuat Satya terdiam sejenak.

Akhirnya dia sadar.

Satya beralih menatap Rana kesal.

"Bukan gue yang bilang" ujar gadis itu santai.

"Ck" Satya berdecak kesal.

"Lo kok beda banget sekarang, Ran" lanjutnya heran yang membuat Rana menegang sekilas.

Ternyata ucapan Satya mampu mengalihkan semua mata ke arah Rana.

"Emang dulu gue gimana?" Tanya nya, berusaha untuk biasa saja.

"Muka tembok, 11 12 lah sama Liam" sahut Ares santai lalu menyengir saat Liam menatapnya datar.

"Canda pak bos"

"Gue aslinya ya gini, dulu tu gue cuma jaga image biar keliatan cool gitu" ujar Rana setelah mendapatkan alasan yang menurutnya masih bisa diterima akal sehat.

"Terus sekarang?" Tanya Darren yang membuat Rana mengernyit bingung.

"Apa?"

"Kenapa lo gak jaga image lagi" Satya menjelaskan maksud pertanyaan Darren.

"Jaga image ternyata capek juga. Gue gak bisa jadi diri sendiri" jawab Rana yang membuat mereka mengangguk, membenarkan ucapan gadis itu.

"Ngemeng ngemeng, Skala kapan balik?" Tanya Satya yang membuat Rana mengerutkan dahinya.

KISAH TANPA ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang