07

6.6K 516 25
                                    

Tandai typo✓
Happy reading~
___________________

"Kak Liam"

Liam menghentikan langkahnya. Dia menatap datar pada seorang gadis yang tengah berdiri di depannya sembari menatapnya lekat.

Gadis itu terlihat gugup.

"Maaf karna aku, kamu dimarahin sama om Dion" ujarnya pelan.

"Siapa?" Tanya Liam datar.

Gadis itu terdiam sejenak.

"Aku Felia, anak Daddy Vero"

Tepat setelah Felia berucap, Liam kembali melangkah meninggalkannya yang kini tercengang di tempatnya.

Seakan sadar, Felia pun berlari guna menyusul Liam yang terlihat sedang menghampiri motornya.

"Kak Liam, aku minta maaf-

"Jauhin gue kalo masih mau hidup" sela Liam dingin lalu menaiki motor sport kesayangannya.

Sedangkan Felia, gadis itu menegang. Dia menatap takut pada Liam.

Felia mengepalkan tangannya guna melawan rasa takutnya.

Dia tidak boleh takut.

Rasa takutnya ini bisa saja menghancurkannya.

Melihat Liam yang sudah menyalakan mesin motornya, Felia langsung berlari dan berhenti tepat di depan motor Liam.

Brum!

Brum!

"Lo mau mati?"

Felia menunduk sejenak. Dia menelan ludahnya susah payah.

Jujur saja, aura yang dimiliki Liam benar benar membuatnya tertekan.

Felia mendongak, menatap yakin pada Liam yang kini sudah menajamkan tatapannya.

"Lebam kamu harus diobati"

"Minggir" titah Liam dingin.

"Aku gak bakal minggir setelah aku ngobatin kamu" ujar Felia keras kepala.

Tanpa menghiraukan ucapan Felia, Liam membelokkan motornya dan ingin pergi dari sana, namun yang dilakukan gadis itu mampu membuatnya terkejut.

Bruk!

"Aw! Shh"

Liam tidak sengaja menabrak Felia. Gadis itu tiba-tiba saja berdiri di depan motornya ketika dia ingin pergi.

Liam menunduk, menatap Felia yang kini menangis dalam diam sembari menyentuh kakinya.

"Berdiri" titah Liam datar.

"G-gak bisa kak, kaki aku keknya terkilir" ujar Felia, menahan tangis.

Liam menoleh ke mansionnya sejenak, lalu berdecak.

"Nyusahin"

Pemuda itu turun dari motornya dan menghampiri Felia. Dia mengulurkan tangannya dengan wajah datar.

Dengan ragu, Felia pun menerima uluran tangan itu.

Dia berdiri, namun kakinya kembali berdenyut sakit hingga membuatnya hampir terjatuh jika saja Liam tidak menahan tubuhnya.

Felia terdiam, begitupun dengan Liam.

Mereka berdua saling bertatapan dengan pikiran masing-masing.

Felia yang diam diam mengangumi paras Liam, dan Liam yang terdiam entah karna apa.

Dia juga tidak tau jelas.

Seakan ada tali yang mengikatnya dengan gadis ini.

Dia ingin menjauh namun tidak bisa. Bahkan dia tidak memutuskan tatapannya dari netra coklat itu.

KISAH TANPA ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang