Chapter 17

258 31 6
                                    




Dilarang keras mengambil sebagian atau keseluruhan terjemahan ini dengan sama persis, dan juga dilarang keras menjual belikan terjemahan ini dengan cara apapun.

*smileluvv*


Peringatan: Draco dan Hermione sedang dalam suasana hati yang tidak enak setelah kejadian di Bab 16.

CW: Olok-olok tentang ejakulasi

CW: Celetukan yang mencerminkan apa yang dikatakan orang-orang di internet tentang Hermione

TW: Perasaan tentang kehamilan yang tidak semua orang akan berbagi

CW: Spiraling / bencana / penglihatan terowongan / ide bunuh diri pasif / sabotase diri sebagai respons trauma

CW: Prasangka dari karakter kecil / perasaan tentang misogini di masyarakat dan prasangka yang tidak semua orang akan berbagi

TW: Kekerasan dalam rumah tangga (misalnya, Hermione menampar Draco)

CW: Ron-bashing (fisik) (yaitu Hermione menamparnya juga)

CW: Ron-bashing (fisik) (yaitu Ron dan Draco akan berkelahi dan aku pikir kita semua sudah bisa menduganya)

CW: Cliffhanger

*


JUMAT, 31 OKTOBER 2003

Alarm Charlie berbunyi dan dia mematikannya dan segera duduk-dia sangat bersemangat untuk menyambut setiap hari yang baru. Theo tidak melepaskan lengannya dari pinggang Charlie, namun protes pasif ini tidak menghentikan Charlie untuk beranjak mengambil celananya dari lantai.

"Ayo makan pagi bersamaku," katanya, duduk di tepi kasur untuk menariknya.

Theo mengerang dan jatuh kembali ke bantal. Hari masih gelap pada jam terkutuk ini, dan dingin. "Tidak, aku tidak berguna sepagi ini. Sampaikan salamku pada kambing-kambing itu." Dia menarik selimutnya lebih dekat untuk menggantikan panas tubuh Charlie yang hilang. "Dan sampaikan salam 'fuck you' dariku padanya, dengan tulus."

Charlie menyeringai. Dia sudah mengenakan celana panjang dan jumper dan sudah mengencangkan ikat pinggangnya. "Aku akan memberitahunya. Apa kau akan menjadi tidak berguna dalam satu jam, saat aku kembali?"

"Apa kau akan berkeringat dan tidak mandi?"

"Tidak dicuci dan bau kambing-"

Theo bersenandung dengan penuh penghargaan, menggigit bibirnya. "Aku akan menghisap penismu dan membuatkanmu sarapan."

"Sweetheart," kata Charlie, duduk di tempat tidur dan membungkuk untuk mencium Theo, "hanya kambing yang mau makan roti panggang yang gosong. Isap penisku dan aku akan membuatkan sarapan."

"Apa itu sebuah sindiran?" tanya Theo.

Charlie menciumnya lagi. "Kau butuh lebih dari sekedar air mani dan teh untuk sarapan-"

"Itu adalah sarapan yang sangat enak. Sarapan favoritku-"

"Itulah sebabnya kau terlalu lemah untuk makan pagi-"

"Mungkin jika kamu memberi makan saya lebih sering-"

"Aku memberimu makan setiap kali kamu tidak menghilang."

Theo ingin menghilang sekarang. Charlie tidak menatapnya- dia sedang menarik sepatunya. Tapi suaranya masih ringan dan ramah. Theo berkata dengan hati-hati, "Kurasa kau ingin aku pergi dari hadapanmu."

BLOODY, SLUTTY, AND PATHETIC ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang