3 - Rencana Balas Dendam

446 27 0
                                    

Jakarta

Kini Nando sudah berada di kamarnya. Hingga usianya 18 tahun, Nando masih saja tinggal di panti asuhan dimana anak-anak lain biasanya sudah keluar dari panti asuhan karena diadopsi semenjak kecil oleh orang lain. Ia adalah anak panti paling tua disana. Bukan karena tak ada yang mau mengadopsi dirinya, tentu semenjak Nando kecil banyak sekali yang ingin mengadopsinya karena wajahnya yang tampan dan sikapnya yang sangat baik. Namun, ia selalu menolak untuk diadopsi karena ia sangat menyayangi Bu Ayu, pengasuhnya di panti tersebut. Ia tak ingin berpisah dengan Bu Ayu, begitupun juga dengan Bu Ayu yang sangat menyayangi Nando selayaknya anak kandungnya sendiri.

"Do, belum tidur?" Ucap Bu Ayu yang kini berada diambang pintu kamar Nando yang terbuka.

"Eh ibu. Belum nih bu, aku masih ngerjain tugas dulu." Ucap Nando.

"Hmm... Boleh ibu bicara sebentar?" Ucap Bu Ayu ragu.

Nando menghadapkan wajahnya ke arah Bu Ayu, dari wajahnya terlihat ada hal serius yang akan Bu Ayu sampaikan. Nando pun menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. Bu Ayu masuk ke dalam kamar Nando dan mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang ada di dekat meja belajar Nando.

"Do, seperti yang kamu tau, panti asuhan kita ini sedang dalam masa sulit. Donatur mulai menipis, ya walaupun jumlah anak-anak panti juga sekarang ga banyak, tapi ibu semakin tua dan agak kesulitan untuk bekerja. Sementara mereka masih membutuhkan tenaga ibu untuk mengurus mereka." Bu Ayu menjeda kalimatnya, ada rasa sesak yang terpendam di dada nya.

"Do, kemarin ibu coba bicara dengan dinas sosial, salah satu Solusi yang mereka tawarkan adalah ibu harus menutup panti ini dan memindahkan beberapa anak ke panti lain yang lebih baik. Dan sepertinya ibu mau mengambil Langkah ini. Bagaimana menurutmu?" Tanya Bu Ayu.

Nando sangat faham dengan kondisi Bu Ayu, usianya yang tak lagi muda, kondisi fisiknya yang semakin menurun pasti membuatnya semakin Lelah dalam mengurus panti ini. Nando meraih tangan Bu Ayu, ia mengelus punggung tangan Bu Ayu.

"Bu, kalau memang ibu sudah memikirkan hal ini dengan baik, Nando akan dukung apapun Keputusan ibu. Anak-anak disini memang lebih baik berada di tempat yang lebih layak dibanding disini. Nanti Nando akan bantu memberi pengertian pada mereka. Tapi satu hal yang ibu harus ingat, sampai kapanpun Nando akan terus bersama ibu. Nando akan mengurus ibu, ibu jangan khawatir, Ibu punya Nando dan Nando punya ibu." Ucap Nando tulus, ia melihat air mata menetes dari sudut mata Bu Ayu.

Bu Ayu sendiri memang sudah tidak memiliki keluarga. Suaminya sudah lama wafat dan ia sendiri tidak memiliki keturunan. Sepanjang usianya, ia habiskan untuk mengurus anak-anak panti asuhan.

Setelah Nadira menerima pesan dari Nando kemarin, kini ia sedang menuju ke lokasi yang Nando pilih tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Nadira menerima pesan dari Nando kemarin, kini ia sedang menuju ke lokasi yang Nando pilih tersebut. Book Café, itulah nama tempat yang dipilih Nando untuk mengerjakan tugasnya bersama dengan Nadira. Sebuah café dengan konsep library yang memadukan tempat nongkrong, ngopi dan makan dengan tempat yang nyaman untuk membaca. Ini adalah kali pertama Nadira datang ke tempat seperti ini, dia cukup takjub dengan desain café ini, kesan pertama yang muncul dalam fikiran Nadira adalah nyaman.

Mengulang Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang