Malam ini keadaan Nando sudah jauh lebih baik, demamnya perlahan turun dan ia masih tertidur. Alisha beranjak dari kursi disamping ranjang Nando, ia melangkahkan kaki keluar dari kamar Nando, diluar kamar Alisha melihat Aksa sedang mebereskan apartemen Nando yang berantakan.
"Makasih ya kak, udah bantuin." Ucap Alisha.
"Ya." Jawab Aksa singkat.
Alisha lantas membantu Aksa membereskan sampah-sampah yang berserakan.
"Udah malem Ca, baiknya kamu pulang." Ucap Aksa.
"Tapi mas Nando?" Tanya Alisha.
"Aku yang jaga dia disini." Ucap Aksa.
"Sebentar." Ucap Alisha. Ia meraih ponsel yang ada dalam tas nya dan menelepon seseorang.
📞📞📞
"Halo Mas Farid, boleh Asa minta tolong? Mas Nando sakit, bisa tolong temenin Mas Nando di apartemen nya ga? Aku harus pulang. Oke mas, terima kasih ya." Ucap Alisha mengakhiri telpon nya.
Alisha memahami mimik wajah Aksa yang sepertinya kurang bersahabat dengan Nando, hingga akhirnya ia meminta bantuan Farid yang memang teman dekat Nando untuk menemani Nando malam ini.
"Kak Langit ga perlu nemenin Mas Nando, nanti Farid kesini sebentar lagi." Ucap Alisha.
Tak lama kemudian, Farid sudah berada di apartemen Nando, ia berterima kasih pada Alisha dan Aksa yang sudah membantu Nando malam ini. Alisha pun berpamitan dengan Farid dan melangkah keluar dari apartemen Nando.
"Ca, aku antar kamu pulang ya!" Ucap Aksa.
Alisha menjawab dengan menganggukkan kepalanya.
Kini Alisha dan Aksa berada dalam lift, hanya mereka berdua.
"Ca, boleh aku tanya sesuatu?" Tanya Aksa.
"Silakan kak." Ucap Alisha.
"Gimana hubungan mu sama Nando sekarang?" Tanya Aksa.
Alisha terdiam, ia menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan Aksa.
"Setelah batalnya pertunangan kami kemarin, aku memutuskan untuk tidak meneruskan pertunangan itu. Aku pikir lebih baik hubunganku dengan Mas Nando berjalan seperti dulu. Walau katanya Mas Nando ga menerima keputusanku. Tapi aku lebih nyaman menjalani hubungan dengan Mas Nando hanya sebatas teman yang ada untuk satu sama lain tanpa saling menyakiti. Mas Nando yatim piatu, aku pun hidup sendiri disini, jadi aku faham bagaimana kesepian dan kesedihan yang dijalani Mas Nando selama ini tapi bukan berarti kami bisa untuk bersama sebagai pasangan. Aku sendiri masih belum bisa untuk menjalani hal-hal seperti itu saat ini." Ucap Alisha tanpa menatap Aksa.
Aksa sedikit mengangguk-anggukkan kepalanya, ujung bibir Aksa sedikit terangkat, tipis sekali. Entahlah, kalimat yang keluar dari mulut Alisha tadi sedikit meredam panas di hati nya.
Kini Aksa dan Alisha sudah berada di basemen apartemen. Aksa membukakan pintu untuk Alisha, Alisha masuk ke dalam mobil. Aksa segera masuk ke kursi pengemudi. Sebelum menjalankan mobilnya Aksa melihat Alisha yang belum memakai seat belt. Dengan sigap Aksa memasangkan seatbelt untuk Alisha. Tanpa sengaja kini jarak diantara keduanya sangat dekat. Alisha membulatkan matanya, ia terkejut dengan perlakuan Aksa terhadapnya. Dan tanpa sengaja pula kedua mata mereka beradu pandang. Jantung Alisha berdetak dengan cepat.
"Rasa ini, ada lagi. Aku Kembali merasakan ini setelah sekian lama. Rasa yang aku rasakan 6 tahun lalu dengan orang yang sama." Batin Alisha.
Aksa menatap lekat mata indah Alisha.
"Indahnya masih sama, mata indah yang selalu menenangkan. Aku bisa melihatnya lagi." Batin Aksa.
Mereka saling menatap selama beberapa saat hingga Alisha memutus tatapan keduanya. Keadaan sedikit canggung. Aksa Kembali duduk di kursi pengemudi. Namun sebelum itu ternyata Aksa melihat sekilas kalung yang dipakai Alisha yang sebelumnya terhalang oleh hijab Alisha yang terjuntai sedikit. Kalung yang sangat dikenalinya. Aksa menyunggingkan senyum di bibirnya sebelum menjalankan kemudi nya. Sementara Alisha sendiri tak berani melihat ke arah Aksa, ia memalingkan wajahnya melihat ke arah jendela.
⏳⏳⏳
Alisha meletakkan secangkir americano di sebuah meja sebelum ia mendudukkan dirinya pada sebuah kursi. Ditatapnya seorang pria yang kini duduk dihadapannya.
"Makasih Sa.. Makasih juga untuk malam itu. Farid udah cerita semuanya. Kamu yang nolongin aku di malam itu." Ucapnya.
"Ga perlu berterimakasih mas. Melihat kamu yang jauh lebih baik saat ini dan kedepannya, sudah cukup buat ku." Ucap Alisha.
"Sa, aku mau bicara serius kali ini." Nando menjeda kalimatnya.
"Sa, apa masih ada kesempatan untuk kita bersama lagi?" Tanya Nando.
"Mas, aku sudah memikirkan hal ini berulang kali dan setelah aku menemukan jawabannya, aku rasa Keputusan untuk kita bisa bersama sebagai pasangan bukanlah Keputusan yang tepat. Aku sadar perasaanku terhadap mas Nando bukanlah perasaan seperti layaknya wanita terhadap pria. Aku ga mau menyakiti perasaan Mas Nando maupun perasaanku sendiri. Aku sangat menghargai semua perhatian dan segala sikap baik mas terhadap ku. Namun sepertinya kita baiknya hanya berteman." Ucap Alisha.
"Baiklah jika itu sudah jadi keputusanmu. Aku ga bisa maksa. Tapi aku Cuma ingin kamu tahu kalau perasaan sayangku sama kamu itu tulus dan masih ada. Aku akan selalu ada buat kamu." Ucap Nando tulus. Alisha hanya tersenyum mendengar penuturan Nando.
Sementara itu, semenjak Aksa mengantar Alisha pulang dari apartemen Nando beberapa waktu lalu, Aksa semakin yakin untuk bisa meluluhkan Alisha (lagi). Setiap pagi Aksa akan membantu Alisha di stand nya, entah itu membereskan barang-barang nya atau hanya sekedar membantunya melayani pembeli. Dan setiap sore pada shif kerja Alisha di café, Aksa selalu mengirim setangkai bunga mawar untuknya. Alisha masih saja belum memberi respon apa-apa untuk Aksa, walau setiap perlakuan Aksa terhadapnya membuat jantungnya berdebar.
⏳⏳⏳
Novia
📞📞📞
Novia : "Halo Sa..."
Alisha : "Mba Via... aku kangeen. Udah sebulan Mba via ga pulang."
Novia : "Maaf Sa, kemarin setelah selesai urusanku di Medan, Aku lanjut ke Bandung buat beresin thesis ku dan ketemu sama beberapa pasien ku. Aku sibuk banget sampe ga sempat pulang ke Jakarta. Oh ya Sa, soal pertunangan kamu yang batal itu, aku bener-bener nyesel ga ada disamping kamu saat kamu butuh."
Alisha : "It's okay mba, aku udah baik-baik aja kok."
Novia : "Trus gimana hubungan kamu sama Nando?"
Alisha : "Ya, kita masih berteman baik tapi sepertinya untuk melanjutkan pertunangannya engga deh."
Novia : "Karena kamu kecewa sama Nando atau karena masih belum bisa lupa sama Langit mu itu?"
Alisha : "Mba... Sebenernya banyak yang pengen aku ceritain."
Novia : "Tentang?"
Alisha : "Aku ingin mencoba untuk berdamai dengan masa laluku."
⏳⏳⏳
Seperti sore-sore sebelumnya, Aksa mengirimkan setangkai mawar merah untuk Alisha ke café Mentari.
"Kak Langit!" Panggil Alisha pada Aksa yang akan pergi meninggalkan café. Aksa membalikkan badannya ke arah Alisha.
"Sabtu besok sibuk ga?" Tanya Alisha.
"Aku belum ada rencana apa-apa." Jawab Aksa.
"Bisa nemenin aku jalan?" Tanya Alisha.
"Tentu." Jawab Aksa dengan senyum yang mengembang.
⏳⏳⏳
"Ya Allah, bolehkah aku merasakan Bahagia lagi? Setidaknya untuk kali ini saja aku bisa bersama dengan orang yang kusayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengulang Masa Lalu
Teen FictionSetiap orang mungkin selalu memiliki keinginan untuk mengulang masa lalu yang indah. Namun, jika masa lalu yang indah beriringan dengan masa lalu yang kelam, akankah kita ingin kembali ke masa itu?