25.

6.7K 275 8
                                    

Ayoo para readers, vote dan komen kalau mau lanjut, kasii aku smngt biar aku konsisten update terusss....
Happy reading!!!!
.
.
.

Sudah hampir empat hari, tetapi Darren masih di apartemen nya dan dengan keadaan yang kurang mengenakkan dilihat.

Darren menghela nafas, ia merasa jika dirinya sudah keterlaluan. Jika bukan dirinya yang memulai semuanya, bisa saja Bianca pergi dirinya nanti, apalagi setelah insiden kemarin.

Darren berjalan keluar sambil menghubungi seseorang yang ia kenal.

"Della, jemput saya di apart." Ucapnya setelah telpon di angkat dan kemudian langsung mematikan panggilan itu tanpa menunggu jawaban dari wanita itu sama sekali.

Darren berjalan ke bawah apartemen, agar nanti saat sekretaris nya tiba, ia bisa langsung pulang tanpa harus menunggu lama.

Dua puluh menit menunggu barulah mobil itu tiba, kemudian Darren masuk begitu mobil berhenti dengan tak sabaran.

"Loh, bapak disini ternyata, saya kira dimana."

Darren yang masih teler itu berusaha mencerna maksud wanita di depannya ini.

"Iya." Hanya itu jawaban yang diberikan pria itu, suasana kembali hening.

"Ibu Bianca gimana keadaanya pak?." Tanya Della yang berusaha agar suasana tak terasa canggung di antara mereka.

"Bisa diem gak sih?, emang kamu gak liat saya belum pulang?." Bentak Darren, Della yang mendengar bentakan dari Darren pun langsung menyesal karena salah ucap, padahal sang tuan sedang dalam keadaan yang tidak normal, ia melupakan itu semua.

Dua setengah jam berlalu akhirnya barulah mulai terlihat rumah Darren, Della mengklakson agar gerbang terbuka.

Mobil berhenti tepat di depan halaman pria itu.

Dengan langkah gontai, Darren turun dari mobil, berusaha membuka mata setelah beberapa saat ia tak sadar akibat mabuk.

Darren memukul kepalanya keras, berharap agar usaha tersebut membuahkan hasil. Sayangnya sia-sia pandangan nya masih berkunang-kunang.

Darren masuk ke dalam rumah sambil berpegangan di dinding rumah.

Della hanya memperhatikan pria itu tanpa ada niat menolongnya, takut jika ia akan terkena semprotan dari mulut manis Darren.

"Bianca." Teriak Darren, pria itu meracau tak jelas.

"Kamu kemana sih."

"Bianca, aku butuh kamu."

Pria itu berbicara dengan nada parau, menandakan jika suaranya yang telah habis.

"Maafin aku kemarin, aku kelepasan."

dan saat itu juga tangis nya kembali pecah.

"I'm sorry, aku-aku gak tau kenapa aku bisa sampai kelepasan, aku janji gak bakalan ngulangin lagi."

Sayangnya sudah lima belas menit Darren berteriak seperti orang sakau, orang yang di panggil-panggil tak datang.

"pelayan."

Teriakan parau itu mau tak mau membuat mereka menghadap sang tuan, meski rasa takut mendera di hati mereka.

"I-iya tuan." Ucap mereka semua serentak

"Dimana istriku?."

Pertanyaan dari Darren tersebut membuat mereka langsung memucat, takut jika reaksi sang tuan akan berpengaruh kepada mereka.

LOVE TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang