27.

6.7K 276 21
                                    

vote dan komen nya jgn lupa yaa bestieee

ketik 7 + nama bias kalian kalau mau lanjutttt>>>>

happy reading!!!

.
.
.

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang, tetapi Bianca bahkan tak tau harus melakukan apalagi.

Ingin pergi kebutik, sang mama malah meliburkan diri dengan alasan ingin berlama-lama dengan nya. Tak masuk akal sekali.

Bianca memperhatikan sekitar kamarnya, kamar yang dulu ia tempati sejak kecil. Banyak kenangan disini.

Bianca tak bisa bohong jika dulu mereka adalah keluarga yang harmonis. Mungkin banyak yang tak percaya, jika sang papa sering sekali bermain dengan nya, dan saat malam hari, pria itu akan membacakan dongeng untuknya.

Tetapi saat pria itu kambuh, Bianca rasanya tersiksa sekali, kata-kata pria itu menyakitkan, mengatakan jika ia bukan lah anak mereka, tetapi saat pria itu telah sadar, malah ia kembali menyapa mereka seolah tak terjadi apa-apa.

Entah karena alasan itu sang mama masih selalu membela pria itu, entah karena apa. Bianca sendiri bingung.

Tatapan Bianca jatuh kepada foto-foto dirinya beberapa tahun dulu, Bianca tersenyum lebar melihatnya.

Cantik dan manis sekali.

Bianca kemudian berkaca dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, berbeda sekali dirinya saat hamil dan sebelum hamil, badannya bertambah gemuk dan jangan lupakan pipi cubby nya.

Tiba-tiba Bianca malah teringat dengan Eva, Bianca insecure sekali dengan badan sempurna milik wanita itu, eruntung sekali suaminya.

Bianca kemudian mengambil sebuah novel favorit nya, ia tiba-tiba ingin sekali membaca itu kembali, sebuah novel romance yang ia beli saat sma dulu.

Bianca yang sedang asik membaca novel di kamarnya itupun langsung mengerutkan keningnya saat mendengar suara ribut dari bawah.

Bianca mulai menutup novelnya dan meletakkan di tempat awal ia ambil.

Dengan langkah pelan sambil memegang perutnya Bianca turun ke bawah.

Nampak disana barang-barang sudah berserakan dan hancur, Bianca mengerutkan keningnya dan berjalan ke sana.

Bingung dengan apa yang terjadi, pasalnya tadi semuanya baik-baik saja, apakah mamanya yang tiba-tiba menghancurkan barang?, tetapi tak masuk akal sekali.

Bianca melihat banyangan seseorang di depan sang mama, bibir nya langsung memucat.

"He's back." Lirihnya.

"Caca." Panggilan dari suara berat itu membuat Bianca yang awalnya ingin kembali ke atas mau tau mau membalikkan badan nya.

"Papa." Suara wanita itu terdengar bergetar, berusaha berdiri meski kakinya rasanya sudah seperti jeli.

"What the fuck, kamu sudah menikah dan sekarang hamil tetapi tidak memberi tahu papa?." Papa terkekeh pelan.

Bianca langsung memeluk perutnya dengan tangan nya saat papanya menyebut kehamilan nya, takut jika sang papa akan menyakiti bayi nya.

"Kalian benar-benar sudah melupakan papa." Pria bernama Toni itu lagi dan lagi terkekeh, ia memperhatikan Bianca dan Rena bergantian sambil menatap mereka satu persatu dengan tatapan sinis dan berang.

Dari semua ucapan Toni, Bianca memilih untuk diam dan tak membalas apapun, meski badan nya sudah bergetar.

"Atau jangan-jangan, mama kamu gak mau balikan sama papa karena dia selingkuh?, padahal papa selama ini gak pernah macem-macem loh." Nada rendah dari sang papa seakan-akan meng isyaratkan pada Bianca untuk tak melawan.

LOVE TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang