33.

5.2K 287 9
                                    

vote dan spam komen nya dong, jangan lupa, masa pembaca sampe ribuan, vote nya gak sampe 200 an, sayang banget.

ohiya aku mau minta tolong, doain yaa ayah aku di semburan penyakit nya:((
gula darah nya tinggi banget, belum lagi tensi nya juga tinggi, sekarang ayah aku lagi sakit, katanya doa orang yang lebih dari 40 orang bakalan di kabulin, tolong doain ayah aku yaaa biar cepet sembuh, terima kasiiiii.

.
.
.

Bianca membuka mata nya saat merasa ada panggilan masuk. Dengan cepat Bianca mengambil ponsel nya.

Itu adalah sang mama, tumben sekali mama nya menelpon di pagi buta seperti ini, Bianca melihat sejenak kepada Darren yang ada di samping nya dan kemudian menjawab panggilan telepon dari sang mama.

"Bianca, hiks, mama harus apa."

Mata Bianca langsung terbuka lebar saat sang mama menangis histeris.

"Kenapa ma, jangan bikin aku panik." Bianca sendiri matanya sudah berkaca-kaca, belum pernah ia mendengar suara sang mama seperti ini.

"Papa."

"Kenapa papa ma, bicara yang jelas."

"Papa pukul mama lagi?."

"Papa meninggal Bianca, cepetan kesini, rasanya mama mau gila, gak tau harus ngelakuin apa."

"Are you joking?." Tanya Bianca berharap jika sang mama hanya bercanda.

"Tidak bodoh, kamu cepat aja kesini." Panggilan di matikan sepihak oleh sang mama.

Seketika tangis Bianca langsung pecah, badan nya bergetar. Darren yang merasa terganggu langsung bangun dan terkejut melihat keadaan sang istri.

"Hei, kenapa kamu menangis?." Tanya pria itu, bahkan dirinya langsung panik melihat tangis Bianca.

"Papa."

"Kenapa papa kamu?."

"Papa meninggal." Tangis Bianca bertambah kencang, badan nya bergetar hebat.

"Mau ke rumah mama?." Tanya Darren sambil memeluk Bianca. Bianca yang mendengar ucapan Darren langsung mengangguk.

Darren turun ke bawah, dan mulai memanaskan mobil, membawa beberapa barang yang menurut nya akan diperlukan nanti.

"Udah?." Tanya Darren pada perempuan yang nampak sedang termenung itu sekarang.

"Udah, jangan nangis, kasihan baby boy nya." Darren mengangkat badan Bianca dengan gaya bridel style ke dalam mobil, sudah bisa Darren pastikan sang istri tak akan kuat untuk berjalan, mengingat bagaimana keadaan wanita itu.

"Ayo, diminum."

Pria itu memberikan susu yang ada di dalam termos, ternyata sempat-sempat nya pria ini membuatkan nya susu, kenapa suaminya itu terlalu santai?.

Bianca meminum satu tegukan saja dan kemudian menutup termos nya, ia tak berselera untuk makan sekarang.

Sambil menatap pemandangan sekitar, lewat jendela kaca mobil, air mata Bianca terus mengalir. Bianca tak berniat menghapus nya sama sekali, biarlah.

Bagaimana pun sikap sang papa, tetap saja pria itu adalah ayah nya, pria itu orang yang menemani tubuh kembang nya, pria yang mati-matian mencari uang untuk mereka.

Jika kalian berpikir bahwa butik sang mama adalah milik wanita itu sendiri, kalian salah. Karena butik itu adalah hasil kerja keras sang papa untuk mereka.

Badan Bianca bergetar sambil menangis saat mengingat-ingat masa lalu nya dengan sang papa. Bianca benci pada hati dan pikiran nya. Saat ini yang muncul dan terputar di otak nya malah memori-memori bahagia.

LOVE TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang