32.

5.9K 266 6
                                    

vote dan komen nya jangan lupa yaaa kalau mau lanjutttt...

happy reading!!

.
.
.

Bianca menggigit jari-jarinya karena cemas, cemas jika Darren kembali tak pulang seperti kemarin.

Pasalnya jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tetapi pria itu masih belum pulang. Bahkan panggilan dari Bianca tak di jawab oleh Darren.

Bianca cemas, ia merebahkan diri di atas tempat tidur dan menatap langit-langit.

Entah lah, Bianca sendiri tak tahu harus bersikap seperti apa. Apakah Bianca harus menekan perasaan nya atau memilih untuk tetap mencintai Darren?.

Sayang nya sudah pernah Bianca, coba, perasaan itu Bianca tekan. Tapi hasilnya tak ada pengaruh, Bianca masih merasakan hal yang sama.

Bahkan Bianca merasa, tambah hari cintanya bertambah besar.

Bianca langsung tersenyum lebar saat mendengar suara pintu dibuka.

"why are you late?." Darren yang baru saja pulang, mendapat todongan pertanyaan langsung kaget.

"Karena Della tadi pulang terlebih dahulu, pekerjaan ku menjadi dua kali lipat."

"Tapi kenapa aku tak mendengar suara mesin mobil mu?."

"I don't know, mungkin karena kamu bermenung dan kemudian tak sadar dengan suara mobil ku."

Setelah mengatakan itu Darren langsung berjalan ke atas kamar nya, berniat untuk membersihkan diri.

Bianca menghela nafas mendengar jawaban pria itu, Darren kembali lagi menjadi Darren yang dingin.

Bianca mengikuti langkah pria itu untuk ke kamar, ia merebahkan diri dan mulai menutup mata, berharap agar kantuk segera menjemputnya.

"Bianca, minum dulu susu nya."

Ucapan dari Darren, membuat Bianca mau tak mau harus kembali membuka mata.

Dengan perlahan Bianca meminum susu tersebut, tak lupa dengan vitamin yang telah disiapkan pria itu.

"Besok kita akan keluar, untuk membeli pakaian dan peralatan bayi."

"Oh, really?." Nada semangat langsung keluar begitu saja dari mulut Bianca.

"Yes." Jawan pria itu dan kemudian berdiri untuk meletakkan gelas itu ke dapur.

Bianca sendiri langsung merebahkan diri, dan mulai menutup mata, tak sabar untuk hari esok.

Bianca terbangun dan mulai menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit.

Tatapan Bianca jatuh kepada Darren yang masih tertidur di sampingnya.

Bianca memilih untuk membangunkan Darren yang masih tertidur.

"Darren, bangun." Ucap Bianca sambil menggoyangkan badan besar itu dengan perlahan.

"Ayo bangun, katanya mau beli pakaian buat baby boy." Ucap Bianca dengan nada yang di naikkan satu tingkat, karena gemas pada pria itu yang tak kunjung bangun sejak tadi.

Satu menit berlalu, barulah dapat Bianca lihat Darren perlahan-lahan membuka matanya.

Darren perlahan bangun dan mulai berdiri.

Dan masuk ke dalam kamar mandi, Bianca yang melihat itu semua langsung melebarkan senyum nya melihat pria itu.

Sepuluh menit berlalu, barulah Bianca dapat melihat Darren yang memakai pakaian santai kali ini, bukan seperti pakaian kantor.

LOVE TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang