Halo semuanya, aku bakalan berusaha rajin up kalau misalnya vote sm komennya selalu meningkat, sooo jgn lupa vote sm komen buat jd penyemangat aku..... ohiya klo misalnya malam ini tembus 30 vote aku bakalan double up, happy reading!!!!
.
.
.Jam di dinding baru menunjukkan pukul 20.50 yang membuat Bianca belum merasakan apapun. Ia tak mengantuk, tetapi Bianca tetap berusaha untuk tidur, agar bangun lebih cepat dan juga agar melupakan sesuatu yang mengganggunya akhir-akhir ini.
Sejak kejadian kemarin, Bianca lebih banyak diam. Bianca merasa ada yang aneh di dalam dirinya. Bianca merasa tidak tenang sejak mendengar nama "Eva".
Benarkah wanita itu mantan Darren, atau yang lebih parahnya masih kekasih pria itu?. Bianca masih memikirkan hal itu sampai sekarang. Bianca takut, perasaan yang selama ini ia pendam, yang ia tahan dan ia usahakan agar tidak muncul malah datang, dan berakhir menyakiti hatinya.
Bianca akui, ia nyaman dengan pria itu, terlepas sikap kasar Darren. Bianca suka perhatian-perhatian kecil pria itu padanya, walau Bianca tau alasan semua itu hanya karena bayi yang ada di kandungan nya.
Mungkin benar kata orang-orang, Bianca tidak pernah hidup tenang seperti kata teman-temannya dahulu, dulu, hanya Azelia yang ingin berteman dengannya. Mereka seolah olah jijik dengan dirinya yang mempunyai ayah seorang pria kasar dan terkenal akan sifatnya yang suka semena-mena.
"Huh." Bianca mengambil nafas dalam-dalam dan berusaha untuk tidur, menutup mata agar dapat bangun lebih pagi dari biasanya, seperti beberapa hari terakhir, mengingat pria itu selalu tak mau meninggalkan nya dirumah sendirian.
Lima belas menit berlalu, mata Bianca sudah mulai terasa bergetah, dan di ambang-ambang mimpi. Goyangan kecil di badannya membuat mata itu terbuka kembali.
Bianca menghela nafas kasar dan melihat pelaku yang menjadi dalang nya. Darren hanya duduk di samping tempat tidur sambil membawa sebuah nampan yang berisi susu dan beberapa vitamin.
Bianca sebenarnya sudah muak dengan segala obat-obatan yang ada, tetapi demi bayinya, Bianca terpaksa melakukan itu.
Bianca berusaha bangun dan duduk, ia meminum susu dan memakan vitamin itu setelah nya. Anehnya kantuknya malah hilang, sial memang.
"Bianca, besok kita tidak akan langsung ke kantor, kita akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan mu." Ucap Darren. Bianca terdiam, memeriksa kandungan?, haha rasanya baru kemarin ia memeriksa nya bersama lelaki itu.
"Can I touch our baby?." Ucap Darren tiba-tiba. Bianca yang mendengar itupun langsung tertawa pelan.
"Gak usah minta izin, dia juga anak kamu." Ucap Bianca yang membuat sebuah senyuman terbit di wajah Darren.
Bianca yang melihat senyuman itupun tertegun, tidak, Bianca tidak boleh jatuh pada pesona pria di depan nya ini.
Elusan lembut dari sebuah tangan di perutnya menghancurkan lamunan Bianca. Bianca dapat melihat binar kebahagian di wajah pria itu. Apakah salah jika Bianca jatuh cinta kepada pria di depannya ini?. Bianca takut, jika jatuh cinta akan menghancurkan nya, lagi.
Sebuah tekanan tiba-tiba muncul, mata pria itu langsung terbuka lebar, nampak raut terkejut di wajahnya.
"Apakah dia kesakitan saat aku pegang?." Tanya Darren, pria itu menjauhkan tangan nya dari perut Bianca. Bianca hanya tersenyum dan menarik kembali tangan Darren ke arah perutnya.
"Bukan, namanya baby lagi nendang, wajar di usia yang udah masuk enam bulan buat nendang, dari buku-buku yang aku baca, kalau baby nendang, artinya dia lagi senang." Jelas Bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE TROUBLE
Romanceketika kamu harus mengandung anak dari seorang pria kasar yang ternyata lebih gilanya lagi dirinya malah jatuh cinta pada pria itu.