" Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa, dan kehancuran di balas kehancuran. " Nazea & Nazia.
" Silahkan balas dendam, namun jangan libatkan perasaan. " Shaka & Alfan.
Bagaimana jadinya jika dua orang gadis kembar tenyata memiliki hubungan ra...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar matahari masuk ke dalam celah celah jendela. Membawa seorang gadis yang terbangun dari tidurnya. Hari minggu adalah hari yang tunggu tunggu bagi sebagian orang, termasuk Zea si gadis dingin. Zea menuju kamar mandi karna ia berniat akan lari pagi. Hanya butuh beberapa menit ia sudah siap dengan kaos oblong berwarna putih, trening hitam juga sepatu putihnya.
Ia menuruni tangga, dan sudah ada mamahnya yang sedang memasak serta papahnya yang sedang bersantai. Tentu saja Zia tidak ada di sana karna ia belum bangun sepagi ini.
" Lohh sayang kamu mau kemana? " Nara.
" Zea mau lari pagi " Zea.
" Zia ga ikut? " Novan.
" Dia mana udah bangun jam segini " Zea.
" Papah lupa kembaran kamu kan kebo, ya sudah sana hati " Novan.
" Iya, assalamu'alaikum" Zea.
" Waalaikumsalam "Novan, Nara.
Zea berjalan santai, ia hanya berkeliling komplek perumahannya saja yang kebetulan di depannya ada taman. Menikmati suasana pagi yang indah Zea justru malah bertemu seseorang yang selalu membuatnya jengkel. Siapa lagi jika bukan Shaka musuh bebuyutannya itu. Ntah bagaimana bisa Shaka berada di taman perumahannya. Yang jelas setau Zea lelaki itu rumahnya tidak sekitar sini.
" Sialan kenapa mesti ketemu " gumamnya.
Zea hanya acuh, sedikit berjalan untuk duduk di salah satu kursi taman di sana. Ia melihat banyak kalangan anak muda yang sedang joging juga. Tentunya remaja remaja itu banyak yang datang dengan pasangannya. Bikin mata sepet emang.
Beralih dari Zea, Shaka tengah mengantri membeli es krim pagi pagi seperti ini. Sebenarnya Shaka sangat malas mengantri seperti ini namun karna Aca-sepupunya meminta es krim ia jadi harus menurutinya. Karena penjual es krim yang cukup ramai Shaka meminta Aca untuk menunggunya di kursi taman seorang diri. Takut takut Aca justru malah bosan dan pegel menunggu. Lama menunggu akhirnya Shaka mendapatkan es krim itu dan segera menemui Aca.
" Anj*ng! Aca kemana?! " Shaka kalang kabut saat tidak menemui Aca di sana.
"Ca! ACA!! " teriak Shaka, lelaki itu benar benar panik melihat Aca yang tidak ada di mana.
" Sialan bisa kena marah gue " gumamnya.
Shaka mengedarkan pandangannya melihat sekeliling. Walaupun ini memang komplek tempat tinggal Aca tapi anak itu belum tau jalan. Usia Aca juga masih kecil sekitar umur 4 tahunan. Shaka menajamkan matanya melihat Aca yang sedang di gendong seseorang. Ia hanya melihat orang itu dari belakang jadi tak mengenali siapa orang itu.
" WOI BERHENTI LU! " Shaka sedikit berlari untuk menggapai orang itu.