26. NYOLONG MANGGA?

175 11 0
                                    

Seusai dari rumah orang tuanya Alfan dan Zia kembali ke pesantren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seusai dari rumah orang tuanya Alfan dan Zia kembali ke pesantren. Mereka berjalan beriringan memasuki gerbang pesantren, bisa di lihat bayak para santri yang sedang beraktivitas. Mereka semua membantu mempersiapkan untuk acara yang akan berlangsung nanti malam. Beberapa dari mereka menatap ke arah Alfan dan Zia dengan tatapan penasaran. Bahkan mereka sampai berbisik bisik mengenai gadis yang berada di samping Alfan.

Sadar di jadikan bahan omongan, Zia sedikit menundukkan kepalanya. Sebenarnya di perhatikan seperti ini bukanlah hal yang sulit, namun ia hanya merasakan risih karna ini bukanlah tempat tinggalnya. Zia memajukan sedikit bibirnya kesal, ia berfikir apakah penampilannya ada yang salah? atau karna memang ia terlalu cantik makanya terus di tatap banyak orang?

Liat perempuan itu siapanya gus Alfan ya?

Kayaknya dia itu istrinya gus Alfan, namanya kalo ga salah Nazia.

Kamu kata siapa itu istrinya gus Alfan?

Pernikahan mereka sudah hampir tiga bulan yang lalu.

Sudah sudah tidak baik membicarakan gus Alfan dan ning Zia.

Tau ga sopan kalian itu, kalo ketahuan ustazah bisa-bisa di tegur.

Obrolan itu jelas terdengar di telinga Alfan maupun Zia. Alfan melirik kearah istrinya, menatapnya dengan senyuman yang lembut lalu mengangkat wajah istrinya agar tidak tertunduk.

" Kenapa? hm? " Tanya Alfan dengan suara lembut yang seperti biasa.

" Malulah, pake nanya lagi! " Gumam Zia yang terdengar sewot.

" Kamu memakai baju, kenapa harus malu sayang? " Tanyanya dengan kekehan.

Mendengar ucapan Alfan, ia menatap suaminya dengan tatapan tajam dan datar. Bagaimana tidak? bisa-bisanya lelaki itu memanggilnya sayang di depan umum seperti ini.

" Sayang pala lu peyang! " Balas Zia sedikit keras.

" Bilang aja kali kalo salting." Ucap Alfan menggoda Zia membuat gadis itu semakin kesal.

" Amit-amit! dasar Alfan lemper ! " Jawab Zia lalu berjalan lebih dulu.

Alfan tidak menyusul melainkan diam melihat Zia yang pergi, ia hanya memastikan bahwa Zia memang pergi ke Ndalem. Perlahan punggung gadis itu mulai menghilang dalam pandangannya. Alfan ikut melangkahkan kakinya untuk pergi ke ruangan para pengurus pesantren. Sesekali ia juga menyapa para santri putra yang sedang berberes.

Dengan sedikit rasa penyesalan, Alfan masih terduduk di dalam ruangan itu. Sekarang ia hadapkan dengan beberapa tamu yang datang, salah satunya yaitu kedua orang tua ustazah Raisa. Alfan ingin keluar sejak tadi namun kedua orang tua ustazah Raisa terus mengajaknya mengobrol.

SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang