" Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa, dan kehancuran di balas kehancuran. " Nazea & Nazia.
" Silahkan balas dendam, namun jangan libatkan perasaan. " Shaka & Alfan.
Bagaimana jadinya jika dua orang gadis kembar tenyata memiliki hubungan ra...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekumpulan orang berjalan beriringan memasuki gerbang sekolah. Yang tak lain tak bukan adalah inti All Stars dan Zea ddk. Sedikit aneh, namun sekarang inilah yang semua orang lihat. Sekumpulan orang yang tak pernah akur namun sekarang bersatu.
Sedangkan dari ujung sana seorang gadis lain baru saja turun dari sebuah angkutan umum. Berjalan pelan dengan kepalanya yang menunduk. Gadis itu tampaknya sedikit malu atau mungkin takut. Dari pakaiannya dia tampak begitu mewah, tak jauh berbeda dari para most wanted sekolah. Tentu saja karena dia adalah Anjani. Seseorang yang Zero yang lindungi sekarang.
Dengan tatapan tajamnya Zea tak sedikitpun mengalihkan pandangannya pada Anjani. Sementara yang lain hanya menatap bingung dan bertanya-tanya dengan kehadirannya. Siapa dia? apa nama marga keluarganya? seberapa kaya dia?dan apakah dia murid baru? Hanya itu yang ada di dalam pikiran orang-orang yang melihat Anjani.
" Dia? " Tanpa menjawab Zea hanya menoleh dan mengangguk pelan.
" Lu pada kenal? " Revan menyahut melihat interaksi Zea dan Zia yang singkat tadi.
" Engga,"
" Lu ga akan jauh dari pengawasan gue, Ranjani. "
☆
Suasana sekolah tergolong sepi. Mengingat sekarang waktunya jam masuk yang artinya pembelajaran sudah di mulai. Namun, di balik pintu sana seseorang memegang ponselnya tepat di depan wajahnya. Senyuman yang tergolong aneh karena tina-tiba tertawa kejam. Seorang gadis itu terus berbicara dengan tangannya yang memainkan kuku-kuku cantiknya. Sesekali gadis itu juga menyeringai saat mendengar lawan bicara yang membalas.
" Aku kangen, di sini ngebosenin... " Dengan nada yang merengek manja gadis itu terus berbicara hingga lawan bicaranya yang terkekeh karena merasa gemas.
" Tunggu sebentar lagi, baby. "
" Oke, gimana udah dapat laporan mereka? " Menopang dagunya, gadis itu sedikit memperlihatkan belahan dadanya karena kancing bajunya yang sengaja ia buka.
Posisinya gadis itu membuka dua kancing baju seragamnya. Posisi tubuhnya yang di buat se-seksual mungkin, hingga lawan bicaranya yang tak pernah lepas menatapnya.
" Sudah, asik bukan? "
" Ya, sedikit menghibur. " Wajahnya di buat di buat selemas mungkin dan nada bicaranya yang lebih manja.
" Hahaha kamu begitu cantik baby, apalagi saat pakaian mu yang lebih terbuka dari pada itu. "