" Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa, dan kehancuran di balas kehancuran. " Nazea & Nazia.
" Silahkan balas dendam, namun jangan libatkan perasaan. " Shaka & Alfan.
Bagaimana jadinya jika dua orang gadis kembar tenyata memiliki hubungan ra...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di ruangan serba putih itu, seseorang terbaring lemas. Sebuah selang infus yang terpasang di tangannya, kepala yang dibaluti perban, juga selang oksigen yang dipakainya. Dia Shaka, seorang lelaki yang masih belum tersadar dari masa kritisnya. Sejak semalam keadaannya cukup memburuk dan membuat ia harus melewati masa kritisnya.
Di luar sana, Zea menunggunya semalaman. Gadis itu bahkan tidak tertidur sedikitpun dan hanya melihat Shaka dari luar.
" Dengan keluarga pasien? " Seorang dokter bertanya setelah memeriksa keadaan Shaka di dalam.
" Saya keluarganya dok. " Jawab Zea langsung berdiri dari duduknya.
" Bisa ikut keruangan saya? " Menganggukkan kepalanya Zea mengikuti dokter itu dari belakang.
" Apakah orang tuanya ada? "
" Mereka sedang di luar negeri. "
" Lalu kamu ini siapanya? "
" Saya is-istrinya dok. "
" Istri? " Dokter itu tampak kebingungan mendengar jawaban Zea.
Zea mengangguk dan menjawab," Perjodohan."
Dokter bernama Syafa itu tersenyum menatap Zea. Lalu setelahnya ia menjelaskan mengenai kondisi Shaka saat ini.
" Baik saya jelaskan pada kamu saja Nazea. Ada satu kabar baik dan satu kabar buruk. Kabar baiknya keadaan pasien sudah mulai membaik, dia juga sudah melewati masa kritisnya. Namun kabar buruknya pasien harus mengalami hilang ingatan atau amnesia. Kejadian kecelakaan itu membuat pasien mengalami benturan keras di kepalanya dan membuatnya harus mengalami ini semua." Dokter Syafa menjelaskan semuanya dan Zea hanya diam.
" Berapa lama ingatannya bisa kembali? "
" Untuk itu saya tidak bisa pastikan, mungkin bisa beberapa minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. "
" Sebentar lagi pasien akan dipindahkan ke ruang rawat. " Lanjut dokter Syafa.
" VVIP dok. " Ucap Zea yang di angguki dokter Syafa.
☆
Dikediaman Zia, sepasang pasutri itu baru saja pulang dari pesantren. Nampak dari segala pakaian yang mereka kenakan begitu tertutup. Alfan membawa dua koper sekaligus. Sedangkan Zia hanya membawa beberapa barangnya saja. Katanya Zia si " Lu kan cowok harusnya bawain barang yang berat-berat dong, masa harus gue."
Langkah Zia terhenti kala suara deringan ponselnya terdengar.
" Iya kenapa Ze?" Yang menelponnya saat ini adalah Zea kembarannya.