" Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa, dan kehancuran di balas kehancuran. " Nazea & Nazia.
" Silahkan balas dendam, namun jangan libatkan perasaan. " Shaka & Alfan.
Bagaimana jadinya jika dua orang gadis kembar tenyata memiliki hubungan ra...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di ranjang rumah sakit, seorang lelaki tengah terduduk diam memainkan ponselnya. Sejak kemarin malam dirinya hanya seorang diri di ruangan ini. Bosan, itulah yang dirinya rasakan. Entah kemana gadisnya pergi hingga tak kembali ke sini. Wajahnya semakin terlihat kesal dan bibirnya yang mulai melengkung ke bawah. Ia membanting ponselnya lalu mengacak-acak rambutnya prustasi.
" Sa gue bawa maka--" Ucapan seseorang terpotong kala Shaka yang lebih dulu menyahut.
" Masih inget jalan ke sini? " Serobot Shaka yang langsung mengucapakan kalimat tersebut.
" Inget, lu kira gue pikun?! " Sewot Zea saat menerima pertanyaan konyol dari Shaka.
" Hmm. "
" APA?! "
" Berisik, gue mau tidur. " Gumam Shaka yang langsung merebahkan dirinya dan membelakangi Zea.
Mengerutkan keningnya bingung, Zea melangkah mendekati Shaka. Ia juga mengambil ponsel lelaki itu yang sudah tergeletak di lantai. Sebenarnya Zea sedikit bingung dengan sikap Shaka akhir-akhir ini. Setelah ingatannya hilang Shaka bersikap normal bahkan dirinya tidak menunjukkan sikap dinginnya dulu.
" Kenapa? " tanya Zea setelah membereskan makanan untuk Shaka.
" Sa! SHAKA! " Zea berteriak saat tak mendapatkan jawaban apapun dari lelaki itu.
" Sariawan ya lu? " tanya Zea sekali lagi yang masih tidak peka dengan tingkah Shaka.
Tolong ingatkan Zea bahwa Shaka sedang merajuk padanya.
Bukannya menjawab pertanyaan Zea. Shaka justru bangkit dari tidurnya dan ingin berjalan keluar ruangan.
" Ehh! mau kemana lu? " ucap Zea menahan Shaka yang hendak keluar dengan selang infus yang masih menempel.
" Gue bosen. "
Zea menghela nafas mungkin ia baru sadar sekarang bahwa Shaka merajuk padanya.
" Kenapa ga bilang kalo bosen? tunggu sebentar gue ambilin kursi roda buat lu. " Tanpa menunggu jawaban Zea keluar mencari kursi roda untuk Shaka.
Tak lama Zea masuk kembali dengan kursi roda yang dia dorong. Ia membantu Shaka untuk duduk di sana. Tadinya Shaka sempat menolak, namun Zea tetap memaksanya karena kaki Shaka yang masih cedera.