29

556 55 9
                                    

Seorang gadis cantik sedang tertidur pulas bagaikan putri tidur. Menunggu sang pangeran datang dan membangunkan nya.

Namun pangeran yang seharusnya membangunkan nya dari tidur panjang itu malah menjadi alasan ia tertidur.

Sang pangeran mendatangi sang putri dalam mimpinya menyebabkan sang putri menolak sadar untuk menghadapi realita dan ingin terus hidup dialam mimpi.

Namun, semesta tidak membiarkan hal itu terjadi. Berbagai gangguan seolah sihir jahat dari penyihir yang membencinya pada akhirnya berhasil menyadarkan nya dari alam mimpi.

Mulai dari sinar matahari yang menyelinap dari celah gorden, bunyi alarm suara sang husbu yang berdering, sampai celotehan sang pelayan yang menggantikan sang ibu.

Dimanapun ia berada tidak akan bisa terhindar dari mulut tajam ibu-ibu.

"Nona, ini sudah siang. Kekasih anda tidak akan mau bertemu jika pacarnya bau karena tidak mandi dan terlambat kesekolah" Cara membangunkan yang ramah dari Nina.

Padahal dia itu masih tergolong muda dan belum menikah, memang calon ibu.

"Shit, tidak bisakah kau membangunkan ku dengan cara yang lebih halus Nina?" Tanya sang nona sembari mengucek-ngucek matanya. Ia harus berpisah dengan sang pangeran tapi bisa bertemu lagi disekolah nanti.

"Cara membangunkan anda itu memang harus dikasarin, anda tidak akan mau bangun jika saya menggunakan cara halus."

"Baiklah-baiklah," Tidak mau terus berdebat dengan pembantunya itu nona muda keluarga terpandang itu mengalah dan berjalan menuju kamar mandi.

Nina hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah nona mudanya. "Padahal umurnya sudah 16 tahun, mau sampai kapan ia bertingkah seperti anak-anak?"

Masa kecil kurang bahagia, wajar ia ingin menjadi bochil kembali.

.
.
.

(Name) menikmati hembusan angin yang menyapu wajahnya, ia mengeluarkan sedikit kepalanya dari kaca jendela untuk menikmati udara pagi yang terhindar dari asap polusi kendaraan.

Setibanya ia disekolah sebelum memasuki kelasnya ia melihat punggung seseorang yang sangat ia kenali yang mendatangi mimpinya semalam. Langsung saja ia percepat langkahnya untuk menghampiri sang pangeran.

"Ohayou ketua" Sapanya, hanya sedikit orang yang berlalu-lalang dilorong karena masih pagi dan tidaklah aneh apabila sekertaris osis kita ini menyapa ketua nya.

"Ohayou" Jawab Sae terasa lebih dingin dari biasanya

Si gadis bingung

"Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan ketua?" (Name) itu gadis yang peka, sekalipun tidak pernah dekat dengan laki-laki bahkan berpacaran baik dikehidupan ini maupun kehidupan sebelumnya, dengan melihat orang lain yang berpacaran dan mengamati interaksi mereka serta menonton anime, dan membaca novel dan komik ia sudah paham.

Sae tidak menjawab

(Name) tidak ingin hubungan mereka seperti ini pun tidak membiarkan dan terus mengikuti langkah Sae tanpa menuju kelasnya

(Name) memakan umpan Sae dan terpancing. Ia terus mengikuti Sae hingga tiba diruangan ketua osis.

Sang pria langsung mendorong tubuh sang gadis ke pintu dan menahan pergerakan nya setelah mengunci pintu itu.

"Ada apa?" Tanya (Name) berusaha tenang berada dibawah kungkungan Sae. Kedua tangannya ditahan diatas kepala oleh sebelah tangan Sae dengan tangan sebelahnya digunakan untuk mengangkat sedikit kaki si gadis sementara kaki jenjangnya digunakan untuk membatasi pergerakan sebelah kaki yang digunakan oleh (Name) sebagai tumpuan berat badannya. Sorotnya memandang dingin iris Ruby (Name)

NPC novel BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang