30

595 54 10
                                    

Cimol Emo

"Nanti kita belajar bareng nya di balkon kamarnya Nii-chan, disana pemandangannya paling bagus"

(Name) membaca pesan yang dikirimkan oleh Rin beberapa waktu lalu, ia bertanya-tanya mengapa Rin mengajak nya belajar di ruangan yang menjadi privasi seseorang seperti ini. Namun ia berpikir mungkin Sae yang meminta mereka, mungkin dia kesepian belajar sendiri diruang tamu, mungkin mereka ingin membuat suasana belajarnya dirumah Itoshi terasa nyaman, dan pikiran positif lainnya.

Setelah berganti pakaian ia langsung turun menuju basement untuk mengambil motornya

Inilah yang tidak ia sukai dari menjadi perwakilan sekolah ini, setelah pulang sekolah pukul 03 siang dia langsung belajar mandiri, ingin bersantai saja ia tidak bisa mengabaikan harapan orang-orang padanya meskipun ia tidak mengincar juara pertama. Bahkan ia tidak bisa beristirahat sejenak, sekolah, belajar untuk olimpiade, mengatur rencana, tidur, lalu begitu seterusnya. Hal-hal melelahkan yang terus terulang keesokan harinya.

(Name) mengenakan kaos putih polos dengan kemeja kotak-kotak yang tidak dikancingkan, kemudian menggunakan rok hitam selutut dan celana pendek berbahan leging seperti sebelumnya. Ia mencoba membuat style tomboy nya menjadi lebih feminim dengan menggunakan rok

(Untuk warna kemeja nya sesuaikan dengan selera kalian, kalo Bosu bayanginnya warna ijo agak mirip warna rambutnya Rin)

Hanya memerlukan waktu 10 menit (Name) tiba di kediaman Itoshi karena sekarang bukanlah jam-jam pulang kantor dan jalanan tidak macet yang menyebabkan ia bisa mengebut dan menyalip kendaraan lain sepuasnya.

"Saya akan mengantarkan nona menuju kamar tuan muda pertama" Ucap pembantu itu sopan, mungkin para pelayan disini sudah diberitahukan untuk langsung mengantar nya menuju kamar Sae begitu tiba. Pikir gadis itu. *Kalau begitu aku beri tahu saja Rin saat aku sudah sampai dikamar kakaknya*

Pembantu itu pergi meninggalkan si gadis di ambang pintu, tangannya terangkat untuk mengetuk pintu berbahan kayu itu hingga perlahan pintu itu terbuka dan tanpa aba-aba tangannya ditarik kedalam kemudian ia dihempaskan ke ranjang. Kedua tangannya ditahan diatas kepala oleh pemuda berambut coklat kemerahan yang kini berada diatasnya, ia tidak menyangka tanpa persiapan apapun tubuhnya ditarik lalu dijatuhkan ke ranjang bahkan saat pintu kamar belum terbuka sepenuhnya.

*Entah mengapa rasanya aku sering sekali mengalami kejadian seperti ini belakangan*

Tanpa aba-aba Sae mendaratkan bibirnya dibibir gadis yang berstatus kekasihnya itu hingga menyebabkan sang korban membulatkan matanya, nyaris saja matanya seperti hendak melompat keluar.

19 tahun ia hidup di dunia, ia tidak pernah mengalami kejadian seperti ini, tidak pernah berpacaran atau menjalin hubungan dengan lelaki manapun namun kini ciuman pertama nya direnggut oleh sang karakter fiksi yang ajaibnya sekarang nyata atau mungkin ia yang menjadi tidak nyata.

Pria itu menciumnya dengan membabi buta, tidak ada kelembutan didalamnya, bahkan bibirnya lecet saking kasarnya pria itu menciumnya. "Tu-tunggu!" Ucapnya disela-sela ciuman, dengan bersusah payah tangan yang akhirnya terlepas digunakan untuk mendorong tubuh sang kekasih, akhirnya pangutan itu terlepas. (Name) dapat melihat tatapan dingin iris emerald itu seolah dapat menembus jiwanya, namun Sae kembali menerjangnya tanpa memedulikan si gadis yang kesusahan mengimbangi permainan lidah sang pria.

Suasana semakin panas, bahkan kini bibir kekasihnya turun ke leher si gadis, menyesap bahkan menggigit leher jenjang itu dengan kuat. Kedua tangan gemetarnya terangkat mencengkram surai Sae dan menyentuh bahu lebarnya "Biarkan aku bernapas  du-" Sae tidak mempedulikan, bahkan kini tangannya menyelinap dibalik kaos putih (Name) dan membelai perut rata gadis itu. Tangan (Name) spontan menahan tangan pemuda itu "Ada apa?" Tanya gadis itu pelan dengan napas yang terengah-enggah setelah Sae menghentikan kegiatannya dan menatapnya

NPC novel BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang